Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Perspektif Islam

Gaya hidup berkelanjutan bertujuan untuk melindungi lingkungan untuk generasi sekarang dan masa depan serta menjaga keseimbangan ekologi planet ini.

Editor: Bejoroy
Sriwijaya Post
Dr. Maftukhatusholikhah, M. Ag (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang) 

Urbanisasi yang tidak terkendali, yang merusak lingkungan dan menyumbang 75 persen dari emisi global, adalah kekuatan pendorong di balik SDG 11. Kebijakan yang tepat mengenai urbanisasi, perencanaan kota, dan perumahan diperlukan untuk mengurangi dampak negatif per kapita terhadap lingkungan hidup di perkotaan, dengan penekanan khusus pada kualitas udara dan pengelolaan limbah. Oleh karena itu, pemerintah dituntut untuk memenuhi tuntutan dan melindungi kepentingan rakyatnya dalam hal pembangunan kota dan orang-orang yang tinggal di dalamnya.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Menurut ekonomi Islam, pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola kepemilikan publik (milkiyah 'amah) untuk kepentingan masyarakat, memanfaatkan dana publik untuk kepentingan masyarakat, membina lingkungan yang menguntungkan bagi perekonomian dengan meningkatkan kesempatan kerja dan tingkat keterampilan pekerja kota (profesionalisme), dan, singkatnya, mencapai keadilan distributif dalam perekonomian di samping melestarikan lingkungan perkotaan.

Dalam konteks perlunya memastikan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab sebagai pillar ke 12 dalam SDG’s, dalam ajaran islam terdapat konsep yang sangat komprehensif menunjukan peranan penting dalam kehidupan seorang Muslim terkait pola konsumsi dan produksi mereka yaitu konsep halalan thayyiban. Al-Qur'an mendorong produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (al-Araf: 56) dan memandang aktivitas pemborosan sebagai ekspresi ketidaktaatan kepada Allah (al-Isra: 26-27). Menurut al-Qur'an, al-Baqarah: 30, manusia harus mempraktikkan konsumsi berkelanjutan dengan meneladani Nabi (SAW) baik dalam perkataan maupun perbuatan. Misalnya, membatasi konsumsi makanan akan membantu pencernaan. Konsumsi berlebihan dan kehidupan materialistis harus dihindari.

Islam mendukung sistem produksi yang berkelanjutan dan berusaha meningkatkan standar hidup. Untuk itu, Islam melarang produsen untuk memproduksi dengan cara yang tidak efisien, menuntut penggunaan alam dan sumber daya alam dengan menjaga keseimbangan ekologi dan lingkungan, dan membatasi maksimalisasi keuntungan dan/atau kuantitas pada area yang dapat diterima.

Islam menegaskan bahwa dalam hal keberlanjutan, Allah adalah al-Razzaq, Sang Pemelihara (Al-Qur'an, Adz-Dzariyat: 58), dan bahwa Nabi Muhammad (SAW) adalah rahmat bagi seluruh alam (Al-Qur'an, al-Anbiya': 107) serta uswatun hasanah, atau teladan bagi peradaban manusia (Al-Qur'an, Al-Ahzab: 21). Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah mengelola dan memanfaatkan segala nikmat Allah untuk kesejahteraannya. Bahkan perintah menjaga keberlanjutan diwajibkan sampai kiamat menjelang sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya.”(HR. Imam Ahmad)

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Bagaimana Menjaga Gaya Hidup berkelanjutan?
Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan elemen Masyarakat lainnya untuk menemukan solusi bersama atas masalah lingkungan dan sosial yang mendesak. Strategi ini mencakup berbagi sumber daya, mempromosikan pertanian regional, dan ikut serta dalam proyek-proyek ramah lingkungan masyarakat.

Selain itu pendidikan dan kesadaran adalah komponen utama dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan isu-isu lingkungan dan sosial serta mendidik diri sendiri dan orang lain tentang perilaku berkelanjutan sangatlah penting.

Individu, komunitas, pemerintah, industry, maupun media harus mengambil peran aktif dalam mempromosikan gaya hidup berkelanjutan. Melalui penerapan gaya hidup berkelanjutan, kita dapat memperbaiki dunia untuk generasi mendatang sekaligus melestarikan lingkungan.

Dengan kata lain untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan, perlu dilakukan penilaian terhadap pola konsumsi, produksi, dan perilaku manusia ketika mengukur dimensi pengembangan gaya hidup berkelanjutan. Karena gaya hidup berkelanjutan selain bertujuan untuk melindungi lingkungan untuk generasi sekarang dan masa depan serta menjaga keseimbangan ekologi planet ini. Wallahu a’lamu bi ash-Shawwab (*)

Update COVID-19 Sumatera Selatan 5 Agustus 2023
Update COVID-19 Sumatera Selatan 5 Agustus 2023.
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved