Mata Lokal Desa

Desa Karang Manik OKU Timur Salah Satu Desa Perajin Batik Miliki Motif Khas Tersendiri

Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan, merupakan satu desa pengerajin batik yang memiliki motif tersendiri.

Penulis: Choirul OKUT | Editor: tarso romli
sripoku.com/choirul
Perajin Batik Desa Karang Manik OKU Timur. 

Lalu selanjutnya yang dilakukan dengan metode pencantingan atau canting adalah metode paling tua dan tradisional.

Alat canting tradisional yang diisi dengan lilin malam panas digunakan untuk menggambar pola di atas kain.

Proses ini merupakan menempelkan lilin malam di kain dengan media canting, pada proses ini motif batik akan mulai terlihat.

Kemudian memberi isian dengan mengisi motif di kain sesuai gambar motif yang sudah digambarkan di tahap pertama. Dimana tahap ini masih menggunakan media canting.

Setelah peroses pencantingan selesai dilanjutkan dengan pembloka warna yaitu proses mewarnai bagian-bagian gambar motif yang terlihat, seperti kembang dan bunga.

Lalu bagian yang dicolet dengan lilin malam, juga dilakukan dengan proses nembok atau menutup dasar kain yang tidak diwarnai.

Selanjutnya dilanjutkan ke proses ngelorod yang merupakan proses terakhir dalam meluruhkan lilin malam dengan air yang mendidih.

Setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.

“Proses pembuatan membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 10 harian. Namun tergantung proses pembuatan batik ini sesuai dengan motif yang dipesan,” bebernya.
Lanjut kata Sujarni, di Sekar Tandjung Batik ini telah membuat motif khas seperti motif Naga Wurung, Motif Padi, motif angkinan dan motif kontempore

Untuk yang sering dipesen oleh masyarakat motif padi, motif angkinan serta motif naga wurung.

"Untuk motif naga wurung ini terinspirasi dari kejadian dulu, dimana dulu masyarakat di Desa Karang Manik ini mayoritas menanam buah naga. Kemudian entah kenapa terjadi gagal panen. Sehingga kami membuat motif dengan nama Naga Wurung," bebernya.

Ia juga menyampaikan, untuk Harga Per lembar selebar 2,50 meter dari Rp 300 sampai Rp 600. Dimana yang membedakan adalah dari kesulitan motifnya.

Karenakan proses pembuatan untuk satu lembar itu kan berbeda-beda  tergantung motif batiknya.

"Untuk batik tulis bisa memakan satu minggu bahkan, batik abstrak kotemporer tiga hari. Karena untuk batik tulis ini perlu menggunakan lilin malam untuk proses desain," ujarnya.

Untuk bahan-bahan seperti kain ini didatangkan langsung dari Solo. "Begitu juga bahan Lilin malam, pewarna, water glass, canting untuk membatik," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved