Virus Corona di Pagaralam
Objek Wisata di Kota Pagaralam Ditutup Mendadak, Pedagang Menjerit, Stok Barang Banyak tapi tak Laku
Salah satu pedagang buah durian Mang Ucit mengatakan dengan adanya penutupan semua objek wisata di Pagaralam sangat berdampak
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Sudarwan
Laporan Wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan
SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam bersama Polres Pagaralam untuk menutup semua objek wisata yang ada di Pagaralam Provinsi Sumatera Selatan mulai H+3 Hari Raya Idul Fitri 1442 H kemarin membuat banyak pedagang di Pagaralam merugi.
Keputusan yang terkesan mendadak tersebut dengan alasan untuk memutus mata rantai penularan Virus Corona (Covid-19) di Pagaralam membuat pedagang yang sudah menstok barang dagangan mereka kebingungan karena wisatawan yang diharapkan menjadi konsumen langsung meninggalkan Pagaralam.
Baca juga: PINTU Masuk Gunung Dempo Dijaga Ketat Polisi, Seluruh Objek Wisata di Kota Pagaralam Ditutup
Dampaknya barang dagangan mereka menumpuk dan bahkan ada yang terpaksa dibuang.
Seperti para pedagang buah durian yang sudah menstok buah durian namun tidak ada yang membeli.
Belum lagi pedagang makanan yang sudah membuat makan banyak namun tidak ada pembeli.
Salah satu pedagang buah durian Mang Ucit mengatakan dengan adanya penutupan semua objek wisata di Pagaralam sangat berdampak pada dirinya yang hanya mengandalkan wisatawan yang menjadi pembeli dagangannya.
Baca juga: Larangan Mudik Guna Cegah Lonjakan Covid-19 Wako Pagaralam Kunjungi Pos Penyekatan & Titip Pesan Ini
"Sangat merasakan imbasnya pak. Sebab saya sudah menstok barang banyak karena biasanya akan banyak wisatawan yang datang ke Pagaralam dan membeli durian kita. Namun karena semua objek wisata ditutup jadi wisatawan tidak datang ke Pagaralam," ujarnya.
Pihaknya secara pribadi sangat mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 di Pagaralam.
Namun menurutnya harusnya keputusan penutupan objek wisata disosialisasikan jauh hari sebelumnya agar pihaknya tidak menstok barang.
Baca juga: Didominasi Kasu Bukan Hasil Tracing, Update Virus Corona Pagaralam, Wanita 25 Tahun Isolasi Mandiri
"Harusnya jangan ditutup secara mendadak tanpa ada sosialisasi dulu. Pasalnya jika seperti ini barang kami yang sudah distok tidak ada yang laku dan terancam busuk dan dibuang," katanya.
Sementara itu, Eko pedagang ceker bakar mengatakan, pada hari penutupan objek wisata di H+3 kemarin dirinya merugi banyak.
Hampir separuh dagangannya terpaksa dibawa pulang lagi karena tidak laku.
"Biasanya saya mangkal di objek wisata pak, namun karena semua objek wisata ditutup jadi saya keliling dan hasilnya jualan saya banyak tidak laku," ungkapnya.