Kunci Jawaban
Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka, Indahnya Beragama Secara Moderat
Inilah rangkuman materi PAI kelas 8 SMP semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka, Inspirasi Al-Quran: Indahnya Beragama Secara Moderat.
Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
SRIPOKU.COM - Artikel berikut menyajikan rangkuman materi Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 8 SMP semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka.
Di buku PAI kelas 8 SMP semester 2 Kurikulum Merdeka, terdapat materi pembelajaran BAB 6 yaitu Inspirasi Al-Quran: Indahnya Beragama Secara Moderat.
Rangkuman materi PAI kelas 8 SMP semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka ini dapat digunakan siswa untuk belajar di rumah.
Dikutip dari YouTube Zona Belajar Cerdas, simak serta pelajarilah dengan baik rangkuman materi sebagai berikut.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 SMP Halaman 139 Kurikulum Merdeka, Section 3 Worksheet 3.4
Bacaan Nun Mati atau Tanwin
Bacaan Nun Mati atau Tanwin Nun mati adalah huruf nun dengan harakat sukun. Nun mati tidak bisa dibunyikan kecuali diawali huruf lain. Sementara tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir kata benda (al-ism) yang terlihat apabila dibaca bersambung dengan huruf berikutnya dan hilang ketika dibaca waqaf (berhenti). Tanwin pada dasarnya juga huruf nun mati, tapi dalam bahasa tulis diganti dengan tanwin. Sedangkan jika dibunyikan, fungsinya sama dengan huruf nun mati.
Ada empat hukum bacaan, jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiah. Hukum bacaan itu adalah izhar, izgam, iqlab, dan ikhfa.
1) Izhar
Izhar berarti jelas, terang, dan tampak. Nun mati atau tanwin dibaca izhar apabila bertemu dengan huruf halqi, yang berjumlah enam huruf, yaitu hamzah, ha, ain, gain, ha, dan kha. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu di antara huruf ini, maka nun mati atau tanwin itu dibaca jelas. Dengan enam huruf halqi, ini, bacaan ini juga bisa disebut izhar halqi.
2) Idgam
Idgam berarti memasukkan sesuatu pada sesuatu. Nun mati atau tanwin dibaca idgam apabila bertemu dengan huruf-huruf idgam yang berjumlah enam huruf, yaitu ya, nun, mim, waw, lam , dan ra. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idgam, maka huruf nun atau tanwin itu dimasukkan ke dalam huruf- huruf idgam. Sebagian dari huruf-huruf ini ada yang dibaca dengung (gunnah), yaitu ya, nun, mim, waw. Hukum bacaannya disebut dengan idgam bi gunnah. Huruf nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf-huruf ini dimasukkan ke dalamnya disertai dengung. Namun bacaan idgam bi gunnah memiliki syarat, yaitu apabila terjadi di dua kata. Jika terjadi dalam satu kata maka nun matinya dibaca terang. Bacaan terang ini disebut dengan izhar kilmi.
Sebagian huruf-huruf idgam lainnya dibaca tanpa dengung (bi lā gunnah), yaitu lam dan ra. Hukum bacaannya disebut bi lā gunnah. Huruf nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf-huruf ini dimasukkan ke dalamnya disertai dengan dengung.
3) Iqlāb Iqlab berarti mengubah bentuk sesuatu dari asalnya. Nun mati atau tanwin dibaca iqlāb apabila bertemu dengan huruf ba. Cara membaca bacaan iqlāb adalah dengan mengubah nun mati atau tanwin menjadi mim dengan disertai dengung.
4) Ikhfa'
Ikhfa' berarti menutupi atau menyembunyikan. Nun mati atau tanwin dibaca ikhfa' apabila bertemu dengan 15 huruf ikhfa yaitu Ta, Sa, Jim, Dal, Zal, Zai, Sin, Syin, Sad, Dad, Tha, Za, Fa, Qof, dan Kaf. Cara membaca bacaan ikhfa' adalah dengan menyembunyikan huruf nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf-hurus tersebut (dibaca samar).
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 SMP Halaman 138 Kurikulum Merdeka, Section 3 Worksheet 3.3
Bacaan Mim Mati
Apabila ada mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiah, maka ada tiga macam hukum bacaan, yaitu ikhfa' syafawi, idgam mislain, dan izhār syafawi.
1) Ikhfa' syafawi Ikhfa' berarti menutupi atau menyembunyikan, sedangkan syafawi berarti bibir. Disebut ikhfa' syafawi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf ba. Cara membacanya huruf mim mati disembunyikan dengan dibaca samar antara jelas dan berdengung.
2) Idgam mislain Idgam berarti memasukkan, sementara mislain artinya sama. Disebut idgam mislain apabila ada huruf mim mati bertemu dengan sesama huruf mim. Cara membacanya huruf mim pertama dimasukkan ke dalam huruf mim kedua.
3) Izhar syafawi Izhār berarti jelas, terang, dan nampak, sementara syafawi berarti bibir. Disebut dengan bacaan Izhār syafawi apabila ada huruf mim mati bertemu dengan huruf selain ba dan mim. Cara membacanya, huruf mim mati dibaca jelas.
Kata kunci dalam memahami ayat ini terdapat pada kalimat "ummatan wasatan" yang berarti umat pertengahan, dan Allah SWT menyatakan bahwa Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan". Ayat ini menunjukkan bahwa ajaran Islam bersifat wasath (moderat), sehingga umat yang mengamalkan ajaran islam adalah umat moderat.
Dalam Tafsir Lengkap Kemenag pada Qur'an Kemenag in Word ada dua sifat yang digambarkan melekat pada ummatan wasatan.
• Pertama, ummatan wasatan digambarkan sebagai umat yang berlaku adil dengan senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran serta membela yang hak dan melenyapkan yang batil.
• Kedua, ummatan wasatan digambarkan sebagai umat yang berada di posisi tengah antara orang-orang yang mementingkan keduniaan dalam kehidupannya dan orang-orang yang mementingkan akhirat saja.
a. Umat yang adil
Adil memiliki tiga dimensi makna, yakni kesamaan, keseimbangan, dan proporsional. Adil dalam makna kesamaan berarti memberikan perlakuan yang sama dalam menegakkan aturan kepada semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, sosial, ekonomi, maupun politik. Meskipun berbeda agama, status sosial, ekonomi, pilihan politik, bahkan ada ketidaksukaan ataupun ketidakcocokan terhadap seseorang, tidak boleh dijadikan alasan untuk memberikan perlakuan yang berbeda. Semua harus diperlakukan secara sama sesuai ketentuan aturan yang berlaku.
b. Umat yang moderat
Posisi tengah antara mementingkan kepentingan dunia dan akhirat, sebagaimana tafsir Q.S. Al-Baqarah/2:143, dapat diartikan sebagai sikap moderat. Moderat berarti menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Sedangkan ekstrem sendiri berarti sikap yang sangat keras atau fanatik.
Memisahkan sesuatu yang bersifat duniawi atau kebendaan dari agama disebut dengan sekuler. Sedangkan berlebih-lebihan dalam agama dikenal dengan istilah guluw (melampaui batas). Keduanya, baik sekuler ataupun melampaui batas dalam beragama sama-sama berada pada sikap ekstrem. Sikap ini tentunya tidak sesuai dengan semangat ummatan wasatan dalam Q.S. Al-Baqarah/2:143 yang mengajarkan umat Islam untuk mengambil jalan tengah di antara dua kutub ekstrem.
Terkait dengan jalan tengah tersebut, rasulullah saw. juga bersabda sebagai berikut.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Amal seseorang tidak akan pernah menyelamatkannya". Mereka bertanya: "Engkau juga, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Begitu juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya. Maka perbaikilah, tetapi jangan berlebihan, bersegeralah di pagi dan siang hari. Bantulah itu dengan akhir-akhir waktu malam. Berjalanlah pertengahan, berjalanlah pertengahan agar kalian mencapai tujuan".
Hadis tersebut mengajarkan agar umat Islam tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan amal ibadahnya. Ia harus bisa menyeimbangkan dunia dan akhiratnya. Rasulullah Saw mengajarkan agar bekerja giat di pagi dan siang hari serta beribadah secara khusyuk di akhir waktu malam. Rasululullah juga secara langsung memerintahkan umat Islam agar berjalan di jalan pertengahan dalam mencapai tujuannya. Artinya agar bersikap moderat dalam segala hal.
Siswa yang budiman, adil dan moderat memiliki keterkaitan makna yang sangat erat. Seseorang yang memiliki sifat moderat ia akan berlaku adil. Seorang moderat akan menempatkan urusan dunia dan akhirat secara seimbang dan proporsional. Sepenting apapun urusan dunia, ia tidak akan melupakan akhirat. Sebaliknya, sekuat apapun keyakinan terhadap agama tidak akan menyebabkan ia melupakan tanggung jawab dunianya.
Demikian halnya dengan perilaku adil. Orang bisa berlaku adil apabila ia memiliki sikap moderat. Seorang moderat akan tetap berlaku adil terhadap siapapun meskipun memiliki pandangan yang berbeda dengan mereka. Misalnya seorang peserta didik yang tetap menjaga pertemanan dan silaturrahmi dengan teman-temannya yang berbeda agama ataupun berbeda cara menjalankan agamanya.
Berawal dari sikap moderat dan perilaku adil inilah akan muncul toleransi antar sesama. Sikap moderat akan melahirkan sikap saling menghargai perbedaan di antara sesama. Seorang yang moderat akan tetap memberikan penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya. Baik perbedaan pandangan, suku, agama, ras, maupun golongan.
Sejarah Pancasila dan sikap moderat para pemimpin umat Islam
Siswa yang budiman, pada waktu Pancasila sedang didiskusikan di Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), negara-negara di dunia berada pada dua titik ekstrem. Sebagian negara menganut paham sekuler seperti negara-negara Barat. Mereka memisahkan urusan agama dengan negara. Sebagian lainnya menjadikan agama sebagai dasar negara seperti beberapa negara di Timur Tengah. Mereka memandang bahwa agama mengatur semua urusan negara.
Tarik menarik itu pun terjadi di BPUPKI. Para pemimpin yang mewakili umat Islam, menginginkan agar Islam dijadikan sebagai dasar negara. Alasannya dikarenakan mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam. Selain itu Islam sebagai dasar negara juga sudah dipraktikkan dalam kerajaan kerajaan Islam di Indonesia. Namun sebagian menginginkan agar Indonesia didirikan sebagai negara sekuler yang tidak berdasarkan pada agama.
Di tengah tarik menarik dua kutub ekstrem itu, Piagam Jakarta ditawarkan sebagai jalan tengah. Jalan tengah itu adalah dengan menempatkan kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya" pada poin pertama Piagam Jakarta. Dengan poin tersebut Indonesia bukanlah sebuah negara sekuler, bukan pula negara agama. Melainkan negara kebangsaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pemimpin umat Islam saat itu menyepakati jalan tengah yang dirumuskan bersama dengan elemen bangsa yang lain. Para pemimpin umat Islam menyadari bahwa Islam mengajarkan sikap moderat dalam beragama. Karena itulah mereka menyepakati Piagam Jakarta yang menawarkan jalan tengah sebagai dasar negara. Bukan sekularisme yang memisahkan agama dengan negara, bukan pula berbentuk negara agama.
Poin-poin Piagam Jakarta kemudian dimasukkan dalam pembukaan UUD 1945 yang dibacakan pada waktu proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Namun sore hari setelah proklamasi kemerdekaan, ada aspirasi dari wilayah timur Indonesia, khususnya dari masyarakat Protestan dan katolik, yang merasa keberatan dengan kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dalam Pembukaan UUD 1945. Aspirasi itu disampaikan oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta kepada para pemimpin umat Islam, yaitu Ki Bagoes Hadikoesumo, Wachid Hasyim, Kasman Singodimedjo, dan Teuku Hasan.
Demi persatuan bangsa Indonesia yang baru saja diproklamirkan, para pemimpin umat Islam itu pun menyetujui aspirasi itu. Tujuh kata yang dipersoalkan oleh masyarakat Protestan dan Katolik di wilayah timur Indonesia itu pun diganti menjadi "Yang Maha Esa" sehingga berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.
Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.
kunci jawaban
rangkuman materi
PAI kelas 8 SMP semester 2
Kurikulum Merdeka
Inspirasi Al-Quran: Indahnya Beragama Secara Moder
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sripoku.com
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 107 Kurikulum Merdeka Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 105 Kurikulum Merdeka Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
23 Soal Ulangan IPAS Kelas 4 SD, Kunci Jawaban Latihan Kurikulum Merdeka, Bab 7 Kebutuhan Manusia |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Matematika Kelas 9 SMP Halaman 75 Kurikulum Merdeka, Ayo Mencoba 2.9, Gambar 2.31 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 100 Kurikulum Merdeka Latihan Aktivitas 3.11 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.