Berita PALI

Cerita Warga Desa Curup PALI Sumsel, Sudah Biasa Hadapi Banjir Tahunan Meski Pertanian Lumpuh

Ketinggian air yang merendam ratusan rumah warga Desa Curup mulai mengalami peningkatan sejak Senin (8/1/2024) kemarin.

Sripoku.com/Apriansyah Iskandar
Banjir merendam ratusan rumah warga di wilayah Desa Curup dan Desa Sukaraja, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, akibat luapan air Sungai Lematang dan tingginya intensitas hujan. 

SRIPOKU.COM, PALI -- Tingginya Intensitas curah hujan sejak sepekan terakhir mengakibatkan meluapnya air Sungai Lematang yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan (Sumsel).

Luapan air Sungai Lematang tersebut mulai menggenangi pemukiman warga di Desa Curup, Kabupaten PALI sejak seminggu terakhir.

Namun ketinggian debit air dari luapan Sungai Lematang saat itu belum terlampau tinggi, ketinggian air masih surut hanya mencapai 40 cm.

Ketinggian air yang merendam ratusan rumah warga Desa Curup mulai mengalami peningkatan sejak Senin (8/1/2024) kemarin, dengan ketinggian air mencapai 90 cm.

Banjir yang merendam ratusan rumah warga di Desa Curup tersebut masih berlangsung sampai dengan hari ini Selasa (9/1/2023), dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.

Bahkan ketinggian air saat ini sudah mencapai 1 meter.

Hal tersebut dikarenakan Intensitas hujan masih tinggi, baik di wilayah hulu sungai maupun di Kecamatan Tanah Abang.

Selain itu, letak geografis Desa Curup merupakan dataran paling rendah di Kabupaten PALI dan juga berada di pinggiran Sungai Lematang.

Hal ini menyebabkan desa tersebut merupakan wilayah langganan banjir dan yang paling parah terendam banjir dengan durasi surutnya air cukup lama.

Haerun, salah seorang warga, mengatakan Desa Curup merupakan daerah langganan banjir setiap tahunnya.

Ia juga mengatakan setiap terjadi banjir, durasi surutnya air yang merendam rumah warga Desa Curup bisa mencapai 2 mingguan bahkan sampai satu bulan.

Hal ini tergantung pada tingginya intensitas hujan, baik di wilayah hulu maupun hilir Sungai Lematang.

"Biasanya selama dua mingguan banjir, bahkan pada tahun 2023 kemarin sampai satu bulanan terendam banjir."

"Ketinggian air mencapai 1,5 meter, bahkan hampir masuk ke dalam rumah saya," ungkapnya, Selasa (9/1/2023).

Kendati demikian, Haerun masih memilih berdiam diri di rumah.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved