Virus Corona di Sumsel
Pengakuan dr Ferry Yusrizal SpOG, 30 Menit Pasca Divaksin, Sebelumnya Tensi Darah Sempat Naik 140/90
Vaksinasi bagi tenaga kesehatan lanjut usia di atas 60-65 tahun di RSUP Mohammad Hoesin (RSMH) dimulai sejak kemarin, Senin (8/2/2021).
Penulis: maya citra rosa | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Vaksinasi bagi tenaga kesehatan lanjut usia di atas 60-65 tahun di RSUP Mohammad Hoesin (RSMH) dimulai sejak kemarin, Senin (8/2/2021).
Vaksinasi ini dilakukan dengan skrining ketat dengan memastikan tidak adanya komorbid bagi peserta vaksin.
Meskipun begitu, ada saja nakes lansia yang merasa khawatir akan efek samping terhadap vaksin yang akan disuntik.
Menurut Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSMH, Dr Zubaedah SpP MARS, manusiawi jika ada nakes yang merasa khawatir akan efektivitas vaksin.
Namun karena ini adalah usaha agar memutus mata rantai Covid-19, tentunya tetap harus dihadapi.
"Ada saja nakes yang terkadang terlalu khawatir, apalagi kalau dia ada komorbid," ujarnya Selasa (9/2/2021).
Pihaknya memastikan skrining ketat pada lansia, dengan menyiapkan tim khusus untuk melakukan skrining dan dokter konsulen yang akan melihat bagaimana kondisi orang yang memiliki komorbid.
"Orang yang masuk dalam daftar vaksinasi, membawa surat atau bukti adanya komorbid, kemudian akan dicek kembali pada skrining, apakah stabil atau tidak," ujarnya.
Sehingga dia meminta kepada nakes lansia untuk tidak perlu khawatir jika masuk dalam daftar vaksinasi.
Di RSMH ada 31 orang nakes yang sudah lansia. Namun hanya ada 25 orang dokter yang dapat dilakukan vaksinasi.
"Sudah dilakukan vaksin ada 16 nakes Lansia, selanjutnya ada 9 orang lagi yang akan melakukan vaksinasi," ujarnya.
Ahli Mikrobiologi Sumsel sekaligus Direktur RS Pusri, Prof Dr dr Yuwono M Biomed mengatakan nakes lansia tidak perlu khawatir saat divaksinasi.
Hal ini karena selama tidak adanya komorbid atau penyakit penyerta, vaksinasi tidak menjadi masalah.
Namun dia tetap meminta dalam skrining dan pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati dan lebih teliti.
"Selama tidak ada komorbid, no problem. Tapi tetap hati-hati dan lebih teliti dalam skrining," ujarnya.
• Video Sebanyak 25 Orang Nakes Lansia di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Mulai Divaksinasi
• Bukan 9 Tapi 3 Nakes Positif Covid-19 Pasca Divaksinasi, Gejala Muncul Beberapa Hari Usai Disuntik
Dokter spesialis kandungan RSMH Palembang, dr Ferry Yusrizal, spOG mendapatkan jadwal vaksin hari ini, Selasa (9/2/2021) tidak merasakan efek samping hingga 30 menit setelah divaksin.
"Alhamdulillah tidak ada efek samping sampai saat ini, sudah 30 menit di sini," ujarnya.
Dokter yang sudah berusia 60 tahun ini melewati skrining vaksin dengan baik karena tidak ada catatan komorbid baik sebelum maupun setelah pemeriksaan.
Walaupun sempat tensi darah naik 140/90, namun setelah istirahat sejenak tensi kembali normal.
Menurutnya, untuk menghindari hoax lebih baik masyarakat mencari informasi yang benar tentang vaksinasi dan melihat secara objektif.
"Vaksinasi ini adalah bentuk usaha atau ikhtiar kita," ujarnya.
Izin BPOM
Izin penggunaan vaksin Sinovac produksi China yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mulai hari ini (Senin, 08/02/2021) menjadi kabar bagi tenaga kesehatan, khususnya dokter, berusia di atas 60 tahun.
BPOM mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin coronaVac untuk kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun.
Persetujuan ini untuk penggunaan vaksin buatan Sinovac Biotech Ltd itu, karena kondisi emergency pandemi virus Corona atau Covid-19 di Tanah Air.
Dalam surat yang ditujukan kepada PT Bio Farma itu, BPOM menyetujui penambahan indikasi penggunaan vaksin Sinovac untuk masyarakat berusia di atas usia 60 tahun.
Kedua, penambahan alternatif interval penyuntikan dewasa 0 (nol) dan 28 hari, terutama untuk usia 18-59 tahun.
• BPOM Izinkan Vaksin untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Ini Syaratnya
• Kabar Baik: Menkes Izinkan Vaksin untuk Lanjut Usia Mulai Senin, Sinovac Sudah Diuji Coba di Brasil
Penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) atau persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat untuk vaksin Covid-19 itu dilakukan setelah meninjau uji klinik fase-III di Brasil dan uji klinik fase I-II di China.
Menurut Kepala BPOM, Penny K Lukito, hasil uji klinis di dua negara itu menunjukkan bahwa vaksin Sinovac dinilai aman untuk lanjut usia.
"Uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak 400 orang (lansia) menunjukkan vaksin coronaVac yang diberikan dengan 2 dosis vaksin dengan jarak antardosis 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik," kata Penny seperti dikutip Tribunnews, Senin (08/02/2021).
"Peningkatan kadar antibodi yang baik dengan seroconversion setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96 persen.
Jadi setelah 28 hari pemberian dosis kedua, itter antibodi masih tinggi di 97,96 persen subjek yang mengikuti uji klinik," katanya.
Dari sisi keamanan, menurut Penny, dapat ditoleransi dengan baik. Kemudian, tidak adanya efek samping sistem dan serius, sampai derajat ketiga, yang dilaporkan disebabkan karena pemberian vaksin.
• Vaksin, Kepercayaan Publik Dan Pemulihan Ekonomi
BPOM juga menggunakan data interim uji klinis III di Brasil. Hasilnya pun tergolong baik.
"Uji klinik fase III di Brasil dengan melibatkan subjek lansia 600 orang telah diperoleh bahwa pemberian vaksin ini pada kelompok usia 60 tahun adalah vaksin aman.
Dan tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan," kata Penny.
Selain hasil uji klinis, alasan BPOM menerbitkan izin darurat untuk pasien kelompok karena menyumbang angka kematian tinggi.
"Angka kematian akibat Covid-19 menunjukkan data statistik bahwa kelompok usia lanjut menduduki porsi yang cukup tinggi, relatif lebih tinggi, yaitu sekitar 47,3 persen berdasarkan data terakhir," ujar Penny.
Penetapan pemberian vaksin yang tersedia pada kelompok lansia, dimasukkan dalam daftar prioritas.
"BPOM selama ini terus memonitor, memastikan segera mendapat data hasil uji klinik pada lansia yang pada fase ketiga dilaksanakan di Brasil, dan fase 1 dan 2 yang sudah dilakukan di China untuk mendapat data terakhir yang lebih lengkap," katanya.
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, izin ini membantu pemerintah untuk menekan tingkat kematian corona kelompok lansia.
Saat ini hampir 50 persen kematian corona terjadi di pasien lansia.
"Jadi mereka yang terekspos terhadap vaksinnya sering dan orang-orang yang berisiko fatalnya tinggi.
"Jadi dari orang Indonesia yang terkena Covid-19 sekarang ada 1 jutaan lebih itu, hanya 10 persen yang lansia.
Tapi, dari populasi yang meninggal [akibat corona], 50 persennya lansia.
Itu menunjukkan bahwa lansia ini risikonya lebih tinggi dibanding kita yang usianya masih di bawah," ujar Budi.
Budi mengatakan, dengan keluarnya izin darurat dari BPOM ini, maka Pemerintah segera melakukan vaksinasi terhadap para lansia.
"Sehingga dengan itu, Kemenkes bisa segera lakukan vaksinasi bagi orang-orang yang usianya di atas 60 tahun," tutur Budi.
Untuk mempercepat vaksinasi bagi lansia, Budi memerintahkan jajaran Kemenkes menerapkan vaksinasi lansia per Senin (8/2) hari ini.
Tenaga kesehatan sebagai kelompok pertama yang divaksinasi akan mulai menyasar 11.600 nakes lansia. ”Kita akan mulai insyaallah besok jam 9 pagi penyuntikan bagi orang- berusia di atas 60 tahun,” ujarnya.
"Kita sudah komunikasikan dengan teman-teman jajaran Kemenkes di lapangan agar mulai besok, Senin, jam 09.00 vaksinasi untuk orang di atas 60 tahun bisa kita mulai.
Dengan prioritas pertama, nakes di atas usia itu. Jadi mereka yang terekspos terhadap dan orang-orang yang berisiko fatalnya tinggi.
Saya juga diinformasi, nakes yang di atas 60 tahun ada 11.600-an mereka belum bisa disuntik karena emergency use authorization BPOM yang pertama kali range usianya 11-59 tahun," tutur Budi Sadikin.****
Penulis: tribun network/fik/dod
Sebagian artikel ini bersumber dari: bpom-izinkan-vaksin-untuk-usia-60-tahun-ke-atas-ini-syaratnya