Virus Corona di Sumsel
Tak Hanya Sekolah Tatap Muka, Iche Ahli Epidemiologi Sumsel Sarankan Jangan Dulu Kuliah Tatap Muka
"Kasus belum terkendali sehingga belum siap untuk tatap muka. Tatap muka jangan dipaksakan," kata Iche, Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sistem perkuliahan selama pandemi Covid-19 harus dilakukan dengan sistem daring. Hal ini ditujukan agar menekan angka penularan Covid-19.
Ahli Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriany Liberty, mengatakan masih tingginya penambahan kasus Covid-19 di Sumsel saat ini perkuliahan dengan sistem daring masih menjadi pilihan tepat
Untuk diketahui, kasus Covid-19 di Sumsel saat ini sudah menembus angka 11.624 kasus.
Baca juga: Rapid Test Antigen Diwajibkan Saat Melintas di Muaraenim, Sambut Libur Natal dan Tahun Baru 2021
"Kasus belum terkendali sehingga belum siap untuk tatap muka. Tatap muka jangan dipaksakan," kata Iche dalam Dialog Virtual bertema Kuliah Aman dan Nyaman di masa Pandemi Covid-19, Selasa (29/12/2020).
Iche mengakui, memang ada pembelajaran atau perkuliahan yang tidak bisa dilakukan daring.
Namun hal tersebut tidak lantas menjadi pembenaran dengan memaksakan penyelenggaraan perkuliahan tatap muka.
Menurut dia, jika ingin membuka kelas tatap muka, pihak terkait seperti universitas dan dinas kesehatan harus melakukan pemetaan daerah.
Selain itu, wajib pula dipastikan tidak ada penambahan kasus selama rentang waktu dua pekan.
"Kurva Covid-19 tidak melandai malah meroket. Menyongsong pembelajaran tatap muka termasuk di Palembang dan Sumsel
dari sisi epidemiologi ada pertimbangan jika melaksanakan pembelajaran tatap muka yaitu tingkat risiko penyebaran Covid-19," terang Iche.
Tak hanya kuliah tatap muka, sekolah tatap muka juga disarankan Iche jangan dulu digelar.
Iche menilai penundaan pelaksanaan pembelajaran tatap muka sekolah di Sumsel yang dibuat Dinas Pendidikan Sumsel merupakan keputusan yang tepat karena saat ini penambahan kasus positif Covid-19 masih terus terjadi.
Baca juga: PKS Mulai Ancang-ancang Majukan Kader di Pilkada Palembang, Supaya Masyarakat Sudah Kenal
"Memang ini sebenarnya dari tim Epidemiologi dan kesehatan masyarakat, IDI, IDAI juga memiliki pandangan yang sama menurut kami masih sangat berisiko.
Parameter pandemi belum terkendali belum saatnya tatap muka.
Berdasarkan data, pada 22 Desember saja kasus Covid-19 di Sumsel menembus angka 11.007 kasus.
Di sisi lain, positivity rate di Sumsel belum mencapai 5 persen atau per 28 Desember masih di angka 25,93 persen.
"Positivity rate masih sangat tinggi. Target di bawah 5 persen. Kalau 1.000 kasus selama 12 hari atau pada 10-22 Desember atau sebelumnya 22 November hingga 9 Desember terjadi percepatan peningkatan kasus," terang Iche.
Baca juga: Pemerintah Larang WNA Masuk Indonesia 1-14 Januari 2021 Ternyata Ini Alasanya
Menurut dia, rencana pembukaan sekolah di kabupaten dan kota di Sumsel selain mempertimbangkan tingkat risiko juga melihat kondisi geografis daerah yang memiliki kendala sumber belajar.
"Kalau memang tidak ada kasus aktif tidak terjadi selama dua Minggu, dengan pengawasan ketat dan pertimbangan yang matang silakan koordinasi dengan satgas dan dinas kesehatan," ujar dia.
Iche menegaskan, untuk tiga kota di Sumsel yang kasus aktifnya cenderung mengalami peningkatan seperti Palembang, Lubuklinggau dan Prabumulih harus mempertahankan sistem pembelajaran daring.
"Kalau memang mau buka sekolah, monggo, tetapi harus dengan mekanisme yang diatur sedemikian rupa untuk melindungi siswa kita." tegasnya.
Pemerhati Kebijakan Publik dan Administrasi Pemerintahan Universitas Sriwijaya, Abdul Najib, mengatakan memasuki tahun ajaran 2020-2021 institusi pendidikan dapat menerapkan sistem pembelajaran hybrid learning
"Bisa digabung antara sistem belajar online dan offline," ujar Abdul.
Berdasarkan pengalamannya mengampu perkuliahan, Abdul menggunakan sistem online pada perkuliahan satu semester lalu.
Ditambahkan Abdul, perguruan tinggi berkomitmen pembelajaran daring dikembangkan sebagai pola perkuliahan modern.
"Satu semester full dan hasilnya cukup bagus. Bahkan, dari evaluasi salah satu perguruan tinggi sekitar 50 persen setuju sistem online diteruskan," kata Abdul.
Baginya selama mengikuti pembelajaran daring, mahasiswa mendapatkan nilai positif dengan tumbuhnya budaya akademisi.
Baca juga: Diduga Korban Kecelakaan, Ini Ciri-ciri Mr X di Jalan Gubernur H Bastari Palembang
Mulanya kegiatan diskusi dalam keluarga, antara anak dan orang tua serta anggota keluarga tidak dapat terjadi. Namun, dengan adanya sistem kuliah online kebiasaan berdiskusi bukan lagi hal yang baru.
"Dari sisi manajemen waktu akan sangat baik. Mahasiswa yang memanfaatkan waktu dengan akan bisa mencapai hasil yang positif," ujarnya lagi.
Meski demikian, Abdul juga mengakui sistem kuliah online juga menuai banyak kendala terutama untuk mahasiswa yang tinggal di daerah dengan infrastuktur yang kurang memadai.
Tak hanya itu, banyak mahasiswa yang harus putus kuliah saat masa pandemi karena mengalami kendala biaya.
"Tahun 2021 daring bisa dilanjutkan. Kekurangan harus diperbaiki. Bantuan biaya kuliah pun tetap ada dan bertambah dari berbagai kalangan termasuk gubernur, " jelas dia.
Baca juga: Ditengah Pandemi Covid-19, Masyarakat Majasari Prabumulih Ciptakan Sabun Herbal dari Minyak Jelantah
Menurut Abdul, dalam menangani pandemi yang juga berdampak pada sistem perkuliahan pemerintah harus memiliki
sense of crisis.
"Sense of crisis rendah dari pemerintah, tidak ada keteladanan sehingga masyarakat juga ikut tidak peduli. Di Indonesia di Sumsel Satgas Covid-19 yang ngotot tapi pejabat daerah, dunia usaha rendah, tidak bisa menjadi contoh. Tempat isolasi ditutup kasus meningkat baru sibuk mau buka lagi
Sementara itu, Kepala prodi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah, Ahmad Soleh Sakni, mengatakan, di masa dengan ketidakpastian akibat virus korona kalangan mahasiswa arus optimis dengan pembelajaran masa kini.
"Kita harus bisa menyesuaikan keadaan. Ikhlas berdampingan dengan Covid-19. Berusaha dan berserah diri." ujar Ahmad.
