Banjir di Lubuklinggau
Puluhan Rumah di Lubuklinggau Diterjang Banjir Bandang, Dinding Rumah Warga Sampai Jebol
Hujan deras selama empat jam mengguyur Kota Lubuklinggau mengakibatkan puluhan rumah dibeberapa kelurahan terendam banjir.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU- Puluhan rumah di Kota Lubuklinggau Sumsel terkena luapan banjir bandang.
Hujan deras selama empat jam mengguyur Kota Lubuklinggau mengakibatkan puluhan rumah dibeberapa kelurahan terendam banjir.
Salah satu wilayah yang cukup parah hingga ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter terjadi di wilayah Karya Bakti Kecamatan Lubuklinggau Timur II.
Bahkan, akibat derasnya luapan banjir bandang, dinding rumah milik Aminah dan Lia di RT 07 jebol diterjang banjir.
Beruntung dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (3/6/2024) dinihari ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Hanya akibat banjir ini warga mengalami kerugian puluhan juta karena semua perabot rumah tangga terendam banjir.
Aminah menyampaikan banjir bandang yang terjadi di wilayah mereka merupakan luapan dari Sungai Mesat yang melintasi belakang rumahnya.
"Dinding dapur rumah ini jebol karena tidak kuat menahan debit air, seluruh isi rumah terendam dan hanyut," ungkap Aminah pada Tribunsumsel.com.
Aminah mengatakan akibat peristiwa ini seluruh perabot rumah tangga di rumahnya tidak ada yang bisa terselamatkan, semuanya tersapu banjir bandang.
"Yang tersisa hanya baju di badan sementara yang lainnya termasuk periuk nasi, tabung gas, semuanya hanyut diterjang banjir," ujarnya.
Aminah menceritakan hujan mengguyur sejak Minggu (2/6/2024) malam pukul 22.00 Wib, kemudian hujan makin deras dan pukul 23.00 Wib air mulai masuk rumah.
Namun, mereka tak mengira bila luapan sungai Mesat akan separah ini, mengingat wilayah mereka sudah terbiasa menjadi langganan banjir setiap tahun.
"Ketika air masuk rumah, kami sudah siap-siap, tapi karena sudah biasa mengira hujan tidak lama, dan biasanya cuma setinggi lutut saja," ungkapnya.
Saat itu Aminah yang posisi baru terbangun masih sempat menunaikan salat Isya, setelah selesai salat keluar ke arah dapur melihat ketinggian air hampir satu meter.
"Kondisi air makin tinggi saya bersama suami langsung menyelamatkan diri menembus banjir, sementara rumah sudah tenggelam," ujarnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.