Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Hanya Satu Pemabuk yang Diizinkan Masuk Surga

Cara berbicara menjadi tidak jelas, wajah semburat, bola mata menjadi merah, koordinasi fisik buruk dan hilang keseimbangan.

Editor: pairat
ISTIMEWA
Ilustrasi: Mimbar Jumat: Hanya Satu Pemabuk yang Diizinkan Masuk Surga 

Sedangkan dampak buruk secara spiritual bagi pelaku mabuk minuman adalah dosa berantai. Yaitu satu dosa yang dapat memicu untuk melakukan dosa-dosa berikutnya. 

Sebagaimana kisah yang mengawali tulisan di atas dan juga kisah viral sepanjang masa yaitu tentang seorang ulama taat beribadah namun pada akhirnya mampu diperdaya oleh Iblis. Sudah bukan rahasia lagi jika iblis tidak akan pernah ridho apabila ada manusia yang melakukan kebaikan.

Saat dia melihat seorang yang taat dan khusyuk dalam beribadah, iblis akan mencari cara untuk menggodanya. Mengawali muslihatnya, iblis yang mengubah wujud menyerupai manusia melaksanakan shalat di belakang ulama dengan sangat khusyuk.

Hingga suatu malam ulama tidak mampu membendung rasa penasarannya. Ia pun bertanya kepada Iblis bagaimana caranya agar shalat bisa begitu khusyuk.

Iblis menjawab dengan membagikan tips yang sebenarnya adalah tipu dayanya. Bahwa shalat yang khusyuk hanya bisa didapatkan setelah melakukan dosa besar. 

Iblis memberikan rekomendasi tiga macam dosa besar yang bisa ia pilih untuk dilakukan. Membunuh, berzina atau menegak minuman keras hingga mabuk.

Singkat cerita dengan penuh pertimbangan ulama memilih mabuk. Dalam pemikirannya mabuk memiliki dampak lebih ringan dan tidak melukai orang lain. Sayangnya ulama salah mengansumsikan.

Setelah minum khamr dan mabuk ternyata dia tidak mendapatkan kekhusyukan ibadah. Malah ulama terjebak dalam nafsu syahwat yang membelenggu pikiran dan perilakunya. Ia melihat wanita penjual minuman keras begitu cantik dan mempesona, sang ulama pun memperkosanya. Jatuhlah ia pada perbuatan dosa besar kedua yaitu zina.

Kemudian saat suami perempuan datang dan marah, ulama pun membunuhnya. Membunuh menjadi dosa ketiga yang ia lakukan. Menyempurnakan tiga dosa besar yang tidak akan mampu dia lakukan dalam sadarnya.

Tipu muslihat Iblis telah berhasil, ulama terperdaya oleh bujuk rayunya sehingga melakukan tiga dosa besar sekaligus dalam keadaan mabuk.  

Mabuk yang menjadi problem sosial berikutnya adalah mabuk cinta. Perasaan cinta terhadap beragam jenis perhiasan dunia berwujud harta, tahta dan wanita. Mabuk cinta dimaknai sebagai suasana hati terlalu mengangungkan satu objek sehingga menguasai pikiran dan mempengaruhi tindakan.

Mabuk karena minuman ataupun mabuk karena sangat cinta menjadikan kondisi seseorang lupa diri, tidak mengetahui apa yang dilakukan dan diucapkan meskipun sesungguhnya secara fisik berjaga, tidak sedang tidur ataupun pingsan.

Secara khusus Abdul Muhsin al Shuri mengatakan cinta merupakan jalan yang penuh bahaya dan jauh dari keselamatan. Karena perasaan cinta seorang menjadi sangat lemah. Seorang raja bisa menjadi hamba. 

Seorang sulthan bisa menjadi budak. Terus-menerus hati larut dalam rasa cinta yang buta, lebih berbahaya daripada seseorang yang melakukan satu dosa kemudian bertaubat.

Ketika menjelaskan bahaya yang diakibatkan mabuk cinta, Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa mencintai sesuatu yang diharamkan dan merindukannya merupakan salah satu penyebab terjadi kesyirikan. Tidak hanya hati yang dapat dilemahkan oleh cinta tetapi juga raga.

Baca juga: Mimbar Jumat: Makna Merdeka dalam Bingkai Iman

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved