Berita Muratara
Siang Pakai Kentongan, Malam Pakai Obor: Tips Usir Gajah Liar dari Pemukiman Agar tak Mengamuk
Kemunculan gajah itu pertama kali diketahui warga di Desa Sungai Lanang, Kecamatan Rawas Ulu, Jumat (21/5/2021) malam.
SRIPOKU.COM, MURATARA - Gajah liar kembali mendekati perkampungan warga di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Warga menyebut bila dilihat dari jejak kakinya, gajah tersebut hanya satu ekor.
Gajah tunggal yang meneror warga di wilayah Kecamatan Rawas Ulu ini berjalan terus ke beberapa desa.
Kemunculan gajah itu pertama kali diketahui warga di Desa Sungai Lanang, Kecamatan Rawas Ulu, Jumat (21/5/2021) malam.
Baca juga: Warga Ketakutan, Seekor Gajah Liar Teror Warga Beberapa Desa di Muratara, Sebelumnya Ada yang Tewas
Baca juga: Menantu Pintar Diterjunkan ke Lokasi Cek Ratusan Babi Mati di Muratara : Diduga Demam Babi Afrika
Dari Desa Sungai Lanang, gajah itu masuk ke wilayah Desa Sungai Kijang, lalu ke Desa Lubuk Kemang.
Informasi yang diterima hari ini, Selasa (25/5/2021), gajah itu sudah mengarah masuk ke wilayah Desa Remban.
Bila gajah tersebut terus berjalan maka ada kemungkinan akan memasuki wilayah Kecamatan Rupit.
Banyak warga tidak memahami cara mengatasi saat ada teror gajah liar yang mendekati pemukiman atau kebun warga.
Terkait hal itu, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengusir gajah liar agar tidak mengamuk dan menyerang manusia.
Tips ini diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan (Sumsel) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Lahat.
Baca juga: Gajah Liar Masuk Desa, Warga Rawas Ulu Muratara Heboh, DPRD:Jangan Lagi Ada Korban Jiwa
Baca juga: 2 Kades Terpilih di Muratara Meninggal Dunia, Pemkab Diminta Gelar Pikades PAW, Ini Mekanismenya!
Hal itu disampaikan Syarmidi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muratara.
"Seperti yang dijelaskan tim dari BKSDA Sumsel kepada kami, ada tips-tips yang harus diketahui masyarakat cara mengatasi gajah liar," kata Syarmidi.
Dia menjelaskan, saat melihat gajah liar memasuki pemukiman atau perkebunan warga, jangan menggiring atau mengusirnya secara langsung.
"Apalagi lagi didekati, jangan, sangat berbahaya, karena dia gajah liar, dia sensitif sekali," ujar Syarmidi.
Gajah liar biasanya diusir oleh warga dengan cara yang kasar agar hewan besar tersebut pergi menjauh.
Padahal seharusnya tidak begitu, karena gajah bisa bergerak dan berpindah tempat dengan sendirinya asal tidak arogan saat mengusirnya.
"Sebab ketika gajah bergerak dan manusia mengganggu pergerakannya, maka di situlah kadang timbul masalah, gajahnya marah, ngamuk," kata Syarmidi.
Baca juga: Gajah Liar Masuk Halaman Sekolah di Rawas Ulu Muratara, Lapangan Voli Hancur
Baca juga: Kendaraan Anggota DPR RI Pakai Pelat Nomor Khusus, Ketua DPRD Muratara: Semoga Juga di Daerah
Dia membagikan beberapa langkah aman yang bisa dilakukan dalam menyikapi gajah yang masuk ke kawasan manusia.
Bila di siang hari, masyarakat bisa membuat bunyi-bunyian atau suara gaduh dari jauh bila melihat gajah liar mendekat.
"Misalnya pakai kentongan atau sesuatu yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian. Suara gaduh itu bisa membuat gajah menjauh dari kita," ujarnya.
Selanjutnya bila di malam hari, tindakan yang bisa dilakukan adalah memasang penerangan di sepanjang jalan yang diyakini akan dilalui gajah masuk ke pemukiman.
"Bisa dengan obor, lampu gantung maupun alat penerang lain yang biasa digunakan," katanya. (Rahmat/TS)