Sosok Sjamsul Nursalim Punya Gurita Bisnis Asia Hingga Eropa dan Harta Rp 10 Triliun, Kasus SP3 KPK

Sebab, SP3 terhadap Sjamsul Nursalim oleh KPK, kini digugat oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa/kompas.com
Sjamsul Nursalim (kiri) dan Koordinator MAKI Boyamin Saiman (kanan), berikut Sosok Sjamsul Nursalim Punya Gurita Bisnis Asia Hingga Eropa dan Harta Rp 10 Triliun, Kasus SP3 yang dikeluarkan KPK digugat MAKI dan kini sidangnya digelar di PN Jakarta Selatan, Senin (7/6/2021). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Hari ini Senin (7/6/2021), nama Sjamsul Nursalim kembali menjadi pembicaraan, setelah sebelumnya mendapatkan SP3 atau Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) tersangka korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada awal April 2021 lalu.

Sebab, SP3 Kasus BLBI terkait Sjamsul Nursalim oleh KPK, kini digugat oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

Adapun sidang gugatan praperadilan terhadap Sjamsul Nursalim digelar Senin (7/6/2021) hari ini, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, gugatan itu terdaftar pada 11 Mei 2021.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman angkat bicara dan berharap pihak KPK menghadiri sidang perdana gugatan praperadilan SP3 itu sebagai wujud penghormatan pada proses hukum yang berlangsung.

Ia berharap KPK bisa hadir."Semoga KPK akan hadir sebagai bentuk penghormatan proses hukum."

Selain itu, dia pun meminta KPK memberikan langsung alasan terkait SP3 terhadap kasus Sjamsul Nursalim tersebut.

"Dan tentunya KPK akan memberikan alasan, jawaban, dan bukti atas terbitnya SP3 tersebut," tutur Boyamin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Lantas, siapakah Sjamsul Nursalim, dia merupakan seorang konglomerat yang memiliki gurita bisnis besar di Indonesia dan Asia.

Jauh sebelum sukses, Sjamsul Nursalim yang memiliki nama Liem Tjoen Ho ini, merupakan anak dari seorang pedagang besar di mana pada tahun 1940-an, ayahnya pernah berdagang kopi dan lada di Lampung.

Dia dilahirkan di Lampung dan di tengah keluarga pedagang kaya raya pada tahun 1942.

Semangat pedagang dan pebisnis menyatu dalam jiwanya sejak kecil.

Apalagi setelah dia cukup mengerti dengan dunia bisnis yang digeluti keluarganya.

Sang ayah kemudian merabah ke bisnis lain yakni membuka pabrik remiling (penggililangan) karet terkenal di jung selatan Pulau Sumatera kala itu.

Melihat hal itu, Sjamsul Nursalim dewasa kemudian mengikuti jejak ayahnya. Ia kemudian belajar bisnis di Inggris dan mengembangkan usaha yang tak jauh dari karet.

Lalu mendirikan perusahaan yang memproduksi ban terkenal dan terbesar hingga kini.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved