Tom Lembong Korupsi Impor Gula

Profil Tom Lembong, Masih Tersenyum usai Resmi jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Punya Utang Segini

Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong resmi ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi impor di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada tahun

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma
Youtube
Profil Tom Lembong, Masih Tersenyum usai Resmi jadi Tersangka Korupsi Impor Gula 

SRIPOKU.COM - Belum lama dari masa jabatan Prabowo Subianto, Menteri perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong ditangkap pihak kepolisian.

Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong resmi ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi impor di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada tahun 2015-2016.

Dalam video yang beredar,  Tom Lembong tampak mengenakan rompi merah jambu khas Kejagung.

Dengan tangan terborgol, Tom Lembong berjalan dengan didampingi petugas sejumlah petugas. 

Selain tersenyum, dia hanya mengangguk-anggukkan kepala.

Awak media berupaya melempar beberapa pertanyaan. Tak banyak kata yang keluar dari mulut Tom Lembong.

Kasus yang menimpa Tom Lembong ini sontak menjadi sorotan publik.

Banyak netizen yang kaget atas kasus yang menyeret nama Tom Lembong.

Tidak sedikit pula warganet yang penasaran mengenai sosok Tom Lembong.

Dikutip dari International Institute for Strategic Studies (IISS), Tom Lembong pernah menjabat sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia sejak Juli 2016 hingga Oktober 2019.

Sebelumnya, dia pernah didapuk menjadi Menteri Perdagangan pada Agustus 2015 hingga Juli 2016.

Saat ini dia juga menjabat sebagai penasehat Badan Penanaman Modal Jakarta dan Kebijakan Konsiliensi.

Lembong menerima gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan desain perkotaan dari Universitas Harvard pada tahun 1994. 

Dia memulai karirnya di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte. Ltd pada tahun 1995.

Selanjutnya, dia bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000.

Lembong juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari tahun 2000 hingga 2002 dan bekerja di Farindo Investments dari 2002 hingga 2005.

Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, dia adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.

Karirnya terus berkembang ketika dia menjabat sebagai presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014. 

Tom Lembong terpilih sebagai Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2008.

Dia dianugerahi Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship pada tahun 2017.

Selaini tu, Tom Lembong pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Blitzmegaplex.

Namun, dia memutuskan mengundurkan diri pada 2014 dan membentuk Quvat Capital.

Sebelumnya, Tom Lembong juga masuk dalam struktur tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024.

Dekat dengan Anies Baswedan

Tom Lembong dikenal sebagai orang dekat Anies Baswedan dan sempat menjadi anak buah Jokowi.

Thomas Lembong pernah menjadi Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).

Ia pernah mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya menyesal pernah menjadi bagian dari menteri di pemerintahan Jokowi.

Penyesalan karena strategi dan jurus yang dijalankannya dalam membenahi ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya berhasil.

Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan adalah Pemerintah RI tidak dapat mengatasi kondisi di mana dalam 10 tahun terakhir jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan signifikan.

Selain sebagai menteri, Thomas juga banyak menulis teks pidato Presiden Jokowi.

Salah satu pidato paling dikenal berjudul "Game of Throne" yang disampaikan Jokowi saat pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018.

Dia juga menulis pidato bertajuk "Thanos" yang disampaikan Kepala Negara saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia.

Kedua pidato tersebut juga viral pada saat itu.

Sebelum masuk kabinet, Thomas merupakan pengusaha sekaligus seorang kawakan pengelola dana investasi.

Thomas Lembong merupakan lulusan dari Harvard University pada 1994. 

Ia juga sempat terpilih menjadi Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (WEF) pada 2008 lalu.

Pria yang akrab disapa Tom Lembong ini sempat mengenyam pengalaman bekerja di Deutsche Bank, dan Morgan Stanley.

Kemudian setelah lama berkarier di luar negeri, ia pulang ke Indonesia dan sempat menjabat Division Head dan Senior Vice-President dari Indonesian Bank Restructuring Agency atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Saat itu BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI), yang bertugas untuk rekapitalisasi dan restrukturisasi sektor perbankan Indonesia usai mengalami krisis keuangan pada 1998.

Selepas dari BPPN, ia kemudian bergabung di Farindo Investments. Ia juga tercatat sempat menjabat CEO dan Managing Partner dari perusahaan investasi, yaitu Quvat Capital.

Thomas juga dikaitkan dengan kepemilikan salah satu jaringan bioskop terbesar di Indonesia, PT Graha Layar Prima atau Blitz Megaplex, lantaran dirinya pernah menjabat sebagai presiden komisaris.

Kekayaan Tom Lembong

PENGUMUMAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

(Tanggal Penyampaian/Jenis Laporan - Tahun: 30 April 2020/Khusus - Akhir Menjabat)

BIDANG : EKSEKUTIF

LEMBAGA : KEMENTERIAN INVESTASI/BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

UNIT KERJA : PIMPINAN TERTINGGI

SUB UNIT KERJA : KEPALA LEMBAGA

I. DATA PRIBADI

1. Nama : THOMAS TRIKASIH LEMBONG

2. Jabatan : KEPALA BKPM

3. NHK : 202112

II. DATA HARTA

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. ----

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. ----

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 180.990.000

D. SURAT BERHARGA Rp. 94.527.382.000

E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 2.099.016.322

F. HARTA LAINNYA Rp. 4.766.498.000

Sub Total Rp. 101.573.886.322

III. HUTANG Rp. 86.895.328

IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 101.486.990.994.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved