Breaking News

Warga Desa Bintaran Bongkar Sarang Kobra, Ular Jadi Lebih Ganas Serang Manusia

Anak ular tersebut berjumlah 21 ekor dan telor ularnya ada 12 butir, dan tiga ekor diduga induknya.

Editor: Soegeng Haryadi
media-reptil.com
Ilustrasi 

Rondi mengharap kepada pihak yang terkait supaya bisa membantu warganya untuk memfasilitasi vaksin atau antiseptik untuk bisa ular atau binatang buas lainnya.

Selama ini warga yang menjadi korban keganasan cobra dan binatang lainnya selamat karena jasa dari pawang bisa ular.

Peristiwa terbaru adalah seorang petani Ar (25) warga Desa Bintaran, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin, Sumsel tewas setelah dipatuk ular kobra awal tahun 2021. Saat kejadian, Ar dari kebun dan hendak pulang ke rumah.

Baca juga: Puluhan Ekor Kobra Teror Warga Desa Bintaran Banyuasin, Tahun Lalu Ada yang Meninggal Usai Dipatuk

Namun saat berdiri di depan pintu, ia dipatuk ular kobra yang tak sengaja ia injak. Karena tak merasakan apa-apa, Ar sempat mengusir ular tersebut. Tapi tak lama kemudian, Ar tak sadarkan diri karena racun ular menyebar ke tubuhnya.

Menurut Kepala Desa Bintaran Rondi, korban sempat dibawa ke pawang ular. Namun di perjalanan ia meninggal dunia.

"Sempat dibawa ke pawang ular, tapi di tengah jalan meninggal karena bisanya cepat menyebar ke seluruh badan," kata Rondi, Rabu (6/1).

Korban kedua adalah Boimin (50) yang dipatuk ular saat berada di dalam rumah. Namun nyawa Boimin berhasil diselamatkan setelah ia dibawa ke pawang ular di desa tersebut untuk diobati.

Rondi mengatakan, teror yang sama pernah terjadi di awal tahun 2020. Namun pertengahan tahun, teror kobra kembali mereda sehingga warga kembali beraktivitas seperti biasa.

Baca juga: Video Warga Desa Bintaran Banyuasin Temukan Sarang Ular Cobra di Kawasan Tanggul Sawah

Namun lanjutnya, sejak sepekan terakhir warga kembali menjumpai banyak ular kobra yang masuk rumah. Warga resah karena takut kejadian warga dipatuk ular kembali terjadi di desanya.

"Sudah banyak yang dipatuk karena ular ini masuk sampai ke rumah-rumah sekarang warga menjadi resah," jelas Rondi.

Agar tak terulang, warga kemudian memutuskan untuk bergotong-royong di sekitar pemukiman.

Saat menemukan ratusan ular kobra dan telur yang siap menetas mereka memilih memusnahkan ular tersebut karena dianggap membahayakan bagi warga.

"Dahulu tidak seganas ini, memang sering ketemu tapi tidak banyak. Tapi sekarang ularnya sampai masuk ke rumah dan menyerang, penyebabnya apa kami juga tidak tahu,"ujar Rondi.

Rondi mengatakan, saat ini warga takut keluar rumah dan berkebun karena teror ular tersebut. Apalagi saat ini musim hujan.

"Kalau yang dipatuk itu sudah banyak, tiap hari ular ini masuk rumah," jelas Rondi.

"Karena kondisi hujan, sekarang sawah banyak terbenam di sana, masih banyak ular, jadi warga takut untuk keluar," katanya. (mbd/kc)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved