Banjir Sumsel

Sawah Padi di Dua Desa Kecamatan Jarai Lahat, Disapu Banjir Bandang, Ini Dampaknya

Luapan Sungai Lintang dan Sungai Itam di Desa Pelajaran Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumsel

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Ts Sahri Romadhon
Warga Desa Pelajaran dan Nanti Giri Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumsel yang terkena dampak banjir bandang, meluapnya Sungai Lintang dan Sungai Itam, menyebabkan padi yang telah berbuah hijau tergerus air sungai. 

SRIPOKU.COM, LAHAT - Luapan Sungai Lintang dan Sungai Itam di Desa Pelajaran Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumsel (Sumatera Selatan), Kamis (9/3/2023) kemarin, berdampak bagi warga di Desa Pelajaran dan Nanti Giri.

Lantaran, akibat meluapnya air sungai menyebabkan sawah padi petani yang sudah berbuah hijau tergerus luapan Sungai Lintang dan Sungai Itam.

Tidak hanya itu dari pantauan wartawan sisa-sisa banjir yang mencapai selutut orang dewasa di Desa Pelajaran ini menyebabkan aktivitas terganggu, Jumat (10/3/2023).

Nampak lumpur masih tebal di badan jalan umum desa, selain itu masih terlihat ada warga yang masih membersihkan pekarangan rumahnya.

Lebih lagi ada petani yang memperlihatkan, tanaman padi yang masih tersisa akibat banjir bandang.

Peristiwa tersebut tidak hanya menimpa Desa Pelajaran, dilaporkan rumah warga yang ada di Desa Nanti Giri, Kecamatan Jarai juga terkena dampak luapan sungai.

Sedangkan untuk areal persawahan setidaknya total ada empat bidang sawah yang dibabat habis oleh luapan air sungai kemarin.

Padi yang sekiranya akan dipanen sekitar dua bulan lagi terbuang secara sia-sia hanya tersisa beberapa pohon padi saja.

Ginci warga Desa Nanti Giri menyampaikan, ada sebanyak tiga bidang sawah yang alami kerusakan cukup parah.

"Yang terparah ada tiga bidang sawah kalau yang terdampak ada banyak sawah tidak jauh dari areal sawah ini juga ada satu bidang sawah yang terdampak," katanya.

Menurutnya dalam satu bidang sawah miliknya biasanya bisa menghasilkan beras hingga 400 kg, jika diuangkan maka akibat sapuan air ini ia alami kerugian Rp 4 juta lebih.

"Belum lagi warga yang lain sebab setiap bidang sawah kadang beda hasil panennya bergantung pada luasnya," jelasnya.

Ia juga menyampaikan banjir di desanya tersebut terjadi sebab adanya longsor di hulu sungai yang mengirimkan air dan berbagai material seperti tanah, batu hingga pasir.

"Dulu pernah sekali banjir sekitar tahun 75 sudah cukup lama sekali, ini sepertinya sebab longsor di hulu pada area perbukitan," imbuhnya.

Sementara Sairil Nur warga lainnya menyampaikan hujan mulai mengguyur kawasan tersebut sekira pukul 1 kamis dini hari.

"Air mulai naik sekitar jam 3 pagi sedangkan jam 1 itu sudah mulai hujan lebih kurang jam 4 air sempat surut kemudian jam 5 air naik lagi," pungkasnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved