Opini

Opini: Dampak Negatif Live TikTok Terhadap Jati Diri Bangsa

Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia.

Editor: adi kurniawan
tiktok
TikTok telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia. 

Dampak Negatif Live TikTok Terhadap Jati Diri Bangsa
Oleh: Otoman
Dosen Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Adab & Humaniora UIN Raden Fatah Palembang

SRIPOKU.COM -- Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia.

Platform media sosial berbasis video ini tidak hanya memikat jutaan pengguna dengan konten kreatif dan hiburan yang mudah diakses, tetapi juga mengubah cara berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya.

TikTok pertama kali diluncurkan oleh ByteDance, sebuah perusahaan teknologi asal Tiongkok, pada tahun 2016.

Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video pendek dengan berbagai efek dan musik.

Sejak saat itu, TikTok telah mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama di Indonesia.

Menurut data dari We Are Social dan Hootsuite, pada awal tahun 2024, Indonesia adalah salah satu pasar terbesar untuk TikTok dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan (We Are Social, 2024).

Keberhasilan TikTok di Indonesia dapat diatributkan kepada berbagai faktor. Pertama, TikTok menawarkan format konten yang sangat sesuai dengan preferensi pengguna muda.

Platform ini menyediakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk membuat video pendek yang cepat, menarik, dan mudah dibagikan.

Seperti yang dijelaskan oleh Dhiraj Murthy dalam artikel "TikTok: A New Media Phenomenon" (2023), "TikTok berhasil memadukan hiburan dan keterlibatan sosial dalam satu platform yang menyederhanakan proses pembuatan dan konsumsi konten."

TikTok, sebagai platform media sosial menawarkan berbagai fitur untuk penggunanya, termasuk fitur live streaming. Meskipun TikTok live memberikan kesempatan bagi individu untuk berinteraksi secara langsung dengan audiens, fitur ini juga menghadapi kritik terkait dampak negatifnya terhadap jati diri bangsa, terutama di negara seperti Indonesia dengan budaya dan nilai-nilai yang kaya dan kompleks.

Tulisan ini akan mengeksplorasi bagaimana live TikTok dapat mempengaruhi jati diri bangsa Indonesia secara negatif, dengan fokus pada aspek seperti pergeseran nilai-nilai, pengaruh terhadap identitas budaya, dan dampak sosial yang lebih luas.

Otoman, S.S., M. Hum.
(Dosen Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Fatah Palembang)
Otoman, S.S., M. Hum. (Dosen Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Fatah Palembang) (SRIPOKU.COM/Istimewa)

Pergeseran Nilai-nilai Budaya

1. Erosi Nilai Tradisional

Live TikTok sering kali menampilkan konten yang mengutamakan hiburan dan sensasi, sering kali mengabaikan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai tradisional.

Indonesia, dengan berbagai budaya dan adat istiadat yang beragam, menghadapi tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang telah lama ada ketika konten global yang sering kali bersifat hedonistik atau kontroversial mendominasi.

Menurut Haryanto (2022), "Live TikTok seringkali mempromosikan nilai-nilai yang bertentangan dengan norma-norma budaya lokal, seperti perilaku yang terlalu terbuka atau kontroversial, yang dapat mengancam integritas nilai-nilai tradisional.

"Konten yang viral sering kali mengutamakan hiburan dan popularitas pribadi, yang dapat mengurangi penghargaan terhadap tradisi dan adat istiadat.

2. Pengaruh Negatif Terhadap Generasi Muda

Generasi muda adalah pengguna utama TikTok, dan mereka sering kali terpapar pada berbagai jenis konten yang dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang dunia dan diri mereka sendiri.

Live TikTok sering menampilkan gaya hidup glamor atau perilaku ekstrem yang tidak selalu mencerminkan kenyataan, sehingga dapat menciptakan tekanan untuk meniru gaya hidup tersebut.

Sebagaimana diungkapkan oleh Setiawan (2023), "Paparan konten live TikTok yang sering kali menonjolkan gaya hidup yang tidak realistis dapat menyebabkan tekanan sosial di kalangan remaja untuk mengikuti standar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal.

"Ini dapat mengarah pada pergeseran dalam pandangan diri dan identitas budaya, di mana generasi muda merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan tren yang tidak selaras dengan nilai-nilai lokal.

Dampak Terhadap Identitas Budaya

1. Komodifikasi Budaya Lokal

TikTok live dapat menyebabkan komodifikasi budaya lokal, di mana elemen-elemen budaya dijadikan bahan untuk konten yang mengutamakan viralitas dan popularitas daripada penghormatan terhadap nilai-nilai budaya tersebut.

Misalnya, elemen-elemen tradisional seperti tarian atau musik daerah sering kali dipertontonkan dalam konteks yang kurang sesuai atau malah dieksploitasi untuk tujuan hiburan semata.

Menurut Ahmad (2021), "Komodifikasi budaya lokal melalui platform seperti TikTok dapat merusak keaslian budaya tersebut dan menjadikannya objek konsumsi yang kehilangan makna dan konteks aslinya."

Hal ini dapat mengancam keberlangsungan dan penghargaan terhadap budaya lokal yang sudah ada sejak lama.

2. Hilangnya Jati Diri Nasional

Ketika konten live TikTok yang bersifat global dan hedonistik lebih dominan, ada risiko kehilangan jati diri nasional. Proses globalisasi dan penetrasi budaya asing melalui media sosial dapat membuat masyarakat, terutama generasi muda, lebih terpengaruh oleh nilai-nilai luar yang tidak sesuai dengan budaya nasional.

Seperti yang dijelaskan oleh Yani (2022), "Hilangnya jati diri nasional dapat terjadi ketika masyarakat terlalu banyak terpapar pada konten global yang tidak selaras dengan budaya dan nilai-nilai lokal, mengakibatkan penurunan apresiasi terhadap budaya sendiri."

Ini dapat menyebabkan penurunan rasa kebanggaan terhadap identitas nasional dan budaya lokal.

Dampak Sosial yang Lebih Luas

1. Penyebaran Konten Negatif

Live TikTok dapat menjadi platform untuk penyebaran konten negatif, termasuk ujaran kebencian, hoaks, dan informasi yang menyesatkan. Konten semacam ini tidak hanya merugikan individu tetapi juga dapat mempengaruhi opini publik dan hubungan sosial di masyarakat.

Menurut Sari (2023), "Penyebaran konten negatif melalui live TikTok dapat memperburuk masalah sosial, seperti radikalisasi dan polarisasi masyarakat, yang dapat merusak kohesi sosial dan stabilitas nasional." Konten yang merugikan ini dapat memperburuk perpecahan sosial dan konflik di masyarakat.

2. Pengaruh Terhadap Kesehatan Mental

Paparan terus-menerus terhadap konten live TikTok yang sering kali idealistik atau ekstrem dapat berdampak negatif pada kesehatan mental pengguna.

Tekanan untuk tampil sempurna atau mengikuti tren yang tidak realistis dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan rendah diri.

Sebagaimana dijelaskan oleh Widodo (2023), "Paparan konten yang tidak realistis dan tekanan untuk tampil sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh platform dapat mengganggu kesehatan mental pengguna, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda."

Dampak ini dapat mengarah pada masalah kesehatan mental yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.

Langkah-Langkah Mengatasi Dampak Negatif

Untuk memitigasi dampak negatif live TikTok terhadap jati diri bangsa, beberapa langkah strategis perlu diambil:

  1. Pendidikan Media dan Literasi Digital. Meningkatkan literasi digital dan pendidikan media di kalangan pengguna, terutama generasi muda, untuk memahami dampak dan implikasi dari konten yang mereka konsumsi.
  2. Regulasi dan Pengawasan Konten. Mengembangkan regulasi yang lebih ketat untuk mengawasi dan mengontrol jenis konten yang disebarluaskan melalui platform, serta memastikan bahwa konten yang merugikan atau menyesatkan dapat dihapus.
  3. Promosi Konten Positif. Mendorong dan mempromosikan konten yang positif dan mendukung nilai-nilai budaya lokal, serta memberikan ruang bagi konten yang menghargai dan melestarikan identitas budaya nasional.

Sebagai penutup, Live TikTok membawa berbagai dampak negatif terhadap jati diri bangsa Indonesia, terutama dalam hal pergeseran nilai-nilai budaya, komodifikasi budaya lokal, dan pengaruh sosial yang lebih luas.

Untuk melindungi dan mempertahankan jati diri nasional, penting untuk mengadopsi langkah-langkah yang dapat mengatasi dampak negatif ini, seperti pendidikan media, regulasi konten, dan promosi konten positif.

Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan manfaat teknologi modern sambil menjaga keutuhan dan kekayaan budaya nasional. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved