Wong Kito
DOKTER Wanita Ini Sering Dipukul dan Dimarahi Pasiennya, Tapi Tetap Enjoy dan Nyaman, Ini Sosoknya!
Selama empat tahun terakhir menjadi dokter spesialis di RSJ Erba membuatnya merasa nyaman dan enjoy dalam menghadapi tantangan bertemu pasien
Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
“Saat menangani pasien, kami tidak boleh menjanjikan pasien akan sembuh, tapi jika pun pulih minimal pasien tersebut bisa mengurus diri sendiri dan berfungsi meskipun tidak bisa kembali normal,” ujarnya.
Dalam beberapa kasus ODGJ juga, dr Mulya sering menemui pasien ODGJ yang setelah menjalani perawatan dapat kembali bekerja seperti biasa, walaupun masih minum obat secara rutin.
Wanita kelahiran Palembang 15 Juli 1981 juga mengatakan, dalam menangani pasien ODGJ, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan persuasi dengan menenangkan pasien dan mendengarkan apa yang dikatakan pasien.
Namun dokter tidak boleh menertawakan, terpancing emosi atau tidak boleh membenarkan atas apa yang dikatakan pasien.
Setelah itu, dokter boleh menawarkan kepada pasien untuk meminum obat atau melakukan suntikan.
“Kami tidak boleh baperan, sadar saja kalau mereka seperti itu karena memang bagian dari gejala ODGJ tersebut,” ujarnya.
Selain itu, ada dua kategori orang yang mengalami persoalan kondisi kejiwaan, orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) yaitu orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, perkembangan atau kulatias hidup, dan berisiko mengalami gangguan jiwa.
Juga sebutan ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia.
“Saat melakukan pemeriksaan, dokter harus mengetahui perbedaan dari keduanya. Biasanya ODMK bisa melakukan konsultasi awal ke psikolog atau psikater, yang mana membuat nyaman terlebih dahulu,” ujarnya.
Namun sayangnya, saat ini stigma masyarakat masih sangat melekat menganggap ODMK dan ODGJ adalah orang-orang yang harus dijauhi dan mendapatkan respon dari lingkungan yang kurang tepat atau diobati dengan cara yang tidak ilmiah, akan tetapi saat kondisi dengan gejala berat, pasien baru dibawa ke rumah sakit.
Dia meminta kepada masyarakat agar tidak memberikan stigma negatif kepada ODMK dan ODGJ, justru memberikan respon yang baik untuk pemulihan orang tersebut.
“Tidak semua ODGJ itu dari faktor genetik, bisa dari faktor diri sendiri, karena lingkungan, atau permasalahan lain yang multikausal penyebabnya sehingga harus mendapatkan respon yang tepat dan dikonsultasikan jika adanya perubahan perilaku,” ujarnya.