Air Sungai Mulak Tiba-tiba Naik dan Mengalir Deras Bak Tsunami Datang

SRIPOKU.COM, LAHAT - Sukiman (56), ayah dari 4 orang anak dan 1 istri harus pasrah dengan rumahnya yang rata dan ditumpuk dengan serabutan kayu bekas akibat derasnya air mengaliri Sungai Mulak.

Banjir Lahat kali ini, tidak banyak yang bisa dilakukan warga Desa Keban Agung Kecamatan Mulak Sebingkai Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut.

Air Sungai Mulak dengan hantaman kayu balok mengenai badan rumahnya membuat rumah rata dengan hanya menyisakan bekas yang tak lagi berbentuk bangunan rumah, Kamis (9/3/2022).

Awalnya air Sungai Mulak Sempat menyusut yang membuat warga sempat menduga bahwa tidak akan terjadi banjir.

Namun siapa sangka, air yang saat itu mulai menyusut, tiba-tiba membesar bak tsunami.

Saat itu, Sukiman dan warga lainnya tengah mengumpulkan barang yang ada di dalam rumahnya untuk diangkut ke tempat keluarganya.

Karena meski sudah membesar, namun Sungai Mulak saat itu belum sampai merambat ke rumah warga.

Apalagi saat itu Sungai Mulak sempat menyusut secara tiba-tiba.

"Saya sempat terlena karena air tiba-tiba menyusut. Saya kira tidak akan terjadi banjir lagi," tuturnya.

Air yang mulanya sempat menyusut, namun secara tiba-tiba air datang bergulung dengan banyaknya kayu balok  yang ikut terseret air.

Warga yang telah lebih dulu berada di lokasi yang cukup aman pun langsung meneriaki Sukiman dan beberapa warga lainnya untuk segera bergegas menjauh dari rumah mereka.

"Sudah lah dulu, tinggalkan rumah kalian, air semakin besar. Jangan hiraukan rumah dulu," ujar Sukiman menceritakan teriakan warga yang meneriaki saat itu.

Mendengar warga yang memanggilnya dirinya dan melihat air memang sudah sangat mengerikan membuat Sukiman langsung berlari keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.

Saat itu, Sukiman sempat hendak mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu, namun apalah daya, air yang sudah semakin dekat membuat ia tidak sempat menutup pintu rumahnya.

Ia pun lantas langsung berlari kencang menuju jembatan yang saat itu menjadi tempat warga berkumpul.