Pilkada Sumsel 2024
HDCU Unggul Telak di Pilkada Sumsel, Pengamat: Parpol Tidak All-out, Suara Parpol Tidak Linier
Keunggulan telak pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru- Cik Ujang (HDCU)
Penulis: Arief Basuki | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG, -- Keunggulan telak pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru- Cik Ujang (HDCU), di Pemilihan Gubernur Sumsel 2024 hasil Quickcount atau hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) menjadi pertanyaan kerja partai politik (parpol) yang ada.
Pasalnya, suara HDCU yang diusung partai NasDem, Demokrat, PKS, Perindo, PBB dan PSI memimpin jauh dibanding rival lainnya, terkhusus pasangan Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (MATAHATI) yang diusung partai Gerindra, Golkar, PAN, PKB, PPP, PKN dan sejumlah partai non seat di DPRD Sumsel yang hanya meraih suara sekitar 12 persenan saja.
Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr M Husni Tamrin menilai, tidak efektifnya suara bagi pasangan MATAHATI dikarenakan hampir pada semua calon dukungan parpol, cenderung tidak all-out.
"Masing-masing paslon lebih banyak mengandalkan pada tim suksesnya (Timses) masing-masing, yang tidak serta merta mencerminkan representasi parpol, termasuk manajemen dukungan parpol," kata Husni, Rabu (27/11/2024).
Sehingga dengan begitu dikatakan Husni, suara parpol tidak linier dengan perolehan suara pasangan calon yang ada, setidaknya terlihat dari hasil quickcount hari ini.
"HDCU yang hanya didukung 32,72 persen suara parpol, malah berhasil mendulang suara pemilih lebih dari 72 persen," paparnya.
Sedangkan pasangan Eddy Santana Putra- Riezky Aprilia (ERA) yang relatif datang belakangan, dan hanya didukung oleh PDIP atau ekuivalen dengan 10,97 persen suara parpol malah mampu menempati posisi kedua, dengan perolehan suara hasil quickcount sekitar 14 persen.
Sebaliknya, pasangan MATAHATI yang didukung oleh 55,48 persen suara parpol, malah jeblok dan menurut hasil quickcount berada pada peringkat terakhir, dengan perolehan suara hasil quickcount sekitar 12 persenan.
"Berarti memang tidak ada linieritas antara suara parpol pendukung, dengan suara yang berhasil diraih.
Dalam hal pasangan MATAHATI, ada ketidakefektifan strategi kampanye, sehingga modal awal yang sangat besar berupa suara yang diraih oleh parpol pendukung, tersia-siakan, " paparnya.
Ditambahkan Husni, strategi kampanye total dan banyak diwarnai dengan deklarasi, ternyata tidak cukup mampu meraih simpati masyarakat selama ini, dan ini sudah terbukti.
"Karena dari beberapa hasil survei dan juga dikonfirmasi hasil quickcount hari ini, terlihat bahwa variabel penting yang menentukan kemenangan adalah popularitas calon, loyalitas pendukung di daerah basis, dan dipersepsi oleh pemilih sebagai calon yang dekat dengan rakyat, serta ketepatan strategi kampanye, " pungkasnya.
Sebelumnya, hasil quickcount dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk Pilgub Sumsel, menunjukkan keunggulan pasangan HDCU, dengan meraih 73,39 persen, pasangan Eddy Santana Putra- Riezky Aprilia (ERA) 14,04 persen dan pasangan Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (Matahati) 12,58 persen, dari suara yang masuk 81,4 persen.
Pelantikan 17 Kepala Daerah se-Sumsel Digelar 20 Februari 2025, Empat Lawang Lanjut di MK |
![]() |
---|
8 Kepala Daerah di Sumsel Segera Dilantik Usai MK Menolak Gugatan PHPU, Ada Ratu Dewa-Prima Salam |
![]() |
---|
Dari 11 Perkara PHPU di Sumsel, Hanya 1 yang Lanjut ke Pembuktian di MK |
![]() |
---|
Pelantikan Gubernur Sumsel 20 Februari 2025, Groundbreaking Tanjung Carat Masuk 100 Hari Kerja HDCU |
![]() |
---|
Gugatan Pilkada Sumsel Dinilai Sulit Dikabulkan MK, Pengamat Ungkap 3 Faktor Kunci Menentukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.