Mata Lokal Desa

Desa Karang Manik OKU Timur Salah Satu Desa Perajin Batik Miliki Motif Khas Tersendiri

Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan, merupakan satu desa pengerajin batik yang memiliki motif tersendiri.

Penulis: Choirul OKUT | Editor: tarso romli
sripoku.com/choirul
Perajin Batik Desa Karang Manik OKU Timur. 

Lanjutnya, selama ia membatik ini terdapat beberapa kendala seperti kekurangan modal karena bahan-bahan didatangkan langsung dari Solo.

"Tentunya kami sangat berharap bantu dari tangan pemerintah. Karena Sekar Tandjung Batik ini modal sendiri sehingga tidak dapat menyetok batik," ujarnya.

Kalau yang dibutuhkan ini kain, karena kalau kain banyak stoknya juga bisa banyak.

"Tentunya kalau kain banyak bisa stok batik banyak. Lalu kalau untuk pemasarannya kami melalui sosial media atau bisa memesan langsung ke Sekar Tandjung Batik," bebernya.

Sementara, Kepala Desa Karang Manik, Widiono mengatakan kerajinan tangan batik yang dikelola oleh Sekar Tandjung Batik ini memang dibawah binaannya.

Ia juga menceritakan, awalnya Sekar Tandjung Batik ini tadinya sebenarnya dadakan tidak ada arah untuk membatik.

Namun karena ada orang dari Banyuwangi, Jawa Timur yang ahli batik lalu dibentuk kelompok.

Lalu pada tahun 2021 itu mulai belajar bareng-bareng untuk membatik lalu terbentuklah kelompok Sekar Tandjung Batik ini.

"Selama ini kami dari Pemdes selalu mensupport kelompok Sekar Tandjung Batik ini. Tempo hari pernah dipinjami modal melalui BUMDes namun belum bisa berkembang. Akhirnya kelompok Sekar Tandjung ini berdiri sendiri," ujarnya.

Selaku pembina, ia tentunya terus mensupport keberadaan kelompok Sekar Tandjung ini.

"Kita bareng-bareng, walaupun dengan modal sendiri. Makanya dalam tiga tahun ini perkembangannya tingkatnya masih kecil," ungkapnya.

Ia juga berharap, kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan juga dinas terkait dapat memperhatikan kelompok Sekar Tandjung Batik ini.

"Misal dinas terkait, dapat mendatangkan tutor atau pelatih batik dari jawa atau Solo. Untuk kelompok Sekar Tandjung Batik ini bisa menguasi teknik membatik. Sehingga dapat menjadi lebih baik lagi," harapnya.

Lebih lanjut ia menceritakan, dahulu Kelompok Sekar Tandjung Batik ini merupakan kelompok sosial yang bernama Pedas (Peduli Sesama).

"Terus dari situ kan nama kelompok sosial tidak ada dana, jadi sulit jika harus iuran terus. Lalu akhirnya dibentuklah kelompok ini yang awalnya beranggotakan 15 orang. Tapi dengan seiring sejalan waktu akhirnya berkurang tersisa 7 orang," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved