Pilkada Sumsel 2024

Siapa Diuntungkan Mundurnya HAPAL di Pilgub Sumsel? LKPI Potret Limpahan Elektabilitas 

mundurnya pasangan HAPAL untuk maju di Pilkada Sumsel, Kamis (15/8/2024) sempat menjadi pertanyaan siapakah yang diuntungkan.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
HANDOUT
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sumsel H Herman Deru - H Cik Ujang (HDCU) yang berpeluang bakal head to head menghadapi H Mawartdi Yahya - Hj RA Anita Noeringhati (MataHati) di Pilgub Sumsel 2024. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pasca Kuasa Hukum Heri Amalindo, Firdaus Hasbullah SH MH menyampaikan mundurnya pasangan Heri Amalindo-Popo Ali (HAPAL) untuk maju di Pilkada Sumsel, Kamis (15/8/2024) sempat menjadi pertanyaan siapakah yang diuntungkan.

Seyogiyanya tadinya diprediksi bakal ada tiga pasang bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumsel bakal maju di Pilkada Sumsel 2024 mendatang.

Namun menjelang pendaftaran paslon ke KPU, dari tiga paslongub Sumsel ini, pasangan HAPAL perahu layarnya yang masih belum cukup dari syarat minimal 20 persen dukungan parpol di DPRD Sumsel.

Duet bupati aktif Dr Ir H Heri Amalindo MM (bupati PALI) dan bupati OKU Selatan H Popo Ali Martopo B.Commerce saat itu baru mengantongi 14 kursi. 

Adapun dukungan pasangan HAPAL yakni dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7 kursi, PAN dengan 6 kursi, dan Hanura (1 kursi) untuk maju Pilkada Sumsel 2024. Artinya masih butuh 1 kursi lagi. Namun belakang pihak Tim HAPAL menunjukkan Surat Tugas dari Ketua Pimnas PKN (Partai Kebangkitan Nasional) Anas Urbaningrum dan Sekjennya Sri Mulyo tertanggal 14 Agustus 2024 sebelum dikeluarkannya rekomendasi dukungan.

Paslon HAPAL saat itu menantikan dua partai yang belum menyerahkan dukungannya. Yakni PKN (1 kursi) yang sinyalnya bakal diraih MataHati, dan PDIP (9 kursi).

Kemudian ada pasangan mantan wakil gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya dengan Dr Hj RA Anita Noeringhati SH MH (MataHati) telah cukup kursi untuk berlayar dengan dukungan Partai Golkar merupakan partai pemenang Pileg di Sumsel 2024 lalu dengan jumlah 12 kursi dan berkoalisi dengan Partai Gerindra pemenang keduanya dengan perolehan 11 kursi, dan partai PPP (2 kursi).

Total 25 kursi dukungan untuk pasangan MataHati ini. Jumlah ini tentunya lebih dari cukup syarat minimal 20 persen jumlah kursi DPRD Sumsel. 

Sementara paslongub lainnya yang sudah lebih dulu memastikan maju yakni HDCU (Herman Deru - Cik Ujang) dengan dukungan Partai Nasdem (10 kursi), Partai Demokrat (8 kursi), PKS (7 kursi), dan Perindo (1 kursi). Total 26 kursi.   

Dukungan (elektabilitas) bakal pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) tetap unggul dari Mawardi Yahya-Anita Noeringhati  (MataHati) meskipun tanpa ikut sertanya Heri Amalindo-Popo Ali Martopo ( HAPAL) pada pilkada serentak yang akan digelar 27 November 2024.

Elektabilitas HDCU masih tetap perkasa dan berjarak (gap) jauh dari pesaingnya kalaupun terjadi head to head  dengan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MataHati).

"Tidak ada pergeseran dan gejolak elektabilitas yang signifikan terhadap HDCU dan MataHati dengan tidak ikut sertanya pasangan HAPAL dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan yang akan digelar tiga bulan lagi," ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto, ST, MT, M.IKOM,Pol.

Bicara data survei, uji simulasi bakal paslon yang diuji tidak ada perubahan yang signifikan terhadap dukungan paslon HDCU dan MataHati apabila paslon HAPAl tidak ikut pilkada. Misalnya, dari trend elektabilitas masing-masing paslon, HDCU selalu unggul dari MataHati dan HAPAL. 

Unggulnya HDCU ini secara statistik signlifikan karena jarak elektabilitas dari paslon MataHati dan HAPAL berkisar 45 persen-50 persen. Kalau di range elektabilitas masing-masing paslon adalah HDCU (64 persen-72 persen), MATAHATI (11 persen - 18 persen), HAPAL (8 persen - 12 persen) dan massa yang belum menentukan pilihan (5 persen - 10 persen). 

Survei terakhir yang kami gelar bulan Juli akhir 2024 adalah dari elektabilitas HAPAL (9 persen). Dari elektabilitas HAPAL (9 persen) ini, uji simulasi apabila paslon HAPAL tidak maju pilkada, maka ada  (5,8 persen) elektabilitas HAPAL   beralih ke HDCU dan (2,3 persen) elektabilitas HAPAL beralih ke MATAHATI dan sisanya  0,9 persen masih belum menentukan pilihan.

"Artinya, limpahan elektabilitas HAPAl tersebar HDCU dan MataHati dan bahkan HDCU yang lebih banyak mendapatkan limpahan elektabilitas dari HAPAL (saat survei digelar),” ungkap lembaga  survei LKPI yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini.

Sedikitnya pengaruh gejolak elektabilitas ini, lanjut mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) salah satunya disebabkan belum begitu signifikannya kenaikkan elektabilitas paslon HAPAL dalam menarik elektoral pemilih.

Terlebih lagi, massa yang belum menentukan pilihan (massa mengambang) sudah tidak banyak lagi karena pemilih sudah mengerucut ke HDCU dan MataHati. 

Perebutan elektabilitas yang tadinya diharapkan ruangnya besar menjadi sempit karena pemilih sudah mempunyai preferensi sendiri untuk memilih  bakal paslon gubernur dan wakil gubernur.

Hal ini menyebabkan gejolak elektabilitas  tidak begitu kuat yang akan terjadi kedepan mengingat HDCU dan MataHati dipastikan tidak akan mengerem sosialisasinya baik melalui tim sukses/tim pendukung, relawan, simpatisan, partai politik maupun patron tokoh.

“Dukungan dari partai politik untuk maju di Pilgub bagi paslon Gubernur dan wakil gubernur mutlak diperlukan untuk mendaftar di KPUD dan bisa berlaga pada pilkada. Tapi yang harus diperhatikan juga, dukungan elektoral dari masing-masing paslon Gubernur dan wakil gubernur sebelum dan setelah mendapatkan tiket parpol dan mendaftar di KPUD.

Dengan melihat sudah banyaknya pemilih yang mempunyai preferensi sendiri untuk memilih paslon gubernur dan wakil gubernur, tentunya potensi  pergerakan elektabilitas  tidak begitu besar dan kenaikkannya tidak signifikan, terkecuali adanya “Tsunami Politik”.  

Tentunya kedepan, tergantung kerja politik yang super ekstra bagi paslon yang saat ini masih tertinggal elektabilitasnya.

"Lagi-lagi di sini kalkukasi matematika politik akan berlaku, sebab apabila mengandalkan sosialisasi yang saat ini masih dilakukan, baik frekuensi dan gayanya serta serangan darat dan udara masih seperti ini, sulit untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas,” pungkas Arianto lulusan terbaik ilmu komunikasi politik. 

 

Heri Amalindo Ucapkan Terima Kasih Kepada Warga Sumsel

Bakal Calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang selama ini sudah memberikan dukungan, baik itu relawan, penggiat seni, akademisi dan seluruh komponen masyarakat lainnya.

Ucapan terrima kasih Heri Amalindo yang juga Bupati PALI tersebut, disampaikan Kuasa Hukum Heri Amalindo, Firdaus Hasbullah, SH., MH di Palembang, Kamis (15/8/2024).

“Saya sebagai Kuasa Hukum atas nama Bapak Heri Amalindo mengucapkan terima kasih, karena selama setahun terakhir lebih, sudah memberikan kontribusi terhadap perjuangan Heri Amalindo,” jelasnya.

Firdaus Hasbullah menjelaskan, bahwa dengan dukungan yang sangat besar dari masyarakat itu, sudah memotivasi Heri Amalindo untuk terus bergerak melakukan silaturahmi di kabupaten/kota yang ada di Sumsel.

Bupati PALI Dr Ir H Heri Amalindo MM bakal berpasangan dengan Bupati OKU Selatan Popo Ali Martopo B.Commerce sempat digadang maju Pilkada Sumsel 2024 nanti.
Bupati PALI Dr Ir H Heri Amalindo MM bakal berpasangan dengan Bupati OKU Selatan Popo Ali Martopo B.Commerce sempat digadang maju Pilkada Sumsel 2024 nanti. (Handout)

Baca juga: Duo Srikandi Fitri-Nandriani Siapkan Deklarasi Calon walikota Palembang di Hari Pendaftaran ke KPU

Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir sudah berusaha melakukan pendekatan dengan Partai Politik untuk mendapatkan tiket pada Pilgub Sumsel 2024.

“Alhamdulillah seperti kita tahu, Pak Heri dan Popo Ali sudah mendapatkan dukungan partai politik seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Hanura,” jelasnya.

Namun, tambah Firdaus Hasbullah, menjelang tahapan pendaftaran Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumsel pada 27-29 Agustus 2024, dinamika politik mengharuskan Heri Amalindo mengambil sikap politik yang terhormat dan bermartabat.

“Maka pada saat ini, saya menyampaikan bahwa Bapak Heri Amalindo menyatakan mengundurkan diri sebagai Bakal Calon Gubernur Sumsel pada Pemilihan Gubernut Sumsel tahun 2024,” tambahnya.

Pengunduran diri tersebut, sebagai bagian dari kedewasaan berpolitik Heri Amalindo dengan mengutamakan kepentingan masyarakat Sumsel agar Pilgub Sumsel berjalan dengan damai, aman dan kondusif.  

Firdaus Hasbullah menambahkan, sampai saat ini Heri Amalindo belum menentukan arah dukungan dengan jejaring relawan dan tim yang sudah tersebar di kabupaten/kota se-Sumsel.

“Sekarang pada intinya saya hanya ingin menyampaikan itu, perihal arah dukungan nanti akan dijelaskan lebih lanjut,” pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved