Ada Banyak Orang "Terdekat" Hatta Rajasa di PAN Sumsel, Ini Penjelasan Wakil Ketua PAN Sumsel

"Semua kader yang ada tetap diakomodir dan ada di kepengurusan. Sebab penentuan akhir ada di DPP semua," kata Azis Kamis.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/arif
Wakil ketua DPW PAN Sumsel Abdul Azis Kamis 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Adanya tudingan sejumlah loyalis ketua umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang merasa "disingkirkan" tidak diakomodir dalam kepengurusan PAN, baik ditingkat provinsi maupun Kabupaten/ kota se Sumsel, dibantah keras pengurus DPW PAN Sumsel.

Menurut Wakil ketua DPW PAN Sumsel, Abdul Azis Kamis, jika kepengurusan PAN yang ada telah mengakomodir semua kader- kader PAN yang memiliki potensial untuk membesarkan PAN kedepan, tanpa membedakan faksi- faksi yang ada sebelumnya.

"Semua kader yang ada tetap diakomodir dan ada di kepengurusan. Sebab penentuan akhir ada di DPP semua," kata Azis Kamis.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Gubernur Sumsel ini menerangkan jika proses pemilihan kepengurusan di tingkat DPD (Kabupaten/ kota) PAN se Sumsel sudah clear dan sudah musyawarah mufakat untuk menentukan ketua, sekretaris dan bendahara.

Baca juga: Orang-orang Terdekat Hatta Rajasa Makin Banyak di Kepengurusuan PAN Sumsel, Loyalis Zulhas Waswas

"Sekarang ini tinggal di Kabupaten Muba, Banyuasin, dan OI saja, yang lain tidak ada masalah dan kita jelaskan begini prosesnya.

Dimana kalau di Muba dan Banyuasin, ada yang  tidak mau menandatangani fakta intergritas yang itu perintah langsung DPP," tuturnya.

Ia membantah keras soal anggapan trah Hatta yang membangun kekuatan dan menyingkirikan loyalis Zulhas di Sumsel saat ini, karena ia memastikan semua sudah diakomodir.

Tapi, memang ada dorongan sewajarnya saja dari pak Hatta untuk ikut terlibat.

"Coba perhatikan Waketum saja adalah Umar, Syarif jadi wakil ketua DPW, Rudi Apriadi di posisi Wakil ketua DPW, termasuk adik Umar di wakil Bendahara DPW, dan banyak lagi.

Jadi yang mana tidak diakomodir," tuturnya.

Sedangkan untuk sejumlah kepengurusan DPD yang ada, dari hasil musyawarah mufakat formatur terpilih, itu proses yang ada di masing- masing tingkatan DPD dan pihaknya tidak melakukan intervensi untuk menentukan orang- orang tertentu, apalagi condong ke loyalis Hatta.

Ramalan Zodiak Cinta Besok, Jumat 5 Maret 2021: Waspada Aquarius, Scorpio, Taurus, Bagi yang Jomblo

"Semua melalui proses musyawarah mufakat dan nantinya yang menetapkan DPP dimana, Ketua POK Muntas Raiz yang notabanenya anak Amin Rais dan mantu Zulhas, kemudian Slamet yang menjabat sekretaris POK yang merupakan tangan kanan pak Zulhas, jadi nilailah sendiri," tuturnya.

Ditambahkan Azis, jika pak Hatta memang memiliki tanggung jawab membesarkan PAN di Sumsel mengingat beliau tokoh PAN nasional.

Dan jika ada kerabat Hatta yang akhirnya menjabat kepengurusan inti di tingkat DPW maupun DPD, menurutnya itu kebetulan saja dalam musyawarah mufakat,.

Apalagi sumbagsih selama ini tidak terbantahkan, mulai dari kursi DPR RI, maupun DPRD Sumsel, Kabupaten/ kota hingga kepala daerah dari PAN sudah terbukti ada peningkatan selama ini.

Selain itu diterangkan Azis, Hatta memang sudah diberikan amanat ketum setelah ikut sumbangsih dalam menjadikan Zulhas kembali jadi ketum, sehingga wajar diberikan kepercayaan untuk mengurus PAN di Sumsel.

Kapolri dan Panglima TNI Saksikan Vaksinasi 2.000 Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Pakri Palembang

"Saat rakernas di Kendari dulu kita tahu ada 3 kekuatan besar meskipun ada 4 calon yang maju (Mulfachri Harahap, Dradjad Wibowo, Asman Abnur dan Zulhas).

Sedangkan kekuatan sebenarnya Amir Rais yang mendukung Mulfachri, Hatta mendukung Asman dan Zulhas.

Perjalanan berikutnya Mulfachri yang dinilai kuat, maka dibangun koalisi antara kekuatan Zulhas dan pak Hatta, sehingga bukan perjuangan pak Zulhas sendiri tapi ada pak Hatta juga yang akhirnya pak Zulhas kembali jadi Ketum.

Nah, masa tidak dihormati permintaan pak Hatta mengurusi Sumsel dan itu tidak gagagahan, mengingat tokoh PAN lainnya seperti Sutrisno Bachir juga diberikan kepercayaan mengurus di Jawa Tengah.

Jadi, wajar- wajar saja permintaan di politik itu, termasuk seperti Marzuki Ali di Demokrat yang meminta Opat untuk di Sumsel," tandasnya.

Seorang Anggota Polri Gugur Saat Buru 11 DPO Teroris MIT Poso Jaringan Santoso, Lari ke Dalam Hutan

Azis pun menerangkan, jika ada anggapan kepengurusan Palembang yang mayoritas diisi krabat dan loyalitas Hatta Rajasa, itu sudah kesepakatan utuh semua formatur terpilih, dan tetap mengakomodir sosok potensial seperti Ruspanda untuk di kepengurusan.

"Sedangkan di Muba tidak ada kami menghalang-halangi kader loyalis Zulhas seperti Rabbik, tetapi nyatanya yang menandatangani fakta integritas seperti untuk membesarkan partai kedepan melainkan formatur lainnya, mengingat syarat utama jadi ketua adalah kepala daerah, anggota DPRD, pengusaha besar atau tokoh masyarakat," tukasnya.

Dilanjutkan Azis, pihaknya (DPW) tidak memiliki kewenangan melakukan intervensi untuk kepengurusan yang ada, yang dimana pada akhirnya setrlah ada musyawarah mufakat DPP yang menetapkan dimana neken SK bersama Sekjen dan Ketum.

Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Andrias leonardo menilai, dengan semakin kuat cengkraman atau kekuasaan Iskandar di DPW PAN Sumsel yang meletakkan loyalis Hatta pada jabatan startegis partai, setelah membersihkan pesaingnya (Kms H Umar Halim), upaya memuluskan Iskandar untuk maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel mendatang.

"Jelas ini upaya Iskandar membangun kekuatan untuk arah menuju Pilgub Sumsel mendatang, dengan menguasai gerbong atau jabatan startegis di DPW maupun di DPD mengingat penunjukan itu terkadang jadi hak preogratif DPW untuk menentukan kepengurusan internal kedepan," kata Andrias.

Dijelaskan dosen Fisip Unsri ini, kepentingan Iskandar "membersihkan" orang-orang yang tidak sejalan dengan keinginannya, agar tujuannya mendapat perahu di Pilkada tidak sulit dan tidak ada saingan di PAN. Mengingat, Iskandar sudah menjabat dua periode sebagai Bupati OKI.

JOROK dan Kotor, Penampakan Tumpukan Sampah di Jalan Alternatif Pagaralam-Lahat Simpang Mbacang

"Syarat untuk maju Pilkada, termasuk Pilgub Sumsel nanti, harus ada parpol sebagai pengusung dan ia (Iskandar) sudah mulai membentuk jaringan massanya melalui mesin parpol saat ini," ucapnya.

Ditambahkan Andrias, nantinya juga Iskandar dipastikan akan memperkuat kepengurusan partai di 17 Kabupaten/ kota se Sumsel, dengan sedikit "mengintervensi" Musda PAN Kabupaten/ kota dalam menentukan kepengurusan yang ada.

"Termasuk dalam kepengurusan DPD PAN Kabupaten/ kota, pasti Iskandar berkepentingan besar, dengan meletakkan orang- orang loyalnya bersama dia, agar sosialisasi nantinya semakin mudah," tukasnya.

Sejumlah loyalis Ketua umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) di Sumsel sendiri, mengaku saat ini ada upaya menyingkirkan kader-kader PAN yang selama ini berjuang mati- matian, dan terkesan penyelenggaraan Musda PAN yang ada lebih pada politik belah bambu.

Persembunyian Ibu Muda Bocor, Tengah Malam Didatangi Mantan Suami, Korban tak Berdaya

"Sekarang kacau organisasi, ini kita selama ini sudah berjuang berdarah-darah saat pemilu dan saat pemilihan Ketum, namun disingkirkan.

Sedangkan keluarganya atau loyalisnya jadi pengurus," terang pria yang tidak mau disebutkan namanya.

Diterangkannya, jika mantan ketua umum PAN yang saat ini menjabat ketua MPP PAN Hatta Rajasa telah menghadap ketum PAN Zulhas untuk fokus membesarkan dan membina partai PAN di Sumsel.

Namun, faktanya, ia melihat jika yang dilakukan saat ini menggembosi partai sendiri, mengingat banyak kader potensial yang selama ini loyalis Zulhas disingkirkan melalui musda yang "direkayasa".

"Hancur organisasi partai PAN, kalau pak Hatta menyalahkan wewenangnya, padahal pak Hatta minta ke ketum untuk membina Sumsel agar lebih besar.

Harusnya jangan sewenang-wenanglah, sebab ia tokoh senior dan seorang bapak yang membina juniornya untuk memajukan dan membesarkan PAN kedepan.

Bukan seperti ini, membinasakan dan sasaran yang incar pembela pejuang pak Zulhas, masak pemenang jadi pecundang," tegasnya.

Baru Jadi Walikota Solo Anak Jokowi Gibran Rakabuming Bikin Para Kepala Dinas Ketar-ketir Karena Ini

Sementara, Wakil ketua umum DPP PAN Umar Halim yang dihubungi, belum mengetahui secara pasti upaya mantan Ketum PAN Hatta yang kembali membangun trahnya dengan menyingkirkan kader- kader yang tidak sejalan selama ini.

Namun ia mengingatkan, jika pak Hatta sudah mendapat amanat dari Ketum Zulhas untuk ikut membesarkan PAN di Sumsel, dan jangan ada maksud terselubung untuk menjalankan organisasi diluar kebijakan AD/ART partai.

"Saya dapat informasi dibawah, kalau Musda di Sumsel semuanya hampir bersamasalah semua.

Makanya saya minta semua pihak untuk bijaksana termasuk dari ketua MPP pak Hatta, yang telah mendapat kepercayaan Ketum selama ini," ujar Umar.

Panduan Puasa bagi Ibu Hamil agar Nutrisi Janin Tetap Terpenuhi dan Sehat Bugar di Bulan Ramadan

Ditambahkan mantan Sekretaris DPW PAN Sumsel ini, kepengurusan PAN harus merangkul semua kader yang potensial, dan bisa menghilangkan nuansa persaingan yang ada sebelumnya, dengan tujuan utama PAN di Sumsel semakin solid dan besar kedepan.

"Padahal banyak orang potensial di PAN, namun disingkirkan khususnya yang selama ini dekat dengan Zulhas.

Harusnya sebagai tokoh senior, bisa beri contoh terbaik, untuk mengayomi kader junior yang ada, jangan ada politik belah bambu dan kepentingan pribadi," tukasnya.

Terpisah wakil ketua DPW PAN Sumsel Abdul Azis Kamis membantah jika ada upaya pembersihan loyalis Zulhas di kepengurusan PAN yang ada di Sumsel.

"Itu tidak benar, kita tetap memgakomodir kader yang ada, dan semua tetap sesuai mekanisme yang ada," pungkasnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved