Demi Merata Menjangkau KPM, Dinsos Prabumulih Targetkan Tambahan 16 e-Warong Baru
Dinas Sosial (Dinsos) yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan pembinaan, berencana memperluas program ini menjadi 30 e-warong.
Penulis: Husin | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, M Husin
SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Kota Prabumulih sejak 2017 hingga kini, baru memiliki 14 warung elektronik gotong royong (e-Warong) yang menjadi program bantuan sosial Kementerian sosial sebagai sinergi dari Program Keluarga Harapan (PKH) dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Dinas Sosial (Dinsos) yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan pembinaan, berencana memperluas program ini menjadi 30 e-warong atau bertambah 16 unit usaha baru sehingga lebih merata dan terjangkau oleh Kelompok Penerima Manfaat (KPM).
Hal itu dikatakan Kabid Penanganan Pakir Miskin Dinsos Prabumulih, Maksonah SKM MKM, Jumat (19/2/2021).
• Wabup OKU Terpilih di Sumsel Masih dalam Tahanan, Ini Komentar KPU dan Golkar
Menurutnya, sejak tujuh bulan diberikan tugas sebagai Kabid Penanganan Pakir Miskin oleh Walikota Prabumulih H Ridho Yahya dan Kepala Dinas Sosial, dirinya langsung melakukan pendataan, termasuk program e-Warong.
"Sesuai instruksi Kementerian sosial, dalam pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT masih ada beberapa masalah, sehingga Dinas Sosial diminta melakukan pembenahan, diantaranya e-Warong," katanya.
Di Prabumulih jumlah KPM terdata sekitar 7.500 Kepala Keluarga (KK) yang diberi Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai uang elektronik, mirip dengan kartu ATM, dengan nilai Rp 200.000/bulan.
Pemegang KKS bisa balanja di e-Warong yang ditunjuk pemerintah.
Usai membeli sembako terdiri Beras 10 Kg, Ikan Patin 1 Kg, telur 1/2 Kg dan tempe 3 bungkus dan 1 bungkus tahu (isi 20-40 buah), pemegang KKS cukup menggesek KKS di EDC yang ada di e-Warong.
• Lumpang Batu Tersembunyi di Kebun Kopi Desa Bandar Aji, Benda Purbakala Berumur Ribuan Tahun
Namun dari analisa lapangan, ternyata 14 unit e-Warong, tidak maksimal melayani 7.500 KK, sehngga ada rencana penambahan 16 e-Warong lagi sehingga total menjadi 30 e-Warong.
Dengan jumlah tersebut, setidaknya membantu masyarakat kurang mampu untuk belanja ke e-Warung lebih dekat.
"Sebelumnya, ada tempat tinggal masyarakat yang jauh menuju e-Warong. Makanya diperlukan penambahan untuk mendekatkan jarak jangkau.
Di Kota Prabumulih terdapat 25 kelurahan dan 12 desa total 37 wilayah. Saat ini, baru ada 14 e-Warong, artinya jauh dari kurang.
Dengan 30 e-Warong, setidaknya hampir merata tersebar di semua wilayah di Kota Prabumulih," kata Maksonah.
Mendukung program Walikota Pramubulih dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyartakat, ungkap Maksonah, Dinas Sosial sudah memikirkan jauh kedepan, terkait pengembangan e-Warong Mandiri, karena bukan tidak mungkin program ini berakhir.
• Komentar Warga di Lokasi Tempat Diculiknya Bocah Empat Tahun, Rumah Korban Kini Ramai
"Bapak Kepala Dinas Sosial tidak mau program Bantuan Sosial ini selesai, maka e-Warong bubar," katanya.
Untuk itu, pengelola e-Warong dibina menjadi enterpreneur yang mampu mandiri.
Bimbingan diberikan mulai dari membuat laporan keuangan yang tadinya kurang baik dibereskan menjadi lebih baik, begitu juga dibuat MoU antara pemasok Sembako dengan pengelola e-Warong secara langsung tanpa perantara sehingga harga yang didapatkan e-Warong lebih murah, dan isi yang harus ada di e-Warong harus tercukupi cakupan karbohidrat, protein, sayur dan buah baik lokal maupun impor.
"Jadi keberadaan e-Warong sangat strategis, khususnya membantu pemerintah mengatasi program stunting," ujar Maksonah.
Disinggung mengenai tudingan ada ASN Dinsos bermain di proyek e-Warong, Maksonah hanya mengatakan,
"Itu penilaian sepihak, silakan cek dan tanya langsung pengelola e-Warong.
Jika selama ini mereka tidak bisa belanja sendiri karena pakai perantara dengan harga yang tinggi, kini sejak satu bulan terakhir ini pengeloa e-Warung bisa belanja sendiri dan menjalin kerjasama secara langsung dengan pemasok sehingga harga lebih murah karena tanpa perantara. Dan itu, kami fasilitasi." katanya.
• Tips Mengatasi Masuk Angin Tanpa Kerokan dan Obat, Caranya Gampang dan Terhindar dari Risiko
Dengan pola seperti ini, masyarakat sebagai pengelola e-Warong mampu mandiri dan mengelola usaha secara profesional dan tertib administrasi.
"Diharapkan, mereka menjadi pelaku-pelaku usaha baru yang tumbuh dari desa dan kelurahan Program ini sudah kami smapaikan ke Walikota dan direspon dengan baik," kata Maksonah