Pilkada Palembang 2024

Pilwako Palembang Bukan Lagi Waktunya Tebar Pesona, Suguhi Alasan Kenapa Mereka Memilih

kandidat bakal calon walikota dan bakal calon wakil walikota Palembang diminta untuk tidak lagi tebar pesona untuk pencitraan

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
Handout
Tiga Bacawako Palembang yang digadang maju di Pilkada Palembang 2024: Ratu Dewa, Fitrianti Agustinda, Yudha Pratomo Mahyuddin 

Sebetulnya kata Ade, tidak bisa juga salahkan, karena persoalannya ketika bicara politik elektoral yang dibutuhkan cuma dua. Yakni pertama popularitas, dan yang kedua isi tas (kemampuan finansial).

"Nah ini yang kita tidak mau, karena lagi-lagi rakyat yang dikorbankan. Kalau begini demokrasi keluar dari prinsip dasar demokrasi yang seharusnya dari rakyat, oleh rakyat dan dinikmati oleh rakyat," kata Ade.

Tapi faktanya kata dosen Stisipol Candradimuka, tidak seperti itu.

Faktanya dari dan olehnya rakyat. Tapi persoalannya untuknya ini untuk oknum pejabatnya saja. 

"Itu alasan kenapa bahwa ini tidak seksi," ujarnya.

Pengamat Politik Ade Indra Chaniago MSi
Pengamat Politik Ade Indra Chaniago MSi (Handout)

Baca juga: Reaksi Panglima Pemenangan HDCU Terkait Seruan Menangkan Kotak Kosong Pilgub Sumsel 2024

Padahal harapannya rakyat disuguhkan dengan hal-hal yang lebih substantif. Seperti bicara program sehingga sama-sama mendidik masyarakat untuk menggunakan nalar sehat atau akal sehat, cerdaslah memilih.

"Jadi bukan malah membodohi rakyat. Membuat rakyat terus tertipu. Kata orang Palembang itu tebudi," katanya.

Ia juga berharap elit-elit ini untuk lebih mencerdaskanlah, jangan justru merawat kebodohan dan memilihara kemiskinan rakyat untuk terus bisa berkuasa dan ayo cerdaskan rakyat.

"Kepada rakyat saya pikir satu kata yaitu "Stop Tebudi" Jangan lagi kita melakukan kesalahan berulang karena memilih karena motifnya uang, atau isi tas.

Tapi kita yang dikorbankan," tegas kandidat Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia

Ade menyebut lebih dari 20 tahun ini cukup sudah rakyat dibodohi, cukup sudah rakyat dijadikan alat para elit untuk tetap bisa berkuasa.

"Kuncinya jangan lagi tebudi. Kalau ada yang ngasih uang, ambil saja uangnya dan haram untuk dipilih," ujarnya.

Ade melihat prinsip dasar hari ini supaya politik elektoral ini bisa menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan kita yang mampu menjawab harapan dan keinginan kita kedepan terutama dengan persoalan-persoalan yang ada di depan mata kita.

Begitu banyak persoalan di hadapan kita hari ini di Kota Palembang. Tapi belum satupun calon yang menawarkan kepada kita apa sih program yang akan mereka lakukan ketika mereka memimpin Kota Palembang kelak.

"Jadi perlu diingat Kota Palembang ini Ibukota Provinsi dan ini harus menjadi barometer bagi kabupaten/kota lainnya yang ada di Sumatera Selatan.

Kita berharap kepada rakyat taglinenya atau jargon kita "Stop Tebudi"," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved