Nawawi Dencik Al Hafidz Meninggal Dunia
Syofwatillah Mohzaib : KH Nawawi Dencik Al Hafidz Memotivasi Saya Mendirikan Alquran Al Akbar
Syofwatillah mengatakan, dirinya memiliki kenangan tersendiri dengan KH Nawawi Dencik. Ini karena KH Nawawi Dencik merupakan ketua tim tahsih
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG — Imam besar Masjid Agung SMB Jayo Wikrano Palembang K.H.Ahmad Nawawi Dencik Al Hafidz meninggal dunia di RSPAD Paviliun Kartika pada pukul 14.07 WIB, Minggu (26/6/2021).
Wafatnya ulama besar di Palembang ini memunculkan rasa kehilangan yang teramat besar bagi kalangan yang mengenalnya. Salah satunya bagi Inisiator dan pembuat Bayt Al Quran Al Akbar, Syofwatillah Mohzaib.
Dia menyebutkan, mendapatkan kabar berpulangnya KH Nawawi Dencik langsung dari Marzuki Alie yang berada di rumah sakit di Jakarta.
"Tentu, saya secara pribadi maupun atas nama baik Alquran Al Akbar maupun pesantren Modern IGM al Ihsaniyah sangat kehilangan sosok seorang Kyai, seorang guru kami yang sangat kami cintai yaitu KH Nawawi Dencik," ujarnya.
Syofwatillah mengatakan, dirinya memiliki kenangan tersendiri dengan KH Nawawi Dencik. Ini karena KH Nawawi Dencik merupakan ketua tim tahsih, tim pengoreksi Alquran Al Akbar 30 juz bersama alm KH Syazili Musyofa, Alm KH Qudus, Alm Hasnuril Yani, alm Ustaz Ismail Nawawi.
"Beliau yang sangat rajin tentunya karena sebagai seorang hafiz, imam besar, beliau sangat telaten ketika mengoreksi Alquran Al Akbar," kata Syofwatillah.
Tak hanya itu, saat akan mendirikan Alquran Raksasa tersebut KH Nawawi Dencik juga merupakan salah satu tokoh yang memotivasi ulama, tokoh yang beri dukungan pembuatan Alquran Al Akbar pada tahun 2002.
"Saya menghadap beliau mengutarakan akan membuat Alquran Al Akbar beliau sangat senang dan beliau mendoakan agar Alquran Al Akbar bisa selesai dan alhamdulillah selesai. Saat peresmian pun beliau hadir," tambahnya.
Menurutnya, sosok KH Nawawi Dencik ini agak langka. Hal ini karena meskipun merupakan seorang kiyai dan ilmunya tinggi, hapal Alquran, paham dan mengamalkan Alquran, dia juga adalah sosok ulama yang tawadhu.
"Alquran berjalan karena ketawadhuan beliau," katanya lagi.
Tak hanya itu, meskipun ulama besar KH Nawawi Dencik pun tak segan mempersiapkan sang murid untuk menjadi jadi imam salat jemaah.
"Tentu saja kami menolak tapi beliau paksa. Subhanallah beliau sangat menghargai muridnya, baik ustax yang lain jadi Tentu kita sangat kehilangan sekali seorang guru, ulama, orang tua kami yang tercinta. Akhirnya kita
Hanya mampu menerima ikhlas dan mengiringi. Insyaallah kami yakin beliau husnul khatimah dan yakin beliau dimulyakan di sisi Allah swt. Amin," ujar Syofwatillah.

Baca juga: Inilah Kisah Hidup KH Nawawi Dencik, Hafal Quran di Usia 17 Tahun, Ngajinya Cuma Modal Minyak Lampu
Baca juga: BREAKING NEWS : Imam Besar Masjid Agung Palembang KH Nawawi Dencik Al Hafidz Meninggal Dunia
Inilah perjalanan panjang KH Nawawi dalam belajar Alquran hingga akhirnya berpuluh-puluh tahun menjadi Imam Besar.
Kiyai kelahiran Palembang, 27 Februari 1959 ini mengungkap jika saat dirinya masih kecil, ia hanya memiliki modal minyak lampu untuk pergi ke rumah guru ngajinya.