Opini: Artificial Intelligence AI: Menggeser Peran Guru?

Teknologi AI tidak mampu memberikan kehangatan dan empati kepada siswa, seperti yang dapat diberikan oleh guru.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Dr. Fitri Oviyanti, M.Ag (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang). 

Dalam dunia pendidikan, Chat GPT banyak dimanfaatkan untuk membantu penulisan. Dengan menggunakan algoritma bahasa alami yang canggih, chat GPT dapat membantu memberikan saran struktur dan tata bahasa , mengecek tata bahasa dan tanda baca, sampai membantu menyelesaikan writers block. Walaupun memiliki keterbatasan dan masih saja bisa salah, tetapi teknologi chat GPT ini sangat membantu siswa bahkan mahasiswa dan para guru serta dosen, khususnya dalam menyelesaikan tulisan.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Artificial Intelligence (AI): Menggeser Peran Guru?
Berbagai kekhawatiran yang sering diperbincangkan salah satunya adalah terpinggirnya peran guru dalam pembelajaran oleh teknologi AI. Guru merupakan komponen manusiawi yang berperan sangat penting dalam dunia pendidikan, khususnya proses pembelajaran.

Guru Besar Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Prof Dr Bedjo Sujanto, mengatakan, teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak bisa menggantikan guru dalam hal pembentukan karakter siswa didik. "Teknologi itu sebagai alat bantu, namun hal-hal yang esensial seperti pembentukan kepribadian, perilaku, sopan santun dan sebagainya tidak akan tergantikan sepenuhnya oleh teknologi, teknologi hanya mendampingi," (15/5/2023).

Teknologi kecerdasan buatan, tentu akan berdampak positif pada sistem pendidikan,. AI dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih personal kepada siswa. Namun, kendati teknologi AI semakin berkembang, guru tetap sosok yang tidak dapat tergantikan dalam dunia pendidikan. Guru memiliki keahlian dan ketrampilan yang tidak dapat dilakukan oleh teknologi kecerdasan buatan.

Pertama, guru mampu menghadirkan pengalaman belajar yang unik dan personal bagi siswa. Guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan materi ajar, sehingga dapat disampaikan dengan cara yang tepat kepada siswa, sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI walaupun mesin ini memiliki kemampuan personalisasi.

Kedua, guru mampu mengajarkan ketrampilan sosial dan emosional yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Guru dapat membantu siswa mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi AI belum mampu mengajarkan ketrampilan sosial semacam ini.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijaya Post di bawah ini:

Ketiga, guru memiliki kemampuan untuk memberikan umpan balik dan dukungan secara langsung kepada siswa untuk meraih keberhasilan dalam pembelajaran. Sedangkan teknologi AI hanya dapat memberikan umpan balik berdasarkan jawaban yang telah deprogram sebelumnya.

Keempat, guru memiliki kemampuan membangun hubungan interpersonal yang positif dengan siswa. Guru dapat menjadi figur teladan dan inspirasi bagi siswa. Teknologi AI tidak mampu memberikan kehangatan dan empati kepada siswa, seperti yang dapat diberikan oleh guru. Inilah beberapa alasan penting yang menjawab pertanyaan apakah guru akan tergeser oleh teknologi AI?

Akhirnya, teknologi Artificial Intelligence (AI) tetap memiliki manfaat yang besar bagi dunia pendidikan. Teknologi ini dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Seperti, membantu guru membuat jadwal, menilai kemajuan siswa dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya. Teknologi AI juga dapat meningkat efektivitas pembelajaran, sehingga guru dapat menghemat waktu dan lebih fokus dalam berinteraksi langsung dengan siswa.

Pengenalan, penggunaan secara bijak, dan pemahaman tentang teknologi AI menjadi salah satu langkah utama yang perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah di Indonesia, termasuk di perguruan tinggi. Kecerdasan artifisial menjadi hal yang perlu untuk diajarkan dan diperkenalkan kepada generasi muda sejak dini, khususnya kepada para calon guru. Upaya-upaya tersebut sangat perlu untuk diimplementasikan, agar teknologi AI tidak menjadi teknologi yang destruktif tetapi menjadi teknologi yang konstruktif bagi dunia pendidikan Indonesia. (*)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved