Cerita Serial Bunga Sedap Malam (3) : Pintu Utama

Lindungi saya dari belakang .." Kata Rahman, dari lantai teratas gedung perkantoran lantai 25. Rahman menyelinap ke balik dinding gedung, lalu .......

Editor: aminuddin
Ilustrasi/handout/ist
Ilustrasi tangan diborgol 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - HA HA HA HA ...

Plak .. Pak .. Plak .. Pak ..

"Tersanjung  aku Siao Lung," kata Marcel.

Mengajak bersulang koleganya.

Taici cs yang berada di dekat Sang Bos ikut juga bersulang, bukan cuma Marcel, tapi sesama mereka.

Ha ha ha ha ...

Taici cs ketawa lebar ...

Ssssst ...

Diam kembali setelah ditegur Bos Siao Lung.

"Biarkan saja Lung.

Biarkan mereka menikmati kemenangan ini."

Marcel ketawa lebar.

Dua hari berselang ...

"Gimana Man?"

"Saya ke depan.

Lindungi saya dari belakang .." Kata Rahman, dari lantai teratas gedung perkantoran lantai 25.

Rahman menyelinap ke balik dinding gedung, lalu mendekat ke pintu.

Baru lima langkah, dia berbalik ke kanan, karena pintu dibuka.

Yang muncul kemudian Taici, Tai sek, Tainen dan Tauco.

Mereka tampak senang karena baru mendapat bonus dari Bos Siao Lung.

"Letnan.

Taici cs di sebelah saya," bisik Rahman pada Letnan Sayuti. Rahim, pengganti Santi, hendak menyusul Rahman.

Dia dan Letnan Sayuti berada di lantai atas gedung kembar.

Hanya dipisahkan satu gedung pencakar langit.

"Siaga Man.

Kami mendekat," kata Letnan Sayuti.

Mengendap-endap, Letnan Sayuti dan Rahim bergerak dari kiri.

Tanpa suara, mereka melompat ke gedung tempat dimana Rahman bersembunyi sekarang.

Klonteeeng ...

"Ci .. Suara apa itu?" Tanya Tauco.

Suara itu bersumber dari gudang.

Tauco mendekat.

Sedangkan tiga rekannya sibuk menghitung sejumlah uang hasil pembagian bonus.

Lumayan besar bonus yang didapat kali ini.

Bos Siao Lung menang.

Lagi untung besar.

Praaak ...

Cekraaak ...

Auuugh ...

Rintihan Tauco mengagetkan Tainen, Taisek dan Taici.

Semula duduk, bergegas berdiri dan mencari asal suara itu.

"Jangan bergerak!" Letnan Sayuti dan Rahim mengarahkan pistolnya ke kepala Taici cs.

Sementara Tauco tak sadarkan diri terkena pukulan keras di kepala dan dada.

Rahman mengeluarkan borgolnya.

"Jangan macam-macam!" Bentak Rahim.

Melihat Tauco hendak kabur lewat pintu utama.

Cerita Serial Bunga Sedap Malam (3)

Pintu Utama

Oleh WAK AMIN

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved