Berita Muba
Warga Mengeluh Terjadi Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg dan 12 Kg, Disperindag Muba Surati Pertamina
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Muba mengirimkan surat untuk segera ke sales area Pertamina untuk mempercepat pengiriman gas.
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Fajeri R
SRIPOKU.COM, SEKAYU - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) karena keterlambatan pengisian, membuat sejumlah konsumen mengeluh.
Oleh karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Muba mengirimkan surat untuk segera ke sales area Pertamina untuk mempercepat pengiriman gas.
“Ya, sudah sejak beberapa pekan terakhir kelangkaan gas di Kabupaten Muba, masyarakat mengeluh karena susah mendapatkan gas 3 KG maupun yang 12 KG,” kata Kepala Disperindag Muba Azizah, melalui Kabid Bapokting A Fangani Syafri ST MT, Rabu (6/1/21).
Lanjutnya, diketahui kelangkaan gas elpiji terjadi karena keterlambatan dari pengisian gas Pertamina di stasiun pengisian Lubuk Lancang.
Akibat karena keterlambatan tersebut sehingga pasokan gas ke sejumlah agen menjadi terlambat.
Baca juga: ASN Dilarang Gunakan Tabung Gas 3 Kg, Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Curang, Gas Melon di Muba Langka
Baca juga: Harga Gas Melon tak Boleh Naik
Baca juga: Komentar Agen Gas di Palembang, Pasca Ada Informasi Kenaikan Harga Gas Melon Rp 35 Ribu
“Kita sudah mengirimkan surat terkait kelangkaan gas elpiji di Muba, surat tersebut tertuju langsung kepada sales area tersebut. Kita meminta sales area manager retail Sumsel Babel untuk segera mengirimkan kuota gas elpiji di Kabupaten Muba,”ungkapnya.
Hal tersebut dilakukan agar harga gas elpiji stabil, misalkan langkah oknum-oknim tertentu tidak menjual dengan harga tinggi.
“Kalau langka seperti ini takutnya dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab untuk menaikan harga gas. Sehingga bisa-bisa harga gas tidak stabil nantinya,”tutupnya.
Sementara itu, Hermida masyarakat Sekayu mengakui memang jika seminggu terakhir gas 3 Kilogram susah ditemukan.
Jikapun ada harganya selisih cukup jauh dari harga agen.
“Memang susah cari gas, tempat biasa beli juga kosong. Jadi terpaksa membeli selisih beda harga dari pada dapur berasap,”ujarnya.