Mimbar Jumat
Lato Lato: Bermain Asyik Tanpa Mudhorat
Permainan lato-lato sesungguhnya membutuhkan keahlian dan konsentrasi tinggi untuk dapat mempertemukan dua bola plastik berayun ke atas dan ke bawah
Oleh: Uswatun Hasanah
SRIPOKU.COM -- LATO-LATO adalah sebuah permainan dua bola clakers yang menggunakan bahan dasar plastik padat dan keras. Memiliki ukuran bola seperti pentol bakso yang digantung dengan dua utas tali yang tidak terlalu panjang. Cara memainkannya adalah dengan mengayunkan tali sehingga dua bola berbenturan dan mengeluarkan suara ketukan.
Meskipun tampak seperti mudah, permainan ini sesungguhnya membutuhkan keahlian dan konsentrasi tinggi untuk dapat mempertemukan dua bola plastik berayun ke atas dan ke bawah secara bergantian.
Saat ini lato-lato menjadi sebuah permainan yang cukup viral. Tidak hanya di kalangan anak-anak tetapi juga menjadi kesenangan bagi orang dewasa dan lansia, tanpa membedakan jenis kelamin dan status sosial. Popularitas permainan ini semakin meningkat tatkala orang nomor satu di Indonesia terlihat turut memainkannya.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa, lato-lato tidak hanya dikenal di Indonesia. Bahkan telah populer sejak lebih dari 50 tahun yang lalu. Lato-lato diklaim berasal dari benua Amerika dan Eropa. Di tahun 1960-an permainan lato-lato sempat menimbulkan kegaduhan. Sehingga pada tiga tahun kemudian Child Protection and Toy Safety Act atau Badan Perlindungan Anak Internasional melarang penjualan mainan lato-lato karena dianggap mengundang bahaya.
Di Indonesia permainan lato-lato populer pada tahun 1990-an. Kemudian pada tahun 2022 permainan ini kembali populer tentu saja hal ini tidak terlepas dari pengaruh media sosial. Tidak sedikit orang yang mengunggah aktivitas bermain lato-lato di akun media sosial. Akibatnya permainan lato-lato menjadi viral.

Permainan lato-lato terkategori aktivitas muamalah yang terkategori mubah. Hal ini didasarkan pada kaidah umum bahwa setiap aktivitas hukum asalnya boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya (Fathul Qadir,1/64). Syeikh Musthafa al-Bugha menegaskan bahwa semua permainan yang dibangun atas dasar berpikir maka ia diperbolehkan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan permainan lato-lato hukumnya boleh (Fiqhul Manhaji ala Mazhabil Imam al-Syafi’i, 8/166). Namun kebolehan ini hanya pada jenis permainanannya saja. Selanjutnya hukum bisa jadi berubah karena melihat dampak yang ditimbulkan.
Di antara dampak positif dari permainan lato-lato bagi si pemain adalah belajar mempraktikan teori Gerak Benda dan Ilmu Fisika secara sekaligus. Disadari ataupun tidak sebenarnya para pemain lato-lato sedang mempraktikkan Hukum Newton tentang gerak benda dan Teori Fisika tentang kekekalan momentum dengan rumus: m1v1 + m2v2 = m’1v’1 + m’2v’2. m adalah massa dan v adalah kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan lenting sempurna terjadi. Itupun masih harus memperhitungkan panjang tali dan tegangan tali yang merupakan gaya sentripetal. Tali inilah yang berpengaruh terhadap kecepatan linier bola 1 dan bola 2.
Reaalitas di masyarakat pada permainan lato-lato, para pemain tidak banyak yang memahami Hukum Newton dan Teori Fisika, apalagi dengan menyengaja bermain lato-lato untuk mempraktikkan kedua teori tersebut. Namun tanpa disadari mereka telah menguji dua teori penting dalam ilmu pengetahuan hanya dengan bermain.
Selain praktik teori Ilmu Pengetahuan Alam, para pemain lato-lato juga sedang mempraktikkan teori Ilmu Sosial. Hal pertama yang dipraktikkan oleh para pemain lato -lato adalah bertindak cepat dan tepat tanpa perlu berdebat, meperbanyak dan memperdalam teori. Kemahiran bermain lato-lato didapatkan dengan sering bermain, tidak perlu banyak mengamati ataupun membaca berbagai teori.
Praktik ilmu sosial kedua bagi pemain lato-lato adalah mengajarkan tentang kebersamaan. Butuh dua bola yang bekerja bersama agar permainan ini sukses. Tidak ada suara ketukan dan hasil yang maksimal, jika hanya terdiri dari satu buah bola. Laksana kehidupan manusia yang akan lebih bermakna jika dikerjakan secara bersama-sama dan bekerjasama. Selain makna filosofis tersebut, kebersamaan diajarkan dalam permainan lato-lato secara praktis. Karena Permainan lato-lato akan semakin seru jika dilakukan bersama dengan teman-teman.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Dari sisi ekonomi, permainan lato-lato menguntungkan bagi pemain dan juga penjual. Lato-lato mampu mengurangi intensitas kedekatan anak-anak dengan gadget. Hemat belanja pulsa tentu saja akan menjadi dampak positif ketika para pemain lato-lato bermain dan meninggalkan gadgetnya. Bagi para pedagang, lato-lato adalah sebuah keuntungan. Ia merupakan salah satu jenis barang dagangan yang saat ini banyak dicari dan diminati konsumen.
Sayangnya selain dampak positif lato-lato juga menimbulkan dampak negatif tidak hanya bagi para pemain namun juga bagi orang lain serta apapun yang ada di sekitarnya. Ragam bentuk bahaya yang ditimbulkan pun tidak hanya bagi yang bersentuhan secara langsung. Selain luka memar di tangan atau benjolan di kepala, bola lato-lato juga bisa terpelanting tak tentu arah ketika putus dari talinya, menghantam apapun yang ada di dekatnya seperti kaca mobil, kaca jendela, cermin, dagangan serta hewan-hewan peliharaan.
Salah satu kasus viral akibat permainan lato-lato terjadi pada seorang anak laki-laki berinisial AN di Kubu Raya Kalimantan Barat. Pada 27 Desember 2022 AN terluka pada bagian mata akibat terkena serpihan pecahan bola lato-lato, sehingga harus dirujuk ke RSUD Soedarso Pontianak. Saat diperiksa AN tidak bisa membuka mata sebelah kanan. Pada akhirnya AN harus mendapatkan penanganan medis berupa operasi mata. Meskipun kondisi AN sudah berangsur membaik namun penglihatan sebelah kanannya masih terganggu. Kasus serupa ini tidak hanya menimpa AN di Kalimantan, banyak lagi kasus serupa seperti dialami oleh Aldo di Malang yang tangannya melepuh akibat terlalu sering bermain lato-lato.
Untuk memaksimalkan dampak positif permainan lato-lato maka tentu saja harus meminimalisir bahkan menghindari dampak negatifnya. Beberapa tips yang bisa dilakukan di antaranya adalah memprhatikan bahwa bola sudah terikat kencang. Upaya ini dilakukan untuk menghindari bola terlepas saat digunakan dan mencederai pemain dan orang lain.
Toleransi dan Pendidikan Agama Islam, Menjaga Harmoni dalam Kehidupan Berbangsa |
![]() |
---|
Serukan Aspirasi Tanpa Anarki Pesan Nabi untuk Penduduk Negeri |
![]() |
---|
Refleksi Ruhani di Bulan Merdeka, Memaknai Kebebasan Jiwa saat Tidur |
![]() |
---|
Spritualitas Semu: Fenomena Beragama di Era Modern |
![]() |
---|
Mengingat Allah Itu Bukan Sekadar Menyebut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.