Mimbar Jumat
Mimbar Jumat: Dakwah di Era Metaverse, Menghadirkan Nuansa Islam Masa Lampau di Zaman Kekinian
Metaverse merupakan alam semesta pasca-realitas dengan lingkungan multi pengguna merupakan gabungan dari realitas fisik dengan virtualitas digital
Pengguna akan mengakses metaverse melalui perangkat realitas virtual seperti headset atau perangkat realitas tertambah (augmented virtual) seperti kacamata pintar.
Mengacu hasil survei terkini menyatakan bahwa saat ini terdapat 400 juta pengguna metaverse di seluruh dunia.
Fenomena metaverse telah menarik perhatian besar di dunia teknologi. Statistik ini dengan jelas menunjukkan popularitas besar inovasi teknologi canggih yang harus dipandang sebagai peluang bagi pengembangan dakwah Islam.
Salah satu karakteristik teknologi metaverse adalah memungkinkan aksesibilitas orang dari berbagai latar belakang dan lokasi untuk mengakses dakwah tanpa batasan geografis.
Ini sangat penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih aktif di platform digital. Kemampuan teknologi ini sangat memungkinkan para aktivis dakwah Islam untuk mengkreasi konten dakwah terutama terkait dengan konten sejarah dan fikih.
Melalui teknologi metaverse ini para audience dapat diajak melihat dengan “nyata” situs-situs sejarah Islam masa lampau. Pengalaman virtual yang dihadirkan secara nyata sangat menimbulkan kesan mendalam bagi para audience.
Virtual experiencies yang ditimbulkan oleh program dakwah menggunakan teknologi metaverse ini benar-benar sangat menyentuh relung jiwa karena efek virtual reality yang sangat nyata.
Selain itu, dakwah menggunakan teknologi metaverse juga mampu menghadirkan nuansa diskusi dan dialog dengan mengkreasi ruang virtual yang digunakan untuk mengadakan forum diskusi, tanya jawab, atau seminar yang melibatkan pemuka agama dan masyarakat.
Ini mendorong keterlibatan dan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama. Bahkan teknologi metaverse ini dapat diintegrasikan dengan teknologi artificial intelligence (AI).
Melalui AI dan analitik data dalam metaverse bisa membantu memahami kebutuhan dan minat audiens, sehingga dakwah bisa lebih relevan dan efektif.
Dari sisi penguatan etika Islam, penggunaan teknologi metaverse menawarkan kelebihan untuk secara akurat memastikan semua konten dan materi dakwah sesuai dengan prinsip dan konsep moralitas dan etika Islam, sehingga dapat diminimalisir kemungkinan konten dakwah yang bertentangan dengan karakteristik etika Islam atau akhlak al-karimah.
Dari sisi outcome para pengguna layanan dakwah virtual dengan teknologi metaverse dapat menindaklanjuti (follow up) semua pengalaman religious yang didapat melalui perjalanan dakwah virtual kepada dunia realitas nyata seperti melakukan kegiatan sosial lainnya sehingga dapat memastikan adanya kesimbangan (balance) antara kehidupan virtual dan kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, dakwah di era metaverse bisa menjadi media yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan positif dan sekaligus dapat memperkuat komunitas.
Secara lebih kreatif, model dakwah Islam menggunakan teknologi metaverse dapat dikembangkan dengan memanfaatkan fitur-fitur interaktif dan immersive yang ditawarkan oleh lingkungan virtual.
Berikut beberapa platform yang dapat digunakan untuk pengembangan dakwah Islam antara lain: Pertama, Platform Manasik Haji Virtual Reality.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.