Pilkada Sumsel 2024

Fenomena Berfantasi Borong Partai di Pilkada, Bagindo: Tak Akan Signifikan dengan Dukungan Rakyat

Persaingan sengit antar pasangan calon kepada daerah untuk merebut dukungan parpol saat ini menarik untuk disimak

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
HANDOUT
Pengamat politik Drs Bagindo Togar Butar Butar mengomentari fenomena kandidat paslon kepala daerah berebut dukungan parpol. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Persaingan sengit antar pasangan calon kepada daerah untuk merebut dukungan parpol saat ini menarik untuk disimak, termasuk di Pilkada Palembang 2024 dan Pilkada Sumsel 2024.

Terlebih jelang tahapan pendaftaran paslon kepala daerah dalam pilkada serentak 2024 yang sudah semakin dekat yaitu tanggal 27 Agustus ini. 

Para paslon kepala daerah terkesan semakin bergairah untuk meraih dukungan minimal 20 persen dari parpol di DPRD masing-masing agar bisa lolos sebagai paslon definitif yang akan dikontestasikan dalam pilkada serentak  27 November nanti.

"Bahkan ekspektasi para paslon tersebut berikut Tim Pemenangannya, over pede dan tidak mereka sadari sarat muatan fantasi, misal berkhayal akan mampu "merebut" dukungan resmi dari Paslon lain yang sebelumnya telah secara sah memperoleh dukungan dari parpol tertentu," ungkap pengamat politik Drs Bagindo Togar Butar Butar kepada Sripoku.com, Rabu (14/8/2024). 

Bagindo Togar menyebut dengan beragam sebab, seperti gagal paham merespon dinamika internal parpol, kekuatan finansial atau juga oleh hubungan spesial dengan elite parpol.

Asumsi dan rasionalitas mereka sangat sederhana, potensi atau peluang menang dalam pilkada, sangat ditentukan oleh besar atau banyaknya Parpol yang akan mendukung maupun mengusung mereka. 

"Jelas pemahaman ini tidak tepat alias sesat alur akal sehatnya secara sederhana dianalogikan bila jumlah elite, aktivis, kader plus simpatisan seluruh parpol dengan konstituen tentu tidak sebanding apalagi linear," kata mantan Ketua IKA Fisip Unsri. 

Artinya jumlah pemiih jauh lebih banyakdibanding "makhluk parpol " tersebut. Sama dengan dukungan para atau antar (koalisi) parpol takkan mampu menandingi apalagi memberi garansi keunggulan juga peningkatan elektabilitas Paslon secara signifikan, bila tidak mampu atau abai "berkoalisi dengan Rakyat".

Di sisi lain di beberapa daerah Pemilihan Kepala Daerah di Provinsi ini, semakin bersemi serta terkondisi aksi borong Parpol dengan mengandalkan totalitas kekuatan finansial plus hubungan spesial dengan para petinggi Parpol. 

Bukan karena daya dongkrak elektoral yang berasal dari portofolio politiknya yang "diperkaya"oleh modal intekektual, moral, sosial spiritual  juga kulturalnya.

"Tetapi lagi-lagi oleh mengutamakan atau pamer kepemilikan finansial plus bersekongkol secara spesial dengan para juragan parpol," ujar Bagindo Togar. 

Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) ini berharap semoga pilkada serentak di setiap daerah di provinsi ini tidak berekspresi konyol, brutal juga binal. 

"Karena setiap kelompok sosial di daerah ini masih sangat menjunjung nilai-nilai spiritual, kultural terkhusus perilaku moral setiap personal," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved