Terjepit KKB Papua Jadikan Warga Sebagai Tameng, Tim TNI Polri Tak Berkutik, Kapolda: Jangan Gegabah
Bahkan dalam dua hari mereka mampu menciptakan 5 teror mencekam dengan 4 warga sipil menjadi korban aksi KKB.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Meski terkepung dan terjepit di Puncak Papua, KKB Papua tak kehabisan akal untuk berbuat teror.
Bahkan dalam dua hari mereka mampu menciptakan 5 teror mencekam dengan 4 warga sipil menjadi korban aksi KKB.
Bahkan, ketika Tim TNI Polri melakukan pengejaran dan mereka sudah terpojok tak bisa lari, KKB Papua tetap bertindak cepat memanfaatkan medan di Disktrik Ilaga di Kabupaten Puncak Papua yang lebih mereka kuasai.
Dalam kondisi terpojok dan terjepit, KKB Papua Jadikan Warga Sebagai Tameng.
Dugaan itu, sebagaimana diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri yang memerintahkan aparat untuk menghentikan sementara pengejaran dan kembali menyusun stragegi, agar kasus TNI Polri Tak Berkutik ketika KKB Papua lari ke perkampungan tak lagi terulang.
Menurut Kapolda Papua seperti dilansir dari Tribun Papua, jika personel TNI Polri tidak hati-hati dan bertindak ceroboh, seperti saat terlibat kontak senjata di Distrik Ilaga, Jumat (4/6/2021), maka yang diuntungkan adalah pihak KKB.
"Kalau ceroboh justru kitajadi penyumbang sejata dan amunisi buat mereka," jelas Kapolda lewat pesan singkat, Jumat (4/6/2021) kemarin.
Maka itu, Fakhiri meminta aparat untuk waspada dan memisahkan ruang gerak KKB Papua dari warga sipil agar memudahkan menangkap dan melakukan pengamanan.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Seperti diketahui, tiga kali terjadi kontak senjata, pertama ketika polisi hendak mengevakuasi jenazah Habel Halenti, diserang oleh pihak KKB.
Kemudian saat hendak merebut dan mengamankan Bandara yang sempat dikuasai KKB Papua, Kamis (3/5/2021) siang.
Lalu kontak ketika terjadi kontak tembak saat Tim Gabungan TNI Polri yang dinamakan Tim Pam Rawan melakukan pengejaran.
Dalam kondisi ini, sangat terlihat KKB Papua mampu memanfaatkan kondisi alam yang memang mereka kuasai untuk melakukan gerilya, menyerang lalu menghilang.
Bahkan menjadikan warga sipil sebagai tameng ketika KKB Papua sudah terpojok.