Berita UMKM
Warisan Turun Menurun, Yuni Warga Desa M Sitiharjo Musi Rawas Konsisten Produksi Opak Sehari 50Kg
Yuni menjadi salah satu warga di Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas yang sampai saat ini masih menggeluti usaha opak.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS -- Yuni menjadi salah satu warga di Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas yang sampai saat ini masih menggeluti usaha opak.
Bahkan, usaha tersebut sudah digelutinya sejak puluhan tahun lalu, yang diwariskannya secara turun menurun dari orang tuanya.
Usaha tersebut, sampai saat ini tetap digelutinya, karena mudahnya mendapatkan bahan utama yakni singkong.
Sebab, hampir sebagian besar lahan persawahan di Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas ini ditanami singkong.
Hal itu, dikarenakan kurangnya suplai air ke lahan persawahan, sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami padi.
Sehingga dengan melimpahnya hasil panen singkong di desanya tersebut, usahanya produksi opaknya masih bertahan hingga saat ini.
Bahkan, tak hanya dirinya sebagian besar warga di Desa M Sitiharjo juga menggeluti usaha yang sama, mulai dari pembuatan opak, kerupuk ubi dan juga olahan lainnya bertahan singkong.
Meskipun, terbilang usaha rumahan, namun hasilnya tak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan, tidak sedikit warga di Desa M Sitiharjo yang mengantungkan hidupnya dari usaha tersebut.
Baca juga: Panduan dan Cara Buat Tiwul Ala Mbah Inah Warga Musi Rawas Makanan Jawa Pengganti Nasi
Salah satunya adalah Yuni salah seorang Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo mengaku, sudah puluhan tahun menggeluti usaha produksi opak
"Sudah lama, mungkin sudah puluhan tahun, dari orang tua," kata Yuni saat diwawancarai Sripoku.com, Minggu (04/08/2024).
Dikatakan Yuni, dalam sehari dia mampu memproduksi lebih dari 50 kilogram. Bahkan, hampir setiap hari selalu membuatnya.
"Setiap hari buat, kadang 50 kilogram opak basah, kadang juga lebih dan kadang juga kurang. Tergantung kondisi badan," ucapnya.
Yuni juga mengaku, tak sulit untuk membuat opak, karena bahan dasarnya hanyalah singkong yang kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu rempah.
"Mudah buat, semuanya dibuat masih pakai alat tradisional. Bahan-bahannya juga mudah didapat, apalagi bahan utamanya yakni singkong," tegasnya.
Untuk harga jual opak kering sambung Yuni, cukup tinggi yakni Rp10.000 per kilogramnya. Bahkan, dia tak kebingungan untuk memasarkan opak produksinya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.