Berita Lubuklinggau

Sempat Tersohor hingga Didatangi Bule, Nasib Kampung Warna-Warni Lubuklinggau Kini Kembali Kumuh

Kampung Warna-Warni yang berada di Kelurahan Linggau Ulu dan Ulak Surung, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel)

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Eko Hepronis
Kondisi Kampung Warna-Warni di Lubuklinggau dulu viral kini hanya tinggal kenangan, Kamis (4/6/2024). 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Kampung Warna-Warni yang berada di Kelurahan Linggau Ulu dan Ulak Surung, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel), sempat menjadi primadona para wisatawan.

Tak tanggung-tanggung wisata yang datang tidak hanya warga lokal namun juga dari luar negeri.  

Bahkan beberapa selebritis tanah air saat itu pernah menginjakkan kaki berswafoto latar belakang Kampung Warna-Warni.

Namun itu semua tinggal cerita, saat ini kampun Warna-Warni kembali menjadi kawasan kumuh. 

Lorong payung, di Gang Ogan I dan Gang Ogan II yang dulu menyajikan lukisan tiga dimensi (3D), dengan aneka gambar karakter Spiderman, Hiu, Dinosaurus sudah tak terlihat lagi.

Keindahan dan kebersihan warga setempat juga hanya bertahan sesaat, seiring memudarnya cat-cat yang menempel di dinding-dinding rumah-rumah warga.

Dinding-dinding talud yang dulunya dibersihkan dan dicat sedemikian rupa, kini sudah kembali menjadi dinding kotor berlumut hingga ditumbuhi rumput liar.

Bahkan mirisnya besi jembatan sepanjang kampung warna-warni banyak yang hilang dicuri, dan lampu-lampu jalan serta kabel listrik di sepanjang jembatan juga banyak yang dicuri.

Iin Parlina Ketua RT 05 Kelurahan Linggau Ulu menyampaikan kampung warna warni hanya bertahan satu tahun kemudian redup tak ada pengunjung.

"Cuma setahun bertahan kemudian redup, sekarang tidak terawat lagi," ungkap Iin pada wartawan, Kamis (4/7/2024).

Kondisi kampung warna-warni ditinggalkan pengunjung karena cat-cat yang selama ini menarik minta pengunjung mulai luntur dan puncaknya saat pandemi Covid-19.

Iin mengatakan warga saat itu tidak bisa memperbaikinya sendiri karena terkendala biaya.

"Warga mau memperbaikinya karena keterbatasan biaya. Rata-rata warga yang tinggal di kawasan kampung warna-warni ini buruh harian," ujarnya.

Menurutnya, lain cerita ketika waktu itu ketika cat mulai pudar masyarakat diberikan bantuan oleh pemerintah untuk mengecat kembali rumah-rumah mereka.

"Harapannya dulu pengen diperbaiki lagi, minimal masyarakat diberikan cat dan yang mengecatnya masyarakat sendiri, mungkin bisa," ungkapnya.

Padahal kata Iin dulu saat viral kampung warna-warni di kunjungi oleh wisawatan baik lokal maupun luar negeri, bahkan  sekelas selebritis ada yang datang.

"Pengunjung ada yang dari Bengkulu, Jawa, bule luar negeri ada, kemudian artis ada Anisa Bahar dan Aderai pernah singgah dan mampir," ujarnya.

Namun sekarang hanya tinggal kenangannya saja dan yang tersisa namanya dulu di kenal kampung 'Legok' Ulak Surung Texas (sarang bandit) sekarang dikenal kampung warna-warni.

"Dulu julukannya kampung texas, semenjak dibagusi dulu julukannya jadi kampung warna-warni sampai sekarang, walaupun cat-catnya sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Iin berharap wali kota terpilih ke depan kembali memikirkan nasib kampung warna-warni, minimal diperbaiki catnya sehingga masyarakat banyak berkunjung.

"Karena dulu waktu ramai perekonomian warga hidup, ada yang jadi tukang parkir, ada jual makanan dan ada yang jual kemplang," ungkapnya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved