Nawawi Dencik Al Hafidz Meninggal Dunia
Syofwatillah Mohzaib : KH Nawawi Dencik Al Hafidz Memotivasi Saya Mendirikan Alquran Al Akbar
Syofwatillah mengatakan, dirinya memiliki kenangan tersendiri dengan KH Nawawi Dencik. Ini karena KH Nawawi Dencik merupakan ketua tim tahsih
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Welly Hadinata
"Dari 50 orang itu saya sendirian, waktu itu baru dapat 16 juz tahun 1983," lanjutnya.
Akhirnya ia pun juga terpengaruh untuk mundur dari meghafal Alquran.
"Perasaan pengen mundur itu memang ada, tapi kalo mundur kasian pak kiyainya nnati, makanya pak kiyai punya perasaan seperti itu," jelasnya.
Namun, akhirnya sang guru memotivasti KH Ahmad Nawawi Dencik untuk tetap menghafal Alquran.
Salah satu caranya yakni KH Ahmad Nawawi Dencik diikutkan lomba Musabaqoh Tilawatil Quran ke Padang.
Hingga pada akhirnya ia pun menjadi Imam Besar Masjid Agung Palembang (Sekarang Masjid SMB Jayo Wikramo).
Awalnya KH Ahmad Nawawi Dencik merasa takut dan tak percaya diri untuk menerima amanah besar menjadi imam di masjid terbesar di Palembang itu.
Namun, pada akhirnya gurunya tetap memintanya untuk menggantikan dirinya menjadi imam namun dengan syarat.
"Dengan syarat setiap pagi saya harus ke rumah pak kiyai, saya mintak disimak hafalan itu, untuk diimamkan di masjid," tuturnya.
"Eh ternyata dibawa ngimam malah hafalan malah tambah enak, makin banyak diulang hafalan makin mudah makin lancar," lanjutnya.
Ia bahkan menuturkan jika salah satu cara untuk memelihara hafalan Alquran yakni dengan membawanya dalam sholat.
Jikalaupun sholat berjamaah ikut orang, maka saat sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah pun bisa dengan mengulang hafalan Alquran.
Berkat semangatnya untuk belajar Alquran yang tak pernah lepas hingga akhirnya ia diminta langsung menjadi Imam Besar.
Bahkan kini KH Nawawi juga melakukan hal yang sama seperti orangtua dulu lakukan kepadanya.
Ustaz Nawawi mengungkapkan jika kini ketujuh anaknya sudah mengikuti jejaknya untuk menghafal Alquran.
Kini selain berdakwah, KH Nawawi juga mendirikan pondok pesantren bernama Al Lathifiyah yang dihuni oleh ratusan santri.
Tak hanya itu saja, ia juga mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Alquran atau STIQ yang berlokasi di Lorong Zuriah, Talang Aman, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30164.