Berita Muratara

'Menantu Pintar' Diterjunkan ke Lokasi Cek Ratusan Babi Mati di Muratara : Diduga Demam Babi Afrika

Kita sudah ambil sampel tadi malam, kita turunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit)

Editor: Yandi Triansyah
ISTIMEWA
Tim dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara mengambil sampel daging babi hutan mati, Senin (24/5/2021) malam. Sampel ini akan diuji laboratorium di Balai Veteriner Lampung. 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara, menerjunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit), untuk mencari tau penyebab matinya babi hutan secara mendadak.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara, Suhardiman, Selasa (25/5/2021).

Menurut dia, Tim 'Menantu Pintar' sudah mengambil sampel daging babi yang mati untuk diuji laboratorium.

"Kita sudah ambil sampel tadi malam, kita turunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit)," kata Suhardiman, Selasa (25/5/2021) pagi.

Dia menyebut pengambilan sampel daging babi hutan yang ditemukan mati di kebun warga di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.

Sampel tersebut akan dikirim ke Balai Veteriner Lampung untuk diteliti.

Suhardiman menduga banyaknya babi mati ini diduga terkena serangan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

"Tapi itu baru dugaan, kita masih menunggu hasil lab dari Balai Veteriner Lampung," katanya.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Suhardiman mengatakan dinasnya mendapat laporan dari warga tentang banyaknya babi hutan mati ini sejak Kamis (20/5/2021) lalu.

Informasi yang didapatinya untuk saat ini penemuan babi mati baru di Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung.

Mereka belum melakukan pendataan berapa jumlah babi yang ditemukan mati di kabupaten ini.

"Untuk jumlahnya kalau kata warga diperkirakan sudah ratusan babi mati di hutan, tapi kami belum mendata," katanya.

Suhardiman mengungkapkan kejadian tersebut baru pertama kali ini terjadi di Kabupaten Muratara.

Soal virus ASF yang mengakibatkan kematian pada babi ini diketahuinya telah muncul di Sumsel sejak pertengahan tahun lalu.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved