Opini

Mimbar Jumat: Guru Sebagai Pewaris Nabi

Dalam pandangan Islam, kedudukan guru menempati posisi yang sangat penting sebagai penunjuk jalan dalam menuntut ilmu

|
Editor: adi kurniawan
Handout
Ilustrasi -- Guru SD Negeri 42 Palembang Siti Olisa, S.Pd. Gr, dalam pandangan Islam, kedudukan guru menempati posisi yang sangat penting sebagai penunjuk jalan dalam menuntut ilmu 

Hadits Riwayat Ibnu Majah tersebut menegaskan bahwa ulama atau guru merupakan pewaris para nabi. Muhammad Nafi mengemukakan pada buku Pendidik dalam Konsepsi Imam Al-Ghazali, bahwa guru merupakan spiritual father bagi seorang murid yang memberinya santapan jiwa serta rohani melalui ilmu dan pendidikan akhlak.

Pendidik (Guru) dalam ajaran agama Islam kedudukannya sangat dihargai. Sabda Rasulullah SAW: “Tinta para ulama lebih tinggi nilainya dari pada darah para syuhada.” (H.R. Abu Daud & Tirmidzi). Sabda Rasul ini semakin menggambarkan betapa tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (pendidik).

Hal ini beralasan karena dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada pada alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah SWT.
 
Amanah dan Tanggung Jawab Guru

Seorang guru dipandang mulia karena berilmu pengetahuan dan sangat dihargai kedudukannya dalam Islam. Seorang guru juga memiliki derajat yang tinggi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat nantinya.

Derajat kedudukan guru dalam pandangan Islam diterangkan dalam Al-Qur'an, salah satunya termaktub dalam surah Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT berfirman,

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Sosok guru menurut Islam akan mendapatkan pahala yang terus mengalir selagi ilmu yang ia berikan senantiasa dimanfaatkan oleh murid-muridnya. Sebab, ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya.

Mengutip dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Tingginya kedudukan guru dalam Islam tidak bisa dilepaskan dari pandangan bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT.

Sebagaimana pengakuan malaikat kepada Allah yang diabadikan dalam surah Al-Baqarah ayat 32:

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَأَعِلْمَ لَنا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الحَكِيمُ

Artinya: "Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana."

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved