Lansia Tewas dalam Kamar di Bogor
Teganya 3 Anak Lansia Tewas Membusuk dalam Kamar tak Datang Sampai Ortu Dimakamkan, Dicari Polisi
Tiga anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata tega tak mendatangi orangtuanya sampai akhir hayatnya hingga dimakamkan.
Menurut dia, pasutri lansia itu hanya tinggal berdua di rumahnya.
"Tidak ada keluarga maupun anak yang tinggal bersama, istri mengalami sakit stroke, kemudian dibawa ke RSUD Cileungsi untuk pemeriksaan," jelasnya.
Berdasarkan hasil olah TKP, kata dia, tidak ditemukan kerusakan maupun kehilangan barang dari korban.
Ia pun membenarkan kalau anak-anak korban sudah jarang pulang ke rumah orangtuanya.
"Kita masih belum bisa dapat alamat maupun kontak anak-anaknya, karena selama ini yang melakukan mengecek keberadaan atau kesehatan pasutri tersebut adalah dari gereja, dan kami sudah minta tapi pihak gereja kehilangan kontak terkait keberadaan anak tersebut," tutur dia.
Sementara itu, dikutip dari Facebook Dian Deedee Ronawati, pihak Ketua RT sempat mengcoba menghubungi anak-anak korban.
"Tapi tidak direspon," tulis Dian.
Ia juga menuturkan, korban memiliki tiga anak laki-laki.
"Tapi memang anak-anak beliau tidak ada kepedulian sama sekali. Sungguh prihatin," tulisnya.
Menurutnya, pasutri itu dulunya merupakan pelaut sementara sang istri pernah bekerja di RRI.
"Sayang ketiga (3) anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak oma dan opa tinggal bersama mereka," kata dia.
Menurut dia, banyak cerita di seputaran mengapa ketiga anak oma dan opa tidak peduli, namun dirinya tidak bisa menceritakan di sosial media.
Bahkan saat pihaknya mencoba menghubungi anak-anak korban, mereka hanya bisa mengelus dada.
"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak⊃2; tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," tandasnya.
Dian pun menegaskan bahwa seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang.
Sementara anak-anaknya tetap tidak ada yang bisa dihubungi.
Kedua jenazah pasutri itu sudah dimakamkan pada Sabtu (13/7/2024).
3 Anaknya Dicari
Polisi dari jajaran Polsek Jonggol tengah mendalami kasus tewasnya pasangan lansia ini.
Selain melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan autopsi kepada keduanya, polisi juga sedang mencari ketiga anak dari HT dan RT.
Kedua lansia malang itu dikabarkan memiliki tiga anak.
Namun, tidak tinggal serumah.
Anak HT dan RT belakangan terungkap sudah lama tidak mengunjungi kedua orangtuanya.
Padahal, HT dan RT sudah berusia renta serta dalam kondisi sakit.
Kapolsek Jonggol, Kompol Wagiman dalam kesempatannya membenarkan pasangan lansia sudah lama tidak bertemu dengan anak-anaknya.
"Menurut keterangan saksi betul demikian," katanya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu (17/7/2024), via Tribunnews.
Wagiman menegaskan, pihaknya masih berusaha mencari keberadaan anak HT dan RT yang masih misteri.
"Kami belum bisa mendapatkan alamat maupun nomor kontak anak tersebut," lanjutnya.
Opa Oma Dulu Punya Profesi Mentereng
Belakangan diketahui, pasangan ini memiliki profesi mentereng saat muda dulu.
Diketahui Hans Tomasoa alias HT berusia 83 tahun sedangkan sang istri Rita Tomasoa alias RT berusia 73 tahun.
Semasa hidupnya, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata sempat memiliki profesi mentereng.
Diulas Gandi, mendiang Hans Tomasoa atau Opa dulunya adalah seorang pelaut.
Sementara sang istri, Oma Rita Tomasoa adalah mantan Bintang Radio dan sempat bekerja di RRI.
Kini, keduanya ditemukan tetangga membusuk di rumahnya.
Pasangan lansia tersebut meninggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebelum ditemukan meninggal, HT dan RT disinyalir sudah mengidap sakit.
Sementara itu, warga yang turut dalam penemuan jasad HT dan RT bernama Gandi mengurai cerita soal sosok kakek dan nenek bernasib pilu tersebut.
Dalam video Youtubenya, Gandi menceritakan terakhir kali warga melihat HT adalah tanggal 8 Juli 2024.
"Sekitar Senin 8 Juli, berdasarkan penuturan Warga, Opa masih terlihat ingin membeli Mie Ayam untuk Makan. Itulah para tetangga melihat yang terakhir kali," kata Gandi dalam unggahan Youtube-nya dikutip via Tribunnews.com
Lebih lanjut, Gandi mengurai kecurigaan tetangga karena kakek dan nenek tersebut tak kunjung keluar rumah.
Hingga pada Jumat tanggal 12 Juli 2024, Pak RT menghubungi anak-anak HT dan RT, namun tak direspons.
Curiga dan cemas, warga bersama-sama dengan jemaat gereja pun mendatangi rumah HT dan RT di hari Sabtu (13/7/2024).
Kala itu tetangga bermaksud ingin mengajak HT dan RT menghadiri perjamuan kudus di rumah warga di tanggal 17 Juli 2024.
Tapi di momen tersebut, warga tersentak karena rumah HT dan RT terkunci tapi berbau busuk.
Segera meminta bantuan RT setempat, warga pun membongkar pintu rumah HT dan RT seraya merekamnya.
Saat dibongkar terlihat HT dan RT sudah tergeletak dengan kondisi tubuh membusuk dan menghitam.
"Menurut Tim Visum dari Polsek dan RSUD, Oma dan Opa sudah meninggal sekitar 4-5 hari lalu, Selasa atau Rabu (9 atau 1O Juli 2024)," ungkap Gandi.
Pilu bercampur sedih, Gandi pun mengungkap kisah miris yang dialami HT dan RT.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
3 Anak Pasangan Lansia yang Tewas Membusuk di Bogor Resmi Dilaporkan ke Polisi, Dugaan Penelantaran |
![]() |
---|
Keinginan Anak Sulung Tempati Rumah Warisan Hans Tomasoa Pupus, Akui Dihalangi Warga & RT Setempat |
![]() |
---|
Pengakuan Anak Hans dan Rita Tomasoa soal Menelantaran Ortu, Akui Ekonomi Sedang Tidak Stabil |
![]() |
---|
Perlakuan Anak Hans Tomasoa Pasca Orangtua Meninggal Terungkap, Ketua RT Sebut Ada Konfik Keluarga |
![]() |
---|
Bukan Kiriman Anak, Ini Sosok yang Hidupi Hans dan Rita Tomasoa, Beri Makan Giliran Sampai Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.