Berita Muratara

Cerita Pak RT di Muratara Sudah 9 Kali Sukses Tangkap Ular Piton Besar, Ternyata Begini Tekniknya

Pria yang juga sebagai ketua RT tersebut nampaknya sudah piawai menangkap ular piton jenis sanca kembang atau sanca batik.

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Rahmat
Yasmin, warga RT 15 Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Muratara yang sudah 9 kali menangkap ular piton yang memangsa ayam peliharaannya. 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Yasmin, warga RT 15 Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), kembali menangkap ular piton berukuran cukup besar. 


Ini ternyata sudah yang kesembilan kali dilakukannya sejak tahun 2019 lalu. 


Pria yang juga sebagai ketua RT tersebut nampaknya sudah piawai menangkap ular piton jenis sanca kembang atau sanca batik.


"Saya nangkap lagi (ular piton) malam tadi, sudah yang kesembilan ini," kata Yasmin, Jumat (1/4/2022). 


Menurut dia, tangkapan ular piton yang kesembilan ini termasuk agak kecil dengan panjang 2,5 meter.


Sebelum-sebelumnya, Yasmin pernah menangkap ular piton dengan panjang mencapai 5 meter.

 


"Sebenarnya sudah lebih sembilan kali saya ketemu ular sawo kalau bahasa kami, cuma yang tertangkap sudah sembilan kali, ada yang lepas juga, tidak dihitung," katanya.

 


Yasmin mengungkapkan ular piton sering muncul di sekitaran rumahnya pada malam hari. 


Ular tersebut ingin memangsa ayam peliharaannya dalam kandang. 

 


Rumahnya yang berada di atas lahan yang dulunya rawa-rawa memang merupakan habitat ular piton. 

 


"Makan ayam itulah tujuannya, pernah semalam itu empat ekor ayam saya habis dimakannya, tapi tidak dapat ularnya," kata Yasmin. 


Ia menjelaskan menangkap ular piton sebenarnya susah-susah gampang, namun dibutuhkan keberanian. 


Biasanya saat ada ular piton memangsa ayamnya, Yasmin terlebih dahulu mencari ekornya. 


Setelah didapat, kemudian ekor ular piton itu dilipat atau dipatahkan, lalu diikat dengan karet gelang. 


Tujuannya supaya kekuatan ular tersebut berkurang, sehingga akhirnya melemah atau lemas.


"Supaya tidak lari, ekornya tetap kita pegang, kemudian kita berusaha untuk menangkap kepalanya. 


Cuma itu tadi modalnya keberanian, kalau sambil takut-takut ya tidak bisa," kata Yasmin. 


Ia menyebut ular piton hasil tangkapannya biasanya diberikan kepada orang lain untuk diambil minyaknya. 


Minyak ular piton diyakini masyarakat setempat sebagai obat bermacam penyakit. 


"Saya kasih ke orang-orang, karena biasanya orang mau ambil minyaknya untuk obat," kata Yasmin.
 
 
 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved