Bukan Karena belum Masa Panen, Petani di Pagaralam Sebut Hal Ini yang Bisa Pengaruhi Harga Cabai

"Dengan kata lain, kalau cabai ini tidak ada masa tertentu dimana para petaninya bisa panen, tergantung kapan mereka mulai menanam,"

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Refly Permana
handout/sripoku.com
Sejumlah petani cabai di Pagaralam selfie di depan tanaman cabai yang sudah berbuah. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan

SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Dinas Perdagangan Palembang menyebut belum masuknya musim panen menjadi alasan tingginya harga beberapa jenis cabai belakangan ini.

Hanya saja, sejumlah petani di Pagaralam menilai bukan itu alasan utamanya, melainkan momen jelang ramadhan-lah yang mempengaruhi harga cabai saat ini.

Pasalnya, saat ini sejumlah petani cabai di Pagaralam sudah mulai memanen cabai meski memang tidak seluruh petani.

Untuk diketahui, cabai dari Pagaralam sering dipasok ke pasar-pasar tradisional di Palembang.

Bekali 24 Pelatih Keahlian Terapis, Dispora Datangkan Pakar Masseur, Berikut Alasannya

Harga cabai merah di tingkat petani cabai di Pagaralam sudah mengalami kenaikan. meskipun belum terlalu signifikan.

Saat ini, harga cabai merah di tingkat petani mencapai Rp 35.000 per kilogram.

Namun, harga cabai setan sampai saat ini masih sangat mahal, yaitu berada di angka Rp 85.000 per kilogram di tingkat petani.

Sedangkan untuk cabai yang dipetik hijau masih berada diangka Rp 10.000 per kilogran di tingkat petani.

Salah satu tauke cabai di Pagaralam, Darwansyah, mengatakan, saat ini harga cabai di tingkat petani mulai membaik.

Dari harga di bawah Rp20.000 per kilogram saat ini mencapai Rp 34.000 sampai Rp35.000 per kilogram.

"Sudah mengalami kenaikkan meski tidak terlalu tinggi. Hal ini mungkin saja dipengaruhi dengan jelang ramadhan ini," ujarnya.

Bandit Pecah Kaca Tengah Berkeliaran di Prabumulih, 2 Hari Berturut-turut Korban Berdatangan

Dikatakan Darwansyah, namun harga cabai rawit setan yang masih sangat tinggi, yaitu Rp 85.000 per kilogram ditingkat petani.

"Jika di tingkat petani harganya Rp 85 ribu, jika dijual dipasaran secara eceran bisa mencapai Rp 100 ribu sampai Rp 115 ribu per kilogramnya," katanya.

Disinggung tentang musim panen, Darwansyah mengatakan saat ini sejumlah petani cabai di Pagaralam sudah mulai memanen tanaman mereka.

Hanya saja, karena saat menanam tidak serempak, maka panennya pun tidak serempak.

"Dengan kata lain, kalau cabai ini tidak ada masa tertentu dimana para petaninya bisa panen, tergantung kapan mereka mulai menanam," kata Darwansyah.

Sementara itu, Erik salah satu konsultan pertanian di Pagaralam mengatakan, saat ini harga cabai merah di Pagaralam masih cukup beragam harganya tergantung jenis cabai yang ditanam petani.

Alasan Nil Maizar Dukung Ambrizal Rangkap Asisten Pelatih Sriwijaya FC

"Memang ada yang harganya Rp 35 ribu per kilogram namun, ada juga yang hanya Rp25 ribu per kilogram, tergantung kualitas cabainya sendiri," jelasnya.

Sementara itu berdasarkan pantauan sripoku.com di lapangan, untuk harga cabai merah di tingkat pedagang cabai di Pagaralam mencapai Rp 45.000 per kilogram.

Cabai yang sudah digiling saat ini harganya Rp 50.000 per kilogramnya.

Dinas Perdagangan Kota Palembang menyebutkan alasan utama lonjakan harga cabai di Kota Palembang.

Hal ini dikarenakan, daerah pemasok utama komoditas cabai hingga saat ini belum panen. 

Kepala Dinas Perdagangan Palembang, Hardayani, mengatakan dampak keterlambatan panen tersebut menjadi pemicu kenaikan harga cabai.

Salah satunya harga cabai setan,  yang meroket hingga Rp 115 ribu di pasaran.

"Ini karena belum panen serta memang jelang puasa ini permintaan pasar meningkat," ujarnya. 

TERBONGKAR Rahasia Besar di Balik Pernikahan Vicky Prasetyo: Kalina Senyum Hampa

Disebutkan Hardayani, mayoritas pasokan cabai yang masuk ke Palembang berasal dari luar kota, seperti Pagaralam, Padang, dan Lampung. 

"Pasokannya sekarang sedikit karena belum panen.

Sejauh ini harga cabai burung yang mahal, sementara untuk cabai merah keriting masih relatif stabil Rp 65 ribu perkilo," katanya. 

Dinas Perdagangan Palembang memprediksi, penurunan harga tampaknya baru bisa terealisasi setelah lebaran.

Karenanya, ia mengimbau agar masyarakat belanja bijak dan membeli sesuai keperluan. 

"Jangan kalap ketika belanja," katanya. 

Kisah Tenaga Kesehatan di Empat Lawang Setiap Bulan Hidup dari Uang 200 Ribu, Kami Butuh Perhatian

Sementara itu, Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, dirinya telah menginstruksikan agar dinas perdagangan melakukan kontrol terhadap harga terutama di momentum bulan ramadhan ini. 

"Kan sudah ada HET di masing-masing komoditas, jangan sampai dijual terlalu tinggi ke masyarakat," katanya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved