Pilkada Sumsel 2024

Golkar Mesti Segera Rekomendasi Mawardi-Anita, Tim Mawardi: Harus Running Hadapi Petahana 

Partai Golkar diharapkan sesegera mungkin mengeluarkan rekomendasi Bakal Calon Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya dan DR Hj Anita Noeringhati SH MH

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
Handout
Balon Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya dan Balon Wagub Sumsel DR Hj Anita Noeringhati SH MH bersama Ketum DPP Partai Golkar Dr. (H.C.) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., IPU. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Partai Golkar diharapkan sesegera mungkin mengeluarkan rekomendasi Bakal Calon Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya dan DR Hj Anita Noeringhati SH MH maju Pilkada Sumsel 2024.

"Kalau saya sudah ngomong sama Pak Mawardi, secepatnya rekomendasi itu keluar karena kita ini kan bukan petahana.

Kita ini sebagai calon baru yang akan menghadapi petahana dengan memiliki elektabilitas lebih tinggi," ungkap Konsultan Tim Mawardi Yahya, Amrah Muslimin SE MSi kepada Sripoku.com, Minggu (19/5/2024).

Menurut Amrah yang mantan Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Sumsel, penting sekali untuk memastikan bahwa pasangan ini di awal-awal supaya bisa bergerak lebih awal.

"Kalau rekomendasi itu keluarnya Agustus misalnya atau paling cepat Juli, nah itu saya kira menghambat. Saya kira Parpol harus segera," kata Amrah.

Sedangkan untuk rekomendasi dari Partai Gerindra sendiri, mantan Komisioner KPU Ogan Ilir tiga periode mengaku seratus persen untuk Mawardi Yahya.

"Kalau Gerindra walaupun belum, kita pastikan 100 persen di Mawardi. Karena itu partai sendiri walaupun bersaing dengan

Eddy Santana Putra. Tapi kan fakta politiknya tidak bisa dipungkiri. Peran strategis Mawardi pasca bergabung dengan Gerindra," ujarnya.

Untuk itulah Amrah menyarankan agar pasangan MATAHATI (Mawardi Yahya - Anita Noeringhati) ini harus running, bukan walking.

"Berlari bukan berjalan," pungkasnya. 

Seperti diketahui setidaknya Paslongub Sumsel 2024 MATAHATI ini jika diasumsikan Parpol yang akan mengusungnya Partai Golkar 12 kursi,

Gerindra 11 kursi total 23 kursi itu saja sudah melebihi persentase 20 persen dari jumlah kursi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). DPRD Sumsel sendiri memiliki 75 kursi.

Bahkan mantan Wakil Gubernur Sumsel ini masih berpeluang mendapat tambahan perahu Parpol lainnya.

Amrah mengulas Mawardi Yahya itu sebenarnya kalau sekadar maju jadi wakil HDMY bisa diprediksi dengan mudah terpilih kembali. Secara politik HDMY itu pasangan yang paling tinggi elektabilitasnya. 

"Cuma ketika dia jadi wakil gubernur, ada beberapa hal yang mungkin yang bisa dia lakukan tetapi terhalang karena jabatannya sebagai Wagub," katanya.

Mantan Ketua KPU Provinsi Sumsel Amrah Muslimin SE MSi
Mantan Ketua KPU Provinsi Sumsel Amrah Muslimin SE MSi (sripoku.com/abdul hafiz)

Baca juga: Golkar Masih Optimis 4 Partai Ini Juga Dukung M Hidayat Maju Pilwako Palembang, Dewa-Dayat Menguat

Proses Kemenangan Pilpres Prabowo-Gibran di Sumsel paling tidak ada peran strategis Mawardi diperbuatnya. Sebagai salah satu

Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Mawardi diamanatkan Prabowo langsung untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumsel.

Tentu ini menjadi peran strategis, karena Prabowo butuh kepada daerah yang memang satu visi dengan Presiden Terpilih. 

"Dasar itulah yang menguatkan Mawardi tetap maju, tapi tidak menjadi Wakil Gubernur melainkan Gubernur Sumsel. Dengan risiko tentu bertarung dengan petaha HD yang elektabilitasnya lebih tinggi dari beliau," terangnya.

Pacaran dengan Anita Noeringhati?

Amrah menggatakan dari langkah yang dilakukan Mawardi yang sejatinya tokoh Partai Golkar Senior kalau dia masih di Golkar, di bawah Pak Kahar Muzakir.

Mawardi dan Anita sudah bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Bahkan sudah sowan dengan Kahar Muzakir tokoh senior yang cukup berpengaruh.

"Indikasi kuat bahwa Golkar akan mengerucut bakal berpasangan dengan Gerindra tentu sinyal yang cukup baik yang kami tangkap

karena kegagalan Harnojoyo mendapatkan Partai Demokrat itu menjadi catatan penting bagi tim untuk melihat sebagaimana persaingan di Sumatera Selatan ini ternyata tidak bisa dianggap enteng," paparnya.

Ada pertarungan-pertarungan di level Sumatera Selatan saja, tapi di level elite karena posisi Sumatera Selatan yang cukup strategis.

"Maka dari itu kalau isunya masih berpacaran, ya sah-sah saja. Saya kira rekomendasi dari Partai Golkar secara tertulis itu menjadi titik awal kita memastikan kita berpasangan dengan Ibu Anita," ujarnya. 

Kalau rekomendasi itu tidak keluar kepada Anita Noeringhati, tentu akan menjadi pertimbangan lain. Karena Mawardi menginginkan pasangannya perempuan dan berdarah Jawa.

Karena memang peta politik Sumatera Selatan banyak poerempuan, ibu-ibu, kemudian basis suku Jawa di atas 30 persen.

"Nah ini menjadi peluang Ibu Anita kalau dia jadi gubernur untuk dibuat sebagai strategi pendekatan berlatarbelakang perempuan dan suku Jawa tadi," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved