Breaking News

Virus Corona

Di Brasil, Vaksin Sinovac Tak Berdaya Lawan Varian Gamma, Bisa Lolos dari Antibodi

Hal ini ketahuan setelah Brasil menggunakan vaksin Sinovac dalam melawan wabah Covid-19 varian Gamma.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Syahrul Hidayat
PEJAMKAN MATA SAAT DISUNTIK --- Erik (27), salah satu pedagang Pasar Cinde Palembang yang memiliki tato di tangan kirinya ikut juga divaksin. Awal vaksin, saat petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19, pemuda ini meringis memalingkan muka dan pejamkan matanya. Erik yang berusia 27 tahun ini mengakui takut dengan jarum suntik, namun demi kesehatan dia bersama 252 pedagang Pasar Cinde Palembang menjalani vaksin Covid-19 dosis pertama, di halaman Bank Mandiri Jalan Jendral Sudirman Palembang, 

SRIPOKU.COM - Vaksin Sinovac tak efektif melawan varian Gamma.

Hal ini ketahuan setelah Brasil menggunakan vaksin Sinovac dalam melawan wabah Covid-19 varian Gamma.

Hasilnya vaksin Sinovac dianggap tak efektif untuk melakukan perlawanan terhadap varian Gamma.

Berdasarkan hasil studi para peneliti dari Universitas Campinas Brasil mengungkapkan, bahwa antibodi yang sudah dihasilkan dari vaksin Sinovac ternyata kurang baik dalam bekerja melawan varian Gamma.

Menurut studi, Sinovac tak sebaik saat melawan jenis varian lain.

Dalam penelitian itu juga dijelaskan, virus dapat beredar pada individu yang sudah divaksin.

Varian Gamma bahkan bisa menghindari respons sistem kekebalan.

Hal ini terungkap setelah penelitian yang dilakukan dengan cara memasukkan varian Gamma dan varian lainnya ke antibodi dalam plasma darah.

Total ada 53 orang yang disuntuk vaksin Covid-19 dan 21 orang yang pernah terinfeksi.

Dari total itu ada 18 orang baru disuntik satu dosis, 20 orang diberikan dosis kedua, dan 15 lainnya divaksin dalam uji klinis Sinovac.

Hasilnya varian Gamma mampu meloloskan diri dari antibodi hampir semua peserta yang baru disuntik dan divaksin pada 2020.

Antibodi orang orang yang baru divaksin tidak seefektif jika dibandingkan melawan Covid-19.

Studi yang dipublikasikan di The Lancet Microbe ini juga menemukan, antibodi yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya harus sembilan kali lebih tinggi untuk mencegah infeksi Gamma.

Para penulis mengatakan, hasil itu berarti orang yang sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi kembali.
Namun mereka berkata, karena uji klinis menunjukkan vaksin Sinovac efektif dalam mencegah penyakit parah dan kematian, bisa jadi respon imunnya lebih kompleks.

Vaksin Sinovac disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat pada Juni 2021.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved