KKB Papua
AMERIKA Tak Ada Waktu Campuri Papua, Sibuk Urus China: Dunia Tak Peduli Insiden Bintang Kejora
Perjuangan Papua merdeka dengan mengangkat bendera setiap 1 Desember tidak serta merta membuat Papua langsung merdeka.
SRIPOKU.COM, PAPUA--Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri, Ali Kabiay menilai, pengibaran ataupun pembentangan bendera Bintang Kejora sudah tidak relevan dan melanggar hukum.
Hal itu disampaikan merespon aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di depan GOR Cenderawasih Jayapura oleh delapan pemuda pada Rabu (1/12/2021).
Ali menegaskan, perjuangan Papua merdeka dengan mengangkat bendera setiap 1 Desember tidak serta merta membuat Papua langsung merdeka.
"Karena perjuangan tersebut, sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang dan tentunya akan melanggar hukum," tegas Ali lewat rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Kamis (2/12/2021).
Menurutnya, perjuangan Papua merdeka sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang.
Secara geopolitik global, perjuangan Papua merdeka sudah pudar dan tidak mendapat tempat di hati masyarakat internasional.
"Masyarakat dunia di Kawasan Pasifik, Eropa, Asia dan Amerika sekarang lebih fokus mengurus ekonomi untuk berbondong-bondong menyamai 3 negara adikuasa yakni Cina, Amerika, dan Rusia," jelasnya seraya menambahkan AS kini lebih fokus menyorot Cina.
Kemudian, lanjut Ali, warga dunia dalam era modern ini lebih fokus meningkatkan kapasitas kesehatan untuk menghadapi berbagai varian baru virus Corona.
"Sehingga isu-isu separatis Papua merdeka tidak lagi mendapat tempat di hati masyarakat internasional," tandasnya.
Ali yang juga Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua itu meminta kepolisian untuk memproses para pengibar bendera Bintang Kejora di depan GOR Cenderawasih.
"Apabila mereka terbukti melanggar hukum, harus diproses, karena sudah mencoreng citra dan prinsip kedaulatan NKRI," tutup Ali.
Diberitakan sebelumnya, pengibaran bendera Bintang Kejora oleh delapan oknum mahasiswa di depan Gedung Olahraga (GOR) Cenderawasih Jayapura, tepat di samping Markas Polda Papua, direncanakan.
Hal ini diungkapkan Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Rahmadani kepada awak media, termasuk Tribun-Papua.com di markasnya, Rabu (1/12/2021) malam.
"Dalam konteks kejadian ini, sampai sekarang kami sedang mendalami ke-delapan orang tersebut terkait peran-perannya seperti apa," katanya.
Faizal mengatakan, temuan perencanaan pengibaran bendera, menyusul keterangan dari beberapa orang yang diperiksa sesaat ditangkap saat longmarch.
"Berdasarkan keterangan beberapa orang, aksi tersebut sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/bintang-kejora-ternyata-klub-bola.jpg)