Lagi Marak Kasus Pembunuhan Dibumbui Masalah Sepele, Pengamat Hukum di Palembang: Faktor Kebutuhan
Sejumlah peristiwa tragis yang berakhir dengan kematian telah terjadi di Palembang dalam waktu beberapa hari ini.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejumlah peristiwa tragis yang berakhir dengan kematian telah terjadi di Palembang dalam waktu beberapa hari ini.
Sekitar dua pekan silam, seorang wanita muda tewas pasca dibunuh oleh teman pria yang baru dikenal di kamar salah satu hotel di Palembang.
Adapun persoalannya, yakni korban dianggap sudah mengingkari kesepatakan.
Lalu, ada seorang pria yang nekat menghabisi nyawa tetangganya lantaran merasa selalu diintai oleh korban.
Belum usai, kembali terjadi kasus pembunuhan dimana seorang tukang nekat menghabisi nyawa tuan rumah yang biasa membayarnya untuk memperbaiki rumah.
Baca juga: Perbaikan Polisi Lalu Lintas, Komjen Listyo Calon Kapolri : Turun Atur Macet tak Perlu Penilangan
Tiga kejadian itu terjadi di bulan ini.
Menanggapi maraknya kasus pembunuhan yang diawali dengan masalah yang bisa dikatakan tidak seberapa berat tersebut, seorang pengamat hukumbernama Dr Azwar Agus SH menilai sudah ada niat dari para pelakunya.
Menurut pria dari Universitas Taman Siswa (Tamsis) Palembang ini, kejahatan terjadi banyak faktor.
Dimana bila ada niat yang diiringi tindakan.
Dalam kasus tukang bangunan, tergambar niat dari pelaku untuk menghabisi korban lantaran tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya.
"Hal-hal seperti, akan sering terjadi manakala kebutuhan sosial tidak terpenuhi, seperti biaya hidup yang meningkat, sulitnya mencari pekerjaan dan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, mendorong meningkatnya emosional yang sering tidak terkendali," kata Agus, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Beredar Foto Jadul Jenderal Andika Bersama Mertua, Sama-sama Baret Merah, Rendah Hati dan Bersahaja
Ditambahkan Rektor Unitas Palembang ini, keimanan dan pemahaman tentag agama yang kurang, semakin memicu terjadinya kejahatan.
"Sungguh ironis sebenarnya nyawa manusia menjadi tidak berharga, hanya gara-gara uang yang sedikit.
Tapi itulah kenyataan yang dihadapi saat ini, khususnya masyarakat menengah ke bawah, yang saat ini mudah tersulut emosi dan marah sehingga melupakan akal sehat," tukasnya.
Sebelumnya dikabarkan, diduga tidak senang ditagih hutang, membuat seorang tukang bangunan bernama Joko gelap mata hingga nekat menghabisi Ibrahim (65).
