Berita PALI
Wisata Edukasi di PALI Minim Kunjungan, Pengrajin Resam Khas Candi Bumi Ayu Sepi Pembeli
Kawasan wisata yang memiliki nilai budaya, Candi Bumi Ayu, terletak di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)
Penulis: Reigan Riangga | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM, PALI -- Kawasan wisata yang memiliki nilai budaya, Candi Bumi Ayu, terletak di Desa Bumi Ayu Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sejak kembali dibuka, Agustus 2021 pasca pandemi Covid-19, kini masih sepi pengunjung.
Aktivitas Pelancong yang datang ke Komplek Percandian Bumi Ayu sedikit ada peningkatan pada akhir pekan dibandingkan hari kerja.
Pengunjung Situs Cagar Budaya Candi Bumi Ayu ini tak hanya kalangan masyarakat umum maupun instansi, melainkan dari pelajar.
"Kunjungan saat ini sangat jauh berkurang dibanding sebelum Pandemi. Rata-rata perhari 30 s/d 50 orang, kecuali hari libur bisa mencapai 70 - 100 orang," ungkap Kepala BPJB Jambi melalui Kepala Percandian Bumi Ayu, Andi Fhatahila, Minggu (19/9/2021).
Aktivis kunjungan di Komplek Percandian Bumi Ayu kini hanya bisa diisi dengan acara sosial, lantaran masih tetap menerapkan Protokol kesehatan yang ketat, sehingga kunjungan dibatasi.
Seperti diketahui, Candi Bumi Ayu merupakan bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya era peradaban Agama Hindu.
Percandian Bumi Ayu kembali ditemukan oleh E.P. Tombrink tahun 1864.
Komplek Percandian Bumiayu berada di lahan seluas 75,56 ha yang didirikan sejak abad 9-14 Masehi.
Baca juga: Kasus Covid-19 di PALI Melandai, Prokes Hingga Vaksinasi Terus Digalakkan Berikut Sisa Stok Vaksin
Total sudah ada 12 struktur Candi dengan dijadikan wisata bernilai Budaya.
Candi 1,2,3,7 dan 8 sudah dipugar.
Sementara lainnya hanya penanda berupa gundukan.
Candi Bumi Ayu memiliki Galeri Museum Gedung Koleksi untuk edukasi dengan temuan berbagai Arca yang termasuk dalam Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Dilengkapi Gedung Kesenian digunakan muda-mudi menampilkan Kesenian, berupa Tarian Khas Desa Bumi Ayu dan pagelaran musik.
Kemudian, ada Cindera Mata anyaman dari Batang Resam asli warga Desa Bumi Ayu yang bernilai ekonomis pengganti bahan plastik.
Namun demikian, dengan berkurangnya kunjungan ke Desa Bumi Ayu membuat hasil penjualan anyaman khas dari Batang Resam inipun berdampak dengan sepinya pembeli.