Wacana Impor Beras Bikin Petani di Lubuklinggau Mura dan Muratara Cemas Beras Lokal Banting Harga

Arif, salah satu petani di wilayah Kecamatan Tugu Mulyo, menyampaikan rencana pemerintah untuk mengimpor beras tidak berpihak kepada petani.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel/eko
Para pekerja Buyono saat melakukan bongkar muat beras ke gudang penyimpanan.  

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Para petani di kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas (Mura), dan Musi Rawas Utara (Muratara) resah dengan wacana pemerintah pusat melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton.

Keresahan para petani di tiga wilayah ini karena sentral penghasil beras di Bumi Silampari, tepatnya di Kabupaten Musi Rawas, akan melakukan panen raya dalam waktu dekat.

Mirisnya, ditengah wacana impor beras ini, para petani mengeluhkan penurunan harga beras di tingkat petani yang hanya dihargai Rp. 8.000-8.200/Kg.

Aib Perselingkuhan Dikuliti, Krisdayanti Tampar Kalimat Aurel saat Ia Dilahirkan dari Rahimnya

Arif, salah satu petani di wilayah Kecamatan Tugu Mulyo, menyampaikan rencana pemerintah sangat tidak berpihak kepada petani. Ditengah kondisi petan tengah sulit karena pandemi Virus Corona.

"Harusnya bila ingin menyiapkan stok pangan, sebaiknya pemerintah menyerap beras petani dengan menaikan harga," ungkapnya saat dihubungi wartawan, Senin (22/3/2021).

Ia mengkhawatirkan bila impor beras tersebut benar-benar terealisasi, maka secara otomatis harga beras lokal akan semakin anjlok, dampakya petani akan sangat dirugikan.

"Kami meminta pemerintah tidak impor beras, namun mengolah gabah milik petani secara maksimal hingga mau bersaing petani dan mensejahterakan ," ujarnya.

Sementara Buyono pengepul beras asal Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Mura, mengatakan, bila Indonesia saat ini  belum perlu untuk melakukan impor beras.

BREAKING NEWS : MK Putuskan 4 TPS di PALI Lakukan Pemungutan Suara Ulang

Menurutnya, kebutuhan beras saat ini masih tercukupi.

Berdasarkan data yang ada di Bulog, impor beras yang dilakukan di tahun 2018 saja masih menyisakan ratusan ribu ton di awal 2021.

"Artinya impor beras tahun 2018 itu belum tersalurkan semua. Pertanyaan kenapa harus import beras lagi sebanyak 1juta ton itu, tidak masuk akal," ungkapnya.

Sementara di Indonesia ini, di beberapa daerah sedang terjadi panen raya termasuk di wilayah Musi Rawas, selama ini ia sebagai pengepul dan penyalur beras tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan beras dari petani.

"Terutama untuk wilayah di Musi Rawas. Karena beras musi rawas, ini cukup untuk memenuhi kebutuhan MLM, Rejang Lebong hingga ke Bengkulu," bebernya.

Ia pun menegaskan sejauh ini Sumsel masih aman karena daerah Jalur di Kabupaten Banyuasin sedang panen Raya, sedangkan di Kabupaten Musi Rawas mulai panen.

"Sekarang daerah Jawa juga ada yang mulai panen, Sulawesi selatan juga panen," tambahnya.

Belum Tentu Karena Vaksin, Penambahan Angka Virus Corona di Palembang Berangsur Menurun

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved