Virus Corona

Sudah Selamatkan Ratusan Nyawa, Dokter Muda Bunuh Diri, Stres Rawat Pasien Covid-19 di India

Kabar kematian sang dokter kemudian dikabarkan oleh mantan kepala Asosiasi Media India (IMA) Dr. Ravi Wankhedkar lewat akun Twitter miliknya.

Editor: Yandi Triansyah
tangkap layar NDTV.com
Seorang dokter muda di India bunuh diri karena stres hadapi Covid-19 di negaranya. 

SRIPOKU.COM - Tingginya angka penderita Covid-19 di India, memicu stres dan frustasi yang dialami tenaga medis.

Bahkan seorang dokter muda lebih memilih mengakhiri hidupnya.

Sebab dia sudah tak tahan lagi menanggani 7-8 orang pasien kritis akibat covid-19.

Dokter bernama Vivek Rai itu akhirnya meninggal dunia akibat bunuh diri karena stres merawat pasien covid-19.

Kabar kematian sang dokter kemudian dikabarkan oleh mantan kepala Asosiasi Media India (IMA) Dr. Ravi Wankhedkar lewat akun Twitter miliknya.

Dr Ravi mengungkapkan, sudah ratusan nyawa yang diselamatkan oleh dokter Vivek dari covid-19.

Namun kondisi yang semakin buruk setiap harinya, karena jumlah pasien semakin meningkat, membuat sang dokter muda memilih mengakhiri hidupnya.

"Dia adalah seorang dokter yang sangat brilian dari Gorakhpur (Uttar, Pradesh) dan membantu menyelamatkan ratusan nyawa selama pandemi," kata Dr. Ravi dikutip dari NDTV, Minggu (2/5/2021).

Ravi melanjutkan, Dr Vivek Rai telah merawat pasien Covid-19 di rumah sakit swasta selama satu bulan terakhir.

Selama masa tugasnya, dia selalu menangani tujuh hingga delapan pasien kritis setiap harinya.

Dokter muda itu lantas mengalami depresi setelah semakin banyak orang sekarat karena Covid-19.

"Karena situasi yang membuat dia frustasi, dia mengambil keputusan yang sulit untuk mengakhiri hidupnya sendiri daripada hidup dengan penderitaan dan emosi orang-orang yang meninggal dalam pantauannya," imbuh Dr Wankhedkar.

Menurut Dr. Ravi, kematian dokter muda ini adalah dampak dari sistem penanganan Covid-19 yang buruk.

"Hal ini menjadi fokus ketegangan emosional yang luar biasa saat mengelola krisis Covid."

"Kematian seorang dokter muda ini tidak lain adalah pembunuhan oleh 'sistem' yang telah menciptakan frustrasi terhadap kekurangan fasilitas perawatan kesehatan dasar."

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved