Dokter Koas di Palembang Dianiaya

Sosok Mahasiswi Pemicu Dokter Koas Dipukuli, Dijuluki Anak Mama, Punya Ortu Pejabat dan Pengusaha

Dalam tagar tersebut, tersemat julukan yang diduga untuk Lady yakni julukan anak mama.

Editor: Fadhila Rahma
Kolase/Sripoku.com
Sosok Mahasiswi Pemicu Dokter Koas Dipukuli, Dijuluki Anak Mama, Punya Ortu Pejabat dan Pengusaha 

SRIPOKU.COM - Tagar Anak Mama muncul setelah video dokter koas dianiaya di salah satu cafe Demang Lebar Daun di Palembang.

Buntut pemukulan itu membuat dokter koas harus dirawat di RS Bhayangkara lantaran luka lebam dan memar di bagian wajah kirinya.

Belakangan terungkap jika mahasiswi Fakultas Kedokteran itu merupakan anak seorang pejabat dan pengusaha.

Diberitakan sebelumnya mahasiswi yang diduga bernama Lady Aurellia itu disebut-sebut jadi penyebab dokter koas Lutfi dianiaya oleh sopir Lady.

Baca juga: Alasan Ortu LAP Minta Ganti Jadwal Akhir Tahun Berujung Aniaya Koas, Diduga Mau Liburan ke Eropa

Rekaman video viral di media sosial video seorang diduga dokter koas Fakultas Kedokteran Unsri dipukul dianiaya seorang pria berkaos merah. - Berikut kondisi terbaru dokter koas yang dianiaya.
Rekaman video viral di media sosial video seorang diduga dokter koas Fakultas Kedokteran Unsri dipukul dianiaya seorang pria berkaos merah. - Berikut kondisi terbaru dokter koas yang dianiaya. (Kolase Sripoku.com/Instagram)


Pemicu sopir keluarga Lady memukuli Lutfi adalah karena tidak terima pembagian jadwal jaga koas.

Lady disinyalir tidak terima dengan pembagian jadwal jaga koas di rumah sakit yang telah diatur Lutfi.

Padahal Lutfi adalah ketua stase mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang.

"Korban ketua stase anak. Sudah 3 kali ganti jadwal jaga karena budak ini (Lady) tidak pernah puas selalu ngomong tidak adil padahal teman-teman sudah setuju," isi chat kronologi yang beredar di linimasa.

Tak terima dengan jadwal jaga koas, Lady diisukan mengadukan hal itu ke orang tuanya.

Langsung bertindak, ibunda Lady pun mengajak dokter koas Lutfi untuk bertemu dan membincangkan soal jadwal jaga koas tersebut.

Namun tak disangka, pertemuan itu berakhir ricuh.

"Wong 3 ini (korban dan dua dokter koas lain) ini diam khusyuk dengarkan celotehan mak Lady tapi dianggap tidak respon. Si driver mak Lady mulai tidak senang, sudah mulai menarik baju Lutfi dan 1 teman koas perempuan dan akhirnya emosi si driver, terus terjadilah seperti yang di video," isi chat kronologi.

Akibat insiden penganiayaan tersebut, dokter koas Lutfi harus dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

Lutfi mengalami luka memar di wajahnya akibat dipukuli sopir Lady.


Sosok pemicu dokter koas dipukuli

Atas kasus tersebut, dosen sekaligus dokter bedah dr Hendra Cipta pun mengurai keprihatinannya.

dr Hendra Cipta tak terima muridnya yakni Lutfi dianiaya perkara jadwal jaga koas.

Menurut dr Hendra Cipta, tindakan yang dilakukan diduga oleh sopir dan ibunda Lady itu adalah aksi sok jago yang tak patut dicontoh.

"Kasian muridku, walau aku bukan dosen tetap FK Unsri. Hatiku tercabik-cabik ada muridku dipukuli orang lain. Murid ini mau jadi dokter, bukan mau jadi petarung MMA. Mudah-mudahan keadilan akan segera diberikan. Negeri ini gak ada tempat untuk orang-orang sok jago menggunakan kekerasan apalagi di depan umum," tulis dr Hendra Cipta dalam postingannya.

Karenanya, dr Hendra Cipta menggaungkan tagar guna meminta keadilan untuk dokter koas Lutfi.

Dalam tagar tersebut, tersemat julukan yang diduga untuk Lady yakni julukan anak mama.

"Kita berduka we stand with you doc! premanisme bukan cara kita, mahasiswa kedokteran #anak mama. Bertempur demi masa depan, bukan libur untuk sorotan," tulis dr Hendra dalam postingan Instagram-nya.

Kasus yang telah viral hingga jadi trending di Twitter itu membuat sosok keluarga Lady dikuliti.

Akun bernama ceocemical di Twitter membongkar sosok keluarga Lady yang jadi pemicu Lutfi dipukuli.

Diduga Lady memiliki orang tua pejabat dan bukan sosok sembarangan.

Sosok mahasiswi yang jadi pemicu dokter koas dipukuli gara-gara jadwal jaga akhir tahun. Sang mahasiswi bernama Lady Aurellia itu dijuluki anak mama dan ayahnya pejabat. (kolase Twitter)
Sosok mahasiswi yang jadi pemicu dokter koas dipukuli gara-gara jadwal jaga akhir tahun. Sang mahasiswi bernama Lady Aurellia itu dijuluki anak mama dan ayahnya pejabat. (kolase Twitter) ()

"Nih lengkapnya ya netizen gausah tanya kenapa berani gini, maklum bapaknya Dedy Mandarsyah (Kepala BPJN Kalbar), istrinya Sri Meilina terkenal karena punya galeri batik tenun di Palembang," tulis akun tersebut.

Terkait sosok orang tua Lady, dr Hendra Cipta sempat mengurai fakta mengejutkan.

Berdasarkan cerita kakak korban yakni Audi, pelaku belum minta maaf kepada dokter koas Lutfi.

Bukannya minta maaf, pelaku malah meminta damai.

"Pelaku lah minta maaf?" tanya dr Hendra.

"Saat ini belum. Yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai," kata Audi.

Belakangan terbongkar pemicu keluarga LAP aniaya dokter koas tersebut ternyata diduga hendak pergi berlibur ke Eropa.

Pihak LAP keberatan saat diatur jadwal piket libur natal dan tahun baru tersebut.

Diakui keluarga, pelaku yang melakukan pemukulan mendatangi korban yang bernama Lutfhi ke rumah sakit saat sedang dirawat.

Keluarga korban menjelaskan bahwa ibu pelaku meminta jalur damai.

"Saat ini belum (minta maaf), yang ada malah ibu pelaku datang ke RS Bhayangkara hanya minta supaya jalur damai," jelas kakak korban.

Sementara itu keluarga korban berterimakasih kepada dosen yang memviralkan kejadian tersebut.

"Saya sedih sekali, disitu posisi adik saya sama sekali tidak ada melawan pukul balik, karena lagi pakai atribut koas dan alamamater kampus," tutur Audi, kakak korban.


Sementara itu, kasus tersebut telah dilaporkan oleh Lutfi dan keluarganya ke Polda Sumsel.

Pihak kampus yakni Universitas Sriwijaya pun membentuk tim investigasi guna mengusut kasus tersebut.

"Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami. Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan dilingkungan kampus maupun di luar kampus," ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dr Syarif Husin.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved