Mimbar Jumat
Isra’ Miraj Sebagai Mujizat yang Menantang IPTEK
Isra' Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad Saw. untuk menghadapi tantangan puncak ilmu perjalanan manusia akhir zaman.
Oleh: Choirun Niswah
(Dosen UIN Raden Fatah Palembang)
SRIPOKU.COM -- PERINGATAN Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha lalu naik ke langit serta kembali lagi setelah menerima perintah shalat lima waktu bagi seluruh umat Islam adalah salah satu mu'jizat yang menantang IPTEK. Berbeda dengan perintah rukun Islam yang lain melalui wahyu, shalat diberikan Allah langsung kepada Rasul-Nya.
Pada zaman modern ini, ketika manusia merasa mampu melakukan hal-hal yang setengah abad lalu merupakan impian, seperti naik ke bulan, ketika kesombongannya memuncak, ia mulai melecehkan agama, keimanan mengalami ujian yang berat untuk dapat bertahan terhadap rongrongan erosi zaman.
Penelitian fisika dan kosmologi telah sampai pada kesimpulan bahwa alam yang kita huni ini tercipta sekitar 15 milyar tahun yang lalu dari suatu titik singularitas fisis dengan suhu “tak terhingga” tingginya dan kerapatan energi yang tak terhingga “ pula besarnya”, laksana ledakan yang maha dasyat. (Al-Anbiya 30) Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. melihat hal-hal yang tidak terjadi di alam kita. Sebagai muslim kita meyakini adanya alam-alam Iain, yaitu alam gaib, yang tidak berhubungan dengan kita.
Mengapa Isra' Mi'raj harus terjadi? Pertama, untuk memperkokoh keimanan Nabi Saw. pasca Aamul Huzni, atau tahun duka cita Kedua, memenuhi keseimbangan Alam. Allah menyatakan bahwa alam semesta diciptakan dalam keadaan benar-benar seimbang. Ternyata hasil penelitian telah menunjukkan bahwa di alam zarah atom sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, pasangan-pasangan itu terlihat jelas, misalnya malam dan siang ditengahi oleh temaram dan fajar, hidup dan mati ditengahi pingsan dan mati suri, ya dan tidak ditengahi oleh ragu-ragu, iman dan kafir ditengahi oleh munafik, darat dan laut ditengahi oleh pantai dan seterusnya. Ketiga, sebagai perlambang dari puncak ilmu yang bakal dimiliki manusia.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Mi’raj adalah perjalanan ke langit. Oleh karena itu Allah Swt. menyatakan bahwa dalam segala halnya alam ini seimbang, maka perjalanan ke langit juga harus mempunyai imbangan. Nabi Muhammad Saw. naik langit akibat dari sistem kerasulan yang dibuat Allah. Pengimbang Isra’ Mi’raj harus terjadi pada diri Nabi Adam (al-Baqarah 30) Kalau Nabi Adam a.s. keluar dari kehidupan yang senang di Surga karena melanggar ketentuan dan turun ke Bumi, sebaliknya Nabi Muhammad Saw. melakukan Isra’ Mi’raj dari keadaaan teraniaya karena patuh pada ketentuan dan naik ke Sidratil Muntaha. Kalau sebelum Nabi Adam As. ada kehidupan jenis manusia yang berotak hampir sama dengan kera, maka setelah Nabi Muhammad Saw. ada manusia dengan kemajuan dengan otak yang tinggi, dengan demikian keseimbangan alam, berlangsung tanpa cacat. (al-Mulk ayat 3)
Ketiga, Puncak ilmu Manusia. Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir, maka misi yang diembannya pun harus sesuai dengan umatnya yang hidup pada akhir zaman. İni berarti jangkauan misinya adalah kurun waktu hingga zaman berakhir. Peradaban manusia zaman akhir adalah peradaban yang didukung oleh ketinggian ilmu dan teknologi. Puncak kemampuan manusia akhir zaman adalah penerbangan menjelajahi langit dengan kecepatan sangat tinggi.
Pada tahun 2008 NASA telah menerbangkan pesawat tanpa awak Phoenix ke planet Mars dengan jarak tempuh lebih dari 679 juta km dalam waktu hampir sepuluh bulan dengan kecepatan 20.277 km/jam. Manusia akan terus berusaha meningkatkan teknologi penerbangan antariksa hingga kecepatan cahaya.
Pengetahuan manusia zaman akhir yang paling tinggi adalah tentang rahasia alam semesta. Dengan penjelajahan langit, rahasia alam semesta akan terungkap dalam pembuktian. Pengetahuan ini telah dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw. sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surat an-Najm ayat 18. Karena dalam perja lanan ke Sidratil Muntaha Nabi Muhammad Saw. menjelajahi ruang dari langit ke satu hingga ke tujuh. Bahkan pengetahuan Nabi Muhammad Saw. sudah sampai pada rahasia alam baka, sebab penjelajahan beliau adalah sampai ke perbatasan alam fana dan alam baka, yang mustahil bisa dijangkau oleh umatnya.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Perjalanan menjelajah langit adalah perjalanan maha jauh yang mustahil bisa ditempuh oleh kecepatan perjalanan dalam tingkat teknologi penerbangan sekarang sekalipun hanya untuk mencapai bintang tetangga terdekat bumi yaitu Al-Rijil yang berjarak sekitar 4,3 tahun cahaya. Untuk mencapai jarak itu dengan teknologi sekarang memerlukan waktu sedikitnya 1000 tahun, sementara usia manusia sekarang paling panjang adalah seratusan tahun. Sedangkan 1 tahun cahaya sama dengan 10 trilyun km, dan jarak bumi-bulan mencapai 1,29 detik cahaya.
Tetapi surat al-Rahman ayat 33 mengisyaratkan bahwa manusia akan mampu menjelajahi penjuru langit yang luas itu. …kecuali dengan alat atau kekuatan. Kekuatan di sini mengandung arti ilmu dan teknologi. Perjalanan maha jauh Nabi Muhammad Saw. ke langit ketujuh menurut perhitungan sekarang adalah sekitar 20 miliar tahun cahaya dan paling sedikitnya akan menghabiskan waktu jutaan tahun, namun Nabi telah kembali dalam satu malam dan tanpa berubah usia. Inilah salah satu bukti kekuasaan Allah.
Bagi kita pada saat ini tentu saja perjalanan dengan kecepatan cahaya yang ditempuh Nabi Muhammad Saw. masih dianggap fiksi oleh para ilmuwan, namun bagi umat Islam harus mengimani peristiwa Isra' Mi'raj dan tidak ada yang mustahil jika Allah menghendaki.
Peristiwa Isra' dijelaskan Allah dalam surat al-Isra' ayat 1. Pada awal kalimat ayat ini dikatakan bahwa Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya Dengan kata lain, Nabi Muhammad Saw. menempuh perjalanan itu bukan dilakukan oleh kemampuan ilmunya sendiri atau bahkan sama sekali tidak menggerakkan anggota tubuhnya. Tubuh Nabi Muhammad melesat secepat kilat karena dibawa oleh segulung cahaya (buraq) yang menyelubungi tubuhnya dan memindahkannya dari Masjid al Haram ke Masjid al-Aqsha.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.