Berita Viral
Driver Ojol di Padang Mau Jual HP Malah Disekap & Dicabuli 3 Waria, Saat Sadar Sudah Tanpa Busana
Afrino menyebutkan ketiganya dikenakan pasal penganiayaan dan pencabulan yaitu pasal 170 jo 351 jo 289 KUHP dengan ancaman hukuman
SRIPOKU.COM - 3 orang waria pria (waria) diduga menganiaya dan mencabuli seorang driver ojek online (Ojol), di Padang, Sumatera Barat.
Para pelaku disebut juga sempat memukul korban hingga tak sadar diri.
Bahkan, korban juga terbangun dalam keadaan sudah tanpa busana.
Ketiga pelaku, AP (25), J (30) dan HS (30) itu ditangkap di Parupuk, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat setelah korban Rafli (26) membuat laporan polisi.
"Ketiganya kita tangkap pada Sabtu (7/10/2023) malam dan hari ini sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolsek Koto Tangah, AKP Afrino yang dihubungi Kompas.com, Minggu (8/10/2023) malam.
Afrino menyebutkan ketiganya dikenakan pasal penganiayaan dan pencabulan yaitu pasal 170 jo 351 jo 289 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.
Baca juga: Disogok Gepokan Uang, Wirang Birawa Ungkap Kejadian di Malam Sebelum Jessica Wongso Sidang, Munafik!
Peristiwa berawal dari korban berniat menjual sebuah handphone melalui aplikasi daring.
Lalu tersangka menjadi calon pembeli dan berniat melakukan transaksi Cash on Delivery (COD).
Setelah korban tiba di lokasi kejadian, Jumat (6/10/2023), korban kemudian dipukul oleh tersangka hingga tidak sadar diri.
"Ketika korban sudah sadar dia mendapati dirinya sudah tanpa busana dan selanjutnya membuat laporan polisi," kata Afrino.
Setelah mendapatkan laporan, polisi melakukan penyelidikan dan didapatkan salah seorang tersangka HS (30) telah diamankan warga.
"Lalu kita melakukan pengembangan kasus dan kemudian dua orang teman HS berhasil kita ringkus," jelas Afrino.
Saat ini, ketiga tersangka sudah ditahan di Mapolsek Koto Tangah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
TERKUAK motif penganiayaan antar siswa MTs di Blitar, Jawa Timur hingga tewas usai pelaku memukul bagian vital korban.
Korban tewas seketika setelah bagian vitalnya mengalami tiga kali pukulan.
Dalam kasus ini, pelaku tersinggung karena sempat ditegur oleh korban.
Ia tak terima dan akhirnya menganiaya korban hingga tewas.
Sontak insiden ini menggegerkan warga sekolah hingga pihak Kementerian Agama di Blitar.
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin, membeberkan kronologi kasus penganiayaan AJH.
AJH merupakan siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
AJH diduga meninggal usai dianiaya teman sekolah pada Jumat (25/8/2023).
Baharuddin juga mengungkapkan ucapan duka atas meninggalkan korban.
"Terkait dengan peristiwa kekerasan di MTs, pertama, kami atas nama Kemenag tentu sangat berduka" kata Baharuddin, Sabtu (26/8/2023).
"Semoga keluarga korban diberikan ketabahan, kesabaran, menghadapi musibah ini," imbuhnya.
"Kedua, peristiwa itu menjadi pembelajaran kepada para pemangku satuan pendidikan dan stakeholder untuk lebih memperhatikan penguatan karakter yang di kurikulum merdeka disebut profil pelajar Pancasila," lanjutnya.
Baharuddin menjelaskan, kronologi peristiwa kekerasan terhadap siswa di sekolah tersebut terjadi pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.
Awalnya, pelaku memasuki ruang kelas korban secara tiba-tiba.
Kemudian pelaku menuju ke tempat duduk korban.
Pelaku langsung melakukan pemukulan terhadap korban.
"Kebetulan mengenai titik vital, sehingga hanya dalam tiga pukulan menyebabkan korban tak sadarkan diri." jelasnya.
"Waktunya sangat singkat, sebenarnya teman-teman di kelas berusaha menghalau tapi terlepas. Itu yang pertama," ujarnya.
Menurutnya, peristiwa penganiayaan yang dilakukan siswa itu terjadi secara spontan.
Artinya, dari penelusuran Kemenag di lapangan dan berdasarkan keterangan para guru dan beberapa siswa, antara korban dan pelaku tidak ditemukan indikasi perselisihan maupun permusuhan sebelumnya.
"Hanya saja, sehari sebelum kejadian, pelaku di jam istirahat masuk di ruangan kelas korban, kemudian ditegur oleh korban." ujarnya.
"Itu rupanya yang menjadikan pelaku tersinggung, sehingga di esok harinya pelaku melakukan tindakan kekerasan seperti itu kepada korban," katanya.
Dikatakannya, kasus kekerasan itu sudah ditangani oleh Polres Blitar Kota.
Dia juga mengatakan, akan ada proses hukum berikutnya.
"Itu di luar kewenangan satuan pendidikan. Kami mendukung proses hukum itu," ujarnya.
Terkait sanksi untuk satuan pendidikan, Baharuddin mengatakan, sudah ada tata tertib yang jadi acuan.
Menurutnya, peristiwa kekerasan antarsiswa itu terjadi ketika pergantian jam mengajar.
"Peristiwa itu terjadi saat pergantian jam mengajar, dari jam ke 5 ke jam ke 6." bebernya.
"Guru jam mengajar sebelumnya keluar, kemudian guru penggantinya belum masuk." imbuhnya.
"Saat pergantian itu, terjadi peristiwa," katanya.
Terlepas dari itu, Baharuddin menyampaikan, sebagai pelaksana pendidikan, harus tetap mengedepankan aspek masa depan anak.
Apalagi, siswa madrasah, setingkat SMP yang usianya masih belum dewasa.
Sehingga kejadian apapun menjadi bagian dari proses pembelajaran dan pembinaan.
"Maka tugas kami adalah terus memberikan pembinaan, melakukan mitigasi agar hak-hak anak terkait masa depan tetap bisa terjaga," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, peristiwa itu menjadi pembelajaran bagi para pemangku satuan pendidikan.
Dia berharap pihak terkait bisa lebih serius lagi dalam memberikan penguatan karakter, terutama di madrasah menjadi sekolah ramah anak.
Pihaknya juga mengingatkan pihak terkait untuk melakukan pembinaan.
Dia mengungkapkan perlunya pembinaan karakter anak-anak.
"Sekali lagi, ini menjadi pelajaran sangat berharga bagi insan pendidikan, bagi madrasah untuk lebih meningkatkan pengawasan, pembinaan karakter anak-anak supaya punya akhlak mulia, santun dan ramah. Itu paling penting," ujarnya.
Diolah dari berita tayang di Kompas.com
| Polisi Turun Tangan, Karir Wabup Pidie Jaya Terancam Buntut Pukul Kepala SPPG |
|
|---|
| Kronologi Wakil Bupati Tempeleng Kepala Dapur SPPG, Dipicu Nasi Dingin |
|
|---|
| Berawal Cekcok, Ayah di Rejang Lebong Bengkulu Bunuh Pacar Anaknya, Pelaku Serahkan Diri ke Polisi |
|
|---|
| MOBIL Logo BGN Angkut Hewan Babi Hidup, Belum Resmi Jadi Mitra SPPG, Wakil Kepala BGN Lapor Polisi |
|
|---|
| PAK Wabup Minta Maaf ke Reza yang Ditonjoknya 2 Kali Gegara Nasi Basi, Takut Dilaporkan ke Polisi! |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.