Virus Corona di Sumsel

Bisa Masuk ICU, Jika Seseorang yang Miliki Komorbid Divaksin, Prof Yuwono : Jangan Cuma Kata WHO

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr.dr. Yuwono, M. Biomed, mengungkapkan, seseorang yang miliki penyakit bawaan tidak perlu dilakukan vaksin.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Yandi Triansyah
Kolase Sripoku.com
Prof Dr dr Yuwono M Biomed, Ahli Mikrobiologi di Sumsel 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr.dr. Yuwono, M. Biomed, mengungkapkan, seseorang yang miliki penyakit bawaan tidak perlu dilakukan vaksin.

Sebab kata dia, orang yang miliki komorbid atau penyakit penyerta jika divaksin akan tidak berguna.

Bahkan kata dia, orang tersebut bisa masuk ICU.

"Kesimpulan kami cuma satu, orang yang punya penyakit jangan divaksin. Titik," kata Ustaz Prof Yuwono dalam sebuah video di channel youtube Majelis Pecinta Quran dengan judul TEGAS !! COVID 19 ?? AKAL - ILMU //#PART1// UST. PROF DR. dr. YUWONO M.BIOMED.

Yuwono mengaku, sering mendapat laporan, orang yang memiliki penyakit diberikan vaksin.

Setelah divaksin orang tersebut berbahaya bahkan bisa masuk ICU.

"Ilmu itu harus digali, jangan cuma kata WHO," kata dia.

Menurut dia, vaksin itu hukumnya wajib bagi yang tidak memiliki riwayat sakit.

Sedangkan bagi orang yang memiliki penyakit maka vaksin hukumnya tidak wajib.

"Misal orang punya penyakit darah tinggi, kencing manis dan lain lain, vaksin itu tidak akan bekerja dengan baik di dalam tubuhnya," katanya.

Prof Yuwono menjelaskan, cukup 40 sampai 67 persen saja orang yang divaksin.

Sebab untuk memproses vaksin dibutuhkan tubuh yang sehat tanpa penyakit.

"33 persen sisannya tak perlu divaksin," kata dia.

Ajal Itu Sudah Diatur

Prof Yuwono juga menjelaskan soal kematian.

Menurut diam ajal atau kematian itu sudah diatur di dalam Alquran.

Sehingga tak usah terlalu disangkutpautkan dengan Covid-19.

"Meninggal karena covid kalau menurut akal itu masuk akal. Kalau menurut hati coba buka AlQuran. Kalau sudah datang ajal, maka tidak bisa maju tidak bisa mundur. Jadi meninggal karena ajal. Buktinya ada yang meninggal dalam keadaan sehat," ujarnya.

Pandemi Bisa Diakhiri

Pandemi Covid-19 yang menyerang dalam dua tahun terakhir bisa diakhiri.

Prof Yuwono menjelaskan, pandemi bisa diakhiri dengan syarat vaksin.

Tiga bulan pasca divaksin pertama, maka akan terbentuk antibodi dan antibodi sempurna.

Jika antibodi sudah sempurna maka kemungkinan terinfeksi hanya di bawah 2 persen.

Artinya terpapar Covid-19 peluangnnya akan kecil.

Namun ia memperingatkan dalam waktu tiga bulan harus tetap hati-hati.

Menurut dia, jika vaksin sudah tercapai sebesar 40 persen maka akan terbentuk herd immunity atau imunitas kelompok yang akan melindungi yang lain.

Oleh sebab itu, melalui program Serbuan 1 Juta Vaksin, diharapkan 75 hari dari sekarang kita akan sampai pada kondisi herd immunity, dan itu adalah tujuan besar kita semua.

Oleh sebab itu, Prof Yuwono mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan imunitas dengan cukup makan, cukup gerak, dan pikiran yang positif.

Berdasarkan data yang dirangkum Sripoku.com beberapa waktu yang lalu, setidaknya ada 12 jenis komorbid yang dilarang vaksinasi Covid-19.

Berikut daftar komorbid dilarang suntik vaksin Covid-19:

1. Gejala ISPA seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir.

2. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah.

3. Jantung (gagal jantung/penyakit jantung koroner).

4. Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya).

5. Penyakit ginjal kronis/sedang menjalani hemodialysis/dialysis peritoneal/transplantasi ginjal/sindroma nefrotik dengan kortikosteroid.

6. Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis.

7. Penyakit saluran pencernaan kronis.

8. Penyakit Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun.

9. Penyakit kanker.

10. Kelainan darah.

11. Imunokompromais/defisiensi imun.

12. Penerima produk darah/transfusi.

Vaksin Akan Percuma Bagi Orang yang Punya Penyakit bahkan Jadi Bahaya Besar, Ini Kata Prof Yuwono

Daftar Komorbid yang Dilarang Ikut Vaksinasi Covid-19, Prof Yuwono: Bahaya Kalau Lolos Skrining

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved